Arazka memasang tudung hodinya ketika Keeno menghentikan motornya di halaman rumah Arazka. Arazka merasa malu sekaligus canggung untuk bertemu Keeno saat mengingat hal yang dilakukannya tadi malam. Ia yakin Keeno pasti bakal nanyain itu.
"Raz!" ujar Keeno dengan menepuk pelan pundak Arazka. "Kamu kenapa?" tanyanya.
Deg!
Tiba-tiba jantung Arazka bekerja lebih keras dari biasanya."Hey!" Keeno menjetikan tangannya ke wajah Arazka yang tiba-tiba diam.
"Eh- ah- apa?" Arazka gelagapan.
"Kamu kenapa, sih? Kok tiba-tiba bengong? Ayo berangkat, ntar telat lho." Arazka mengangguk sambil diam-diam mengembuskan napas lega karena Keeno tidak menanyakan hal yang tadi malam.
_____
Keeno mengikat rambutnya setelah dirasa sudah cukup kering. Tanpa ia sadari hampir seluruh murid di kelasnya menatapnya dengan begitu kagum. Pasalnya kini Keeno terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dengan rambutnya yang panjang--- setidaknya cukup bisa untuk diikat.
Setelah selesai, barulah ia sadar sesaat mendengar kalimat pujian dari teman-temannya padanya.
Keeno hanya tersenyum semanis mungkin untuk menanggapinya. Ia lalu berjalan keluar menuju kelasnya Arazka.
"Keen!" baru selangkah kakinya keluar dari pintu kelas, Dania teman sebangkunya memanggil.
Keeno berbalik menghadap Dania yang berjalan ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Keeno.
"Lo kayak yang nggak punya teman aja, sih, keen. Pagi nggak ada. Istirahat langsung pergi. Sekali-sekali bareng kita, lah." ujar Dania.
"Iya, Keen. Kita juga mau temenan sama lo. Tapi nggak sempat mulu karena lo selalu ilang pas kami ada kesempatan." Tarra menimpali. Tarra itu yang duduk depan Keeno.
Arin teman sebangku Tarra menarik Keeno kembali ke kelas. Padahal jam istirahat sisa 10 menit lagi.
Keeno akhirnya memilih untuk berkumpul dengan teman sekelasnya. Dipikir-pikir benar juga. Sudah tiga bulan Keeno sekolah di sini, tapi dia nggak pernah ngasih kesempatan buat teman sekelasnya untuk mengenalnya. Padahal mereka sering menyapa Keeno.
_____
Jam istirahat kedua.
"Keen, lo kok bisa dekat banget sih sama yang kalau jalan suka merem itu?" tanya Tarra sesaat guru pengajar di depan keluar. Keeno sudah mulai mengakrabkan diri dengan teman sekelasnya.
"Arazka?" tanya keeno memastikan.
"Oh namanya Arazka. Bagus ya namanya." puji Dania.
"Ya bisa aja. Karena gue kenal sama dia." sahut Keeno sekenanya.
"Kok bisa kenalan? Maksudnya gini lho Keen jangan tersinggung dulu. Lo kan murid baru nih. Terus sekelasnya sama kita kan. Tapi kok bisa dekatnya sama anak kelas lain sih? Atau dia teman sekolah lu dulu waktu SMP ya?" ujar Arin kepo.
"Kok gue ngerasa kayak lagi diintrogasi, ya?" Keeno mulai sedikit risih.
"Ah, maaf, keen. Gue nggak maksud buat lo nggak nyaman. Kalau lo nggak mau jawab juga nggak apa-apa." sesal Arin menyadari kalau wajah Keeno seperti tidak nyaman.
"Gue boleh keluar dulu nggak? Gue lapar soalnya." sahut Keeno akhirnya.
Teman-temannya hanya mengangguk mengerti. Tadinya mau bareng tapi Keeno sudah nggak bisa nunggu lagi karena temannya harus dandan dulu sebelum ke kantin. Beda dengan Keeno. Nggak perlu dandan. Tinggal pasang topi. Udah.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
At Heart (Arazka Feat Keeno) | [completed]
Novela Juvenil[complete] Aku tidak pernah mengetahui apapun. Entah itu masa depan. Dan detik berikutnya. Yang kutahu. Saat ini. Aku telah jatuh cinta. Pada cinta yang salah. Cinta yang seharusnya tak pernah singgah. Mungkin baik untuk saat ini. Tapi akan hancur p...