Siapa tadi? Seokjin mengedarkan pandang. Tepat saat Seokjin akan keluar dari kamar Yoongi, ia mendengar suara langkah kaki ... atau mungkin hanya perasaannya saja?
Tidak ada siapapun, Seokjin mengendikkan bahu. Mungkin saja hanya perasaannya, atau ia salah mendengar.
.
.
.
"Ahh ... hampir saja ...." Jungkook menghempaskan tubuhnya pada kasur. Menelan ludah, hampir saja ia ketahuan.
***
04.35
"Sial ...." Yoongi mengumpat pelan. Ia berjalan memasuki kamar mandi dengan sempoyongan. Kepalanya masih terasa pusing, tapi ia tak bisa menahan lagi jika alam memanggilnya.
Beberapa saat kemudian, ia keluar. Seketika, perhatiannya tersita oleh tas ransel miliknya. Yoongi membuka tasnya, mencari ponsel yang tak dibuka sedari pagi.
"Apa Ahjussi mengirim pesan?" gumamnya, dan benar. Ada tiga pesan yang belum ia baca dari Park Bogum.
| Hei, sudah lama aku tidak mengirimimu pesan.
| Kita akan bertemu sebentar lagi, Min.
| Adik kelincimu itu sangat polos ternyata. Lindungi dia, Min Yoongi.
"Dasar Ahjussi aneh, " cibir Yoongi.
Ia meletakkan ponsel miliknya di atas meja belajar, lalu merebahkan tubuhnya pada kasur. Yang ia inginkan hanya bergelung dengan kasur kesayangannya hingga siang nanti. Sekadar untuk menghilangkan pusing dikepalanya.
***
"Jungkook-ah, Hyung antar. Oke?" ujar Seokjin. Mereka berdua--Seokjin dan Jungkook--sedang sarapan bersama, omong-omong.
Jungkook menatap Kakaknya. Anak itu bimbang. Ia ingin menerima ajakan Seokjin dengan berkata, "Ayo Hyung, aku mau!"
Tapi di satu sisi, ia masih kesal dengan Kakaknya itu. Jungkook berpikir bahwa Seokjin telah melupakannya, dan itu semua karena Yoongi. Padahal itu sama sekali tidak benar, bocah!
"Bagaimana? Mau tidak?" tanya Seokjin lagi. Jungkook diam. Menyapu seluruh penjuru rumah mengindar dari tatapan sang Kakak.
"Sudahlah ... ayo!" ajak Seokjin tanpa kompromi. Langsung saja ia menarik tangan Jungkook, tak peduli pada si bungsu yang belum menghabiskan rotinya.
"Kang Ahjumma, Seokjin dan Jungkook berangkat, ya! Tolong jaga Yoongi!!" teriak Seokjin dari pintu utama. Jungkook meringis, mengusap telinga malangnya yang berdenging kecil karena teriakan Seokjin.
.
.
.
"Kook, maaf ... Hyung tidak bisa menjemputmu sepulang sekolah nanti. Hyung--"
"Anak itu, 'kan?" potong Jungkook. Seokjin menghentikan mobilnya di depan sekolah Jungkook.
"Bukan begitu. Dan tolong berhenti memanggilnya seperti itu," tegas Seokjin. Ia hanya ingin mengatakan bahwa dirinya ada jam tambahan nanti. Tapi Jungkook terlebih dahulu memotong ucapannya. Yang lebih muda berdecak jengah.
"Aku tidak sudi menyebut nama seorang pembunuh," sarkas Jungkook.
Seokjin menghela napas panjang, berusaha untuk tak terpancing amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae Yoongi ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed " ... semenjak dua tahun lalu, ia bukan lagi Kakakku." "Aku tidak memiliki Kakak! Tidak untuk pembunuh sepertinya!" [18-02-19]- [22-06-19]