4

9.4K 796 12
                                    

Jungkook memasuki mansion keluarganya tanpa semangat. Langkahnya lunglai, tatapannya kosong. Sedari tadi ia terus memikirkan apa yang baru saja terjadi.

Yoongi Hyung menyelamatkanku? Tapi ... kenapa?

Hanya itu yang berkecamuk di pikirannya sedari tadi. Tentang kakak keduanya, Min Yoongi.

Jungkook menaiki anak tangga satu persatu. Namun sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Jungkookie, sudah pulang? Kenapa tidak menelepon Hyung atau Kim Ahjussi untuk menjemput?" tanya Seokjin.

Jungkook berbalik. Menatap sang Kakak dengan mata sayu berkacanya.

"Gwaenchana Hyung," lirihnya. Mata Seokjin membola melihat lengan seragam sang Adik yang robek di bagian siku, dengan darah yang masih mengalir.

"Kook ... kenapa dengan tanganmu itu?!" tanya Seokjin khawatir. Jungkook menggeleng pelan, bergegas menuju kamar, meninggalkan Seokjin yang mematung.

'Tok, tok ....'


Seokjin datang dengan kotak kotak obat yang ia bawa. Lelaki itu menghampiri sang Adik yang tengah melepas tasnya.

"Sekarang ceritakan, kenapa bisa begini?" Tanya Seokjin setelah menutup luka Jungkook. Tidak parah. Hanya lecet saja.

Jungkook, jelas masih takut untuk menceritakan kejadian tadi kepada Seokjin. Jungkook melihat sendiri, bagaimana Yoongi berkorban untuknya, dengan menggantikan posisinya yang berada di tengah jalan.

Puk!


Tepukan pada bahu membuat Jungkook sadar dari lamunan.

"Sekarang ceritakan. Semuanya," ujar Seokjin penuh penekanan. Jungkook menarik napas panjang, berusaha menormalkan laju napas sementara tangannya masih bergetar.

"Y-yoongi Hyung menyelamatkanku, Hyung, hiks ... Yoongi Hyung mendorongku ketika Aku hampir tertabrak. Yoongi Hyung tertabrak oleh mobil itu, hiks ... Y-yoongi Hyung ia terlempar ke trotoar, tepat di depanku. Da- darahnya banyak sekali Hyung ... A-aku takut, hiks ...."

Seokjin menarik napas. Mengulurkan tangannya untuk memeluk sang Adik yang ketakutan.

Bohong kalau Seokjin tidak khawatir pada Yoongi. Ia ketakutan setengah mati saat Jungkook bercerita tadi.

"Darahnya banyak sekali ...."

"Hyung, A-aku takut Hyung ... hiks ...." lirihan Jungkook menyadarkan Seokjin. Ia merengkuh tubuh yang lebih muda lebih erat, mengusap punggung Jungkook yang masih bergetar.

"Aku takut, hiks ... Y-yoongi Hyung, tadi darahnya banyak sekali," lirih Jungkook teredam pelukan, yang sukses membuat yang lebih tua semakin khawatir.

Seokjin merasa diseret oleh masa lalu. Air mata yang terkumpul di kelopak, membuat pengelihatannya memburam. Seokjin menunduk, tersadar atas apa yang ia dan Jungkook lakukan selama ini. Selama dua tahun ini Seokjin dan Jungkook selalu memperlakukan Yoongi seperti orang asing. Tidak pernah menganggap Yoongi sebagai saudara. Mereka berdua memperlakukan Yoongi seperti pembantu. Yoongi dibully di rumahnya sendiri. Semuanya berdasarkan ego.

Namun sekarang ego mereka mulai runtuh.

Sepertinya ...





TBC

Mianhae Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang