Eps. 25

1.4K 120 2
                                    

"Lo kalau mau nangis jangan ditahan. Keluarin aja. Gue bisa kok pura-pura nggak lihat."

Sekarang lagi istirahat kedua. Dan mereka lagi di rooftop. Lagi. Berdua. Karena rooftop emang jarang didatangin sama warga sekolah. Nggak tahu kenapa. Padahal seru.

Arazka tadinya cuma sendirian. Tapi selanjutnya Keeno datang dan ngomong kayak tadi sambil duduk di sampingnya. Arazka kali ini lagi nggak sambil ngemut cokicoki. Entah sudah habis atau emang lagi diet.

Dia ngelamun. Tapi masih bisa dengar apa yang dikatakan Keeno.

Seakan tubuhnya emang lagi di situ. Tapi jiwanya melayang pergi kearah pikirannya yang sedang mengenang tentang apa yang sudah terjadi.

Tentang masa lalunya. Sebelum semuanya kacau.

Dulu.

Dan itu telah berhenti saat dulu.

Arazka tak lagi dapat membendung air matanya. Ia menumpahkan semuanya sekarang. Meresapi rasa sakit yang mulai menjalar ke dadanya.

Sesak.

Semua sudah selesai.

"Raz." Keeno menggeser duduknya lebih dekat ke Arazka yang kini tengah menangis sambil memeluk lututnya.

"Gue bisa analisis apa yang lo rasain saat ini. Gue tahu lo pasti lagi sedih karena keingat sama keluarga lo. Gue juga tahu lo pasti butuh orang buat dengerin cerita lo. Gue juga tahu lo pasti nggak nyaman terus-terusan berpura-pura baik-baik saja di hadapan semua orang. Gue tahu lo capek. Gue tahu lo lelah," Keeno diam sejenak. Ia memutar tubuhnya mengadap Arazka. Mengangkat wajah Arazka untuk melihatnya. Wajah Arazka terlihat basah oleh air mata.

"Gue nggak akan hapus air mata lo. Karena gue tahu itu tangisan yang selama ini lo simpan. Tapi gue tahu apa yang lo butuhkan saat ini," Mereka saling tatap.

"Hug me," pinta Arazka pelan dengan suaranya yang bergetar.

Tanpa dipinta pun Keeno sudah pasti akan melakukannya.





...

At Heart (Arazka Feat Keeno) | [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang