Bel istirahat berbunyi. Para murid berhamburan keluar kelas, memacu langkah menuju kantin. Perut mereka lapar, meminta untuk segera diisi.
"Yoon, mau ke kantin?" tawar Hoseok.
"Ya," jawab Yoongi singkat. Mereka berdua berjalan bersama. Dapat dilihat bagaimana eratnya persahabatan diantara mereka. Hosoek menyayangi Yoongi, amat sangat, sebagai seorang sahabat. Dan Hoseok tahu, sisi kelam kehidupan Min Yoongi.
"Kau mau pesan apa Yoon?" tanya Hoseok.
"Ramen," jawab Yoongi.
"Hanya ramen?" tanya Hoseok memastikan, yang dibalas anggukan oleh Yoongi.
"Oke, tunggu sebentar," ucap Hoseok lalu berjalan menuju salah satu kedai yang paling senggang. Enggan mengantre berlama-lama.
Tak lama, Hoseok datang dengan membawa dua mangkok ramen. Satu untuknya, dan satu lagi untuk Yoongi.
"Kau, hanya pesan ramen?" tanya Yoongi. Biasanya Hoseok akan makan banyak disaat jam istirahat seperti ini.
"Hmm, lagipula aku sudah makan banyak saat sarapan tadi pagi" jawab Hoseok, sedangkan Yoongi hanya ber"oh" ria menanggapinya.
Mereka berdua makan sambil sesekali berbincang-bincang ringan dan bercanda. Tak terasa bel masuk berbunyi, menandakan waktu istirahat telah usai. Para murid segera masuk ke kelas, begitu juga dengan Yoongi dan Hoseok.
.
.
.
Kring! Kring!
Bel pulang telah berbunyi, para murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing membuat suasana sekolah yang tadinya sepi berubah menjadi ramai karena percakapan antar murid.
Kini Yoongi dan Hoseok sedang berlahan menuju gerbang sekolah.
"Yoongi-ah, kau mau langsung pulang?" tanya Hoseok memecah keheningan.
"Ani, aku akan pergi ke toko buku dulu," jawab Yoongi.
"Mau membeli buku tentang musik?" tanya Hoseok yang lebih terdengar seperti tebakan. Sedangkan Yoongi menjawabnya dengan gumaman mengiyakan.
"Aku ikut, ya? Yaa?" Hoseok berujar penuh semangat.
"Terserah," jawab Yoongi.
"Wahh, assa!" Hoseok melompat kegirangan.
"Kau mau membeli buku juga?" tanya Yoongi. Tumben Hoseok ingin ke toko buku. Biasanya Hoseok akan langsung pulang, pikirnya.
"Ani, aku sedang ingin jalan-jalan saja," jawab Hoseok. Oh, tentu. Lagi pula, yang ada di sebelahnya ini Jung Hoseok. Anak yang akan mengantuk ketika berhadapan dengan buku. Mana mungkin ia mau menyisihkan uang untuk membeli buku. Yang ada, Hoseok akan lebih memilih untuk menyisihkan uang jajannya selama satu minggu penuh, dan pergi ke game center di ujung pekan.
Akhirnya mereka berdua berjalan menuju toko buku yang tidak jauh dari sekolah, untuk membeli buku musik. Yoongi memang tertarik pada musik. Piano merupakan alat musik favoritnya.
Namun, Yoongi berhenti berjalan. Ia melihat siluet orang yang tidak asing baginya sedang berada diseberang jalan. Membuat Hoseok yang berjalan dibelakangnya menabrak punggungnya.
Itu Jungkook, 'kan?
"Ada apa, Yoongi-ah, kenapa berhenti?" tanya Hoseok. Ia mengedarkan pandangnya menuju apa yang dilihat oleh Yoongi.
"Oh! Itu Jungkookie, bukan?" tanya Hoseok. Dibalas dengan anggukan kecil dari sahabatnya.
"Annyeong Yugyeom-ah!" teriak Jungkook dengan lambaian tangan. Jungkook hendak menyeberang, namun matanya bertemu dengan mata Yoongi. Jungkook menatap sinis manik sang Kakak.
Yoongi memilih untuk melanjutkan berjalan, begitu pula Jungkook yang sempat berhenti untuk menyebrang sebelum suara klakson berbunyi nyaring, dan benturan keras terdengar.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae Yoongi ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed " ... semenjak dua tahun lalu, ia bukan lagi Kakakku." "Aku tidak memiliki Kakak! Tidak untuk pembunuh sepertinya!" [18-02-19]- [22-06-19]