Yoongi merintih dalam diamnya. Tubuhnya benar-benar lemas. Bahkan, ia hanya makan satu potong daging malam ini. Seokjin tentu heran, karena ia tahu Yoongi menyukai daging. Atau paling tidak, Yoongi tidak akan makan sesedikit itu.
"Aku tidak lapar," begitu jawaban Yoongi, saat Seokjin bertanya apakah ia ingin tambah. Seokjin menatap wajah Yoongi dari samping. Walaupun sedikit gelap, ia bisa menangkap rona pucat di sana.
"Yoon, kau baik?"
Yoongi mengangguk. Melempar senyum kecil pada sang Kakak.
Seokjin tertegun. Yoongi tersenyum memang, tapi ia merasakan perasaan yang berbeda. Senyum itu ... terlihat berbeda.
Seokjin tidak tahu. Tapi, yang jelas ia tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Yoongi sedari tadi.
"Appa, lihat bintang itu."
Bukan hanya Jaehyun. Tapi Seokjin dan Jungkook ikut melihat bintang yang ditunjuk oleh si tengah.
"Ada apa?" tanya Jaehyun.
"Itu Eomma! Lihat! Eomma melambai padaku!" seru Yoongi. Anak itu menggerakkan tangannya seolah membalas lambaian dengan senyum merekah.
Yoo Jeong?
Jaehyun mengernyit. Ia menatap Yoongi yang masih saja tersenyum.
Entah kenapa, tapi Jaehyun merasa--
--takut?
"Ah ... aku sangat senang malam ini. Bersama Appa, Jin Hyung, dan Jungkookie, bisa membuat malam yang dingin berubah hangat," anak itu kembali berujar. Senyum tipis tak lepas dari wajahnya.
"Hyung, ada apa?" Yoongi mengernyit.
"Memang ada apa, Jungkookie?" ia balik bertanya.
Jungkook menggeleng kecil.
"Tidak tahu. Aku hanya merasa, ada yang berbeda denganmu." Yoongi tertawa kecil.
"Berbeda? Aku hanya senang. Malam ini yang terbaik, bukan?" kekehnya.
"Kau senang, Yoon? Kita akan sering melakukan hal seperti ini, jika kau mau," tutur Seokjin diangguki oleh Ayahnya.
"Bisakah? Pasti akan sangat menyenangkan." Ia tersenyum manis di tengah napas beratnya.
"Itu pasti! Ayo lakukan hal menyenangkan, saat malam itu datang!" Jungkook berseru riang.
Seokjin mengangguk kecil, lain dengan Yoongi yang terkekeh lirih.
Malam itu ... apa akan datang untuknya?
Yoongi dapat merasakan tarikan napasnya memberat. Tenggorokannya seakan tersekat, hingga oksigen tidak bisa masuk ke paru-paru.
Tunggu sebentar lagi, Eomma. Hanya sebentar ....
Yoongi mengerutkan keningnya. Sakit di kepalanya semakin menjadi. Sekuat mungkin ia menggigit bibir, berusaha menahan erangan sakit, dan ia gagal.
Tubuhnya rebah, menimpa sang Ayah yang berada di kiri.
"Yoongi-ah, kau sakit? Kita masuk ke dalam?" tawar Jaehyun. Yoongi menggeleng pelan.
"Biarkan seperti ini. Aku ... hanya sedikit mengantuk, Appa." Anak itu melirih. Memejam, menahan sakit seorang diri.
"Appa ...."
"Ya?" Jaehyun menunduk, menatap lembut pada manik sayu sang putra.
"Sakit ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae Yoongi ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed " ... semenjak dua tahun lalu, ia bukan lagi Kakakku." "Aku tidak memiliki Kakak! Tidak untuk pembunuh sepertinya!" [18-02-19]- [22-06-19]