9

8.2K 720 23
                                    

"Samcheon, tolong!" seru Hoseok dengan napas terengah. Jung Ilwoo, yang menoleh segera mengambil brankar kosong. Setelah membaringkan Yoongi di atas brankar, lelaki itu mengikuti para petugas yang membawa brankar menuju ruang gawat darurat.

"Tolong menunggu diluar," ucap seorang perawat. Hoseok mengangguk. Ia berjalan lunglai menuju kursi tunggu di depan ruang UGD. Dengan Tangan saling meremat, Hoseok hanya bisa berharap.

Deringan ponsel membuat Hoseok mengusap kasar air matanya.

 Eomma

"Yeoboseo, Eomma," sapa Hoseok dengan suara bergetar.

"Hoseok-ah, kau menangis? Ada apa?" tanya Eomma Hoseok khawatir.

"Eomma, Y-yoongi, hiks, Yoongi ku bawa ke rumah sakit tempat Samcheon bekerja."

"Yoongi? Ada apa dengannya?" Tanya Nyonya Jung. Sebagai Eomma, Nyonya Jung tentu ikut khawatir mendengar apa yang dikatakan Hoseok di telepon.

Tak ada jawaban, Nyonya Jung hanya dapat mendengar suara sesengukan Hoseok.

"Tenanglah, Hoseok-ah, Eomma akan kesana," ucap Nyonya Jung final. Segera setelah sambungan telepon terputus, Hoseok memasukkan teleponnya ke dalam saku celana.

.

.

.

"Hoseok-ah!"

Hoseok yang melihat Eommanya segera berdiri, berjalan mendekat, dan memeluk erat sang Ibu.

"Eomma, Yoongi, hiks ... "

"Gwaenchana, percaya pada Samcheon, arra?" ucap Nyonya Jung menenangkan, sembari mengusap lembut kepala Hoseok.

"Sebaiknya kau pulang dan ganti pakaianmu dulu Seok-ah. Biar Eomma yang menemani Yoongi," ucap Nyonya Jung. Hoseok menggeleng.

"Aniya, aku akan pulang jika sudah tahu bagaimana keadaan Yoongi," tolak Hoseok. Nyonya Jung tersenyum tipis, melihat hubungan persahabatan anaknya dengan Yoongi yang bisa dibilang sangat erat. Nyonya Jung akhirnya mengangguk menyetujui permintaan anaknya.

Srekkk ....


Yang ditunggu sedari tadi akhirnya terbuka. Menampakkan Jung Ilwoo yang berjalan dengan senyum tipis. Hoseok segera berdiri.

"Samcheon, bagaimana Yoongi? Ia tidak apa-apa, 'kan? Kenapa lama sekali di dalam?" tanya Hoseok tak sabaran. Sementara Nyonya Jung hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang Putra.

"Yoongi tidak apa-apa, Seok-ah. Hanya sedang tidur, sekarang ini," ujar Ilwoo menenangkan.

"Boleh aku melihatnya, Paman?" tanya Hoseok. Ia langsung berjalan masuk sebelum lengannya di tahan oleh pamannya.

"Yoongi akan dipindahkan ke ruang rawat dulu baru kau boleh melihatnya. Dan, lebih baik kau pulang untuk mengganti baju dulu," ucap Ilwoo.

"Ne, anak ini nakal sekali. Padahal tadi sudah ku suruh pulang untuk mandi dan berganti pakaian." Kini Nyonya Jung ikut bicara.

"Tapi aku mau menunggu Yoongi," Hoseok membela diri.

"Sebaiknya kau ganti baju dan mandi dulu Seok-ah. Yoongi pasti akan menyuruhmu pergi karena melihatmu yang seperti monster," ucap Ilwoo sambil mengacak rambut Hoseok.

"Arraseo."Hoseok mengalah pada akhirnya. Ia meninggalkan rumah sakit itu dengan cepat dan kembali dengan cepat pula. Tak ingin membuat Yoongi menunggunya.

.

.

.

Saat Hoseok pulang beberapa waktu lalu untuk mandi dan berganti baju, Nyonya Jung lah, yang menemani Yoongi, seperti janjinya pada Hoseok. Nyonya Jung duduk di kursi pinggir ranjang Yoongi, mengamati wajah pucat Yoongi. Memang, tidak sepucat tadi, tapi tetap saja pucat.

Saat Nyonya Jung asik memandangi wajah Yoongi, tiba-tiba pintu ruang rawat Yoongi dibuka dengan keras.

Brak!

"Eomma, apa Yoongi sudah bangun?!" tanya Hoseok setengah berteriak. Oh! Jangan lupakan nafasnya yang memburu. Nyonya Jung dibuat kaget jadinya.

"Kecilkan suaramu, Seok-ah. Kau bisa mengganggu tidurnya," ucap Nyonya Jung sambil melirik Yoongi yang masih terlelap.

"Ne, Eomma mian ...," ucap Hoseok pelan.

"Seok-ah cepat sekali kamu sampai disini. Benar-benar sudah mandi?" tanya Nyonya Jung penasaran. Pasalnya hanya dalam waktu singkat, Hoseok pulang, mandi, lalu kembali ke rumah sakit.

Hoseok mengerutkan keningnya tak setuju.

"Aku benar-benar sudah mandi, Eomma," akunya.

"Benarkah? Kenapa cepat sekali?" tanya Nyonya Jung penuh selidik.

"Atau jangan-jangan kau kebut-kebutan di jalan tadi?" Nyonya Jung menginterogasi. Hoseok menggeleng cepat.

"Aniya, aku mengebut hanya saat mengantar Yoongi kemari, kok. Ken--" Hoseok menutup mulutnya. Merutuki dirinya yang berbicara tanpa sadar.

"Astaga! Bagaimana ini?! Aku masih sayang telingaku!" batin hoseok, ia takut Eomma-nya akan marah jika mengetahui dirinya mengebut saat mengendarai mobil.

"Hmm ... kau tidak mengebut kan saat kembali kesini?" Tanya Nyonya Jung.

Eoh, Eomma tidak marah?

"Hoseok!" kini Nyonya Jung berkata dengan. Volume yang lebih keras, pasalnya Hoseok mengabaikannya saat berbicara.

"Ani, Eomma aku tidak mengebut, kok. Hanya lari dari parkiran kemari, tadi. Eomma lupa, ya? Aku ini atlet lari, makanya cepat!" bangga Hoseok. Sementara sang Ibu hanya geleng-geleng kepala melihat kepercayaan diri sang anak yang berlebih.

"Eh, Eomma tidak marah saat aku mengebut untuk membawa Yoongi kemari?" tanya Hoseok takut-takut.

"Kenapa Eomma harus marah. Lagipula niatmu baik, 'ka?" ucap Nyonya Jung penuh pengertian.

Hoseok hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Gomawo, Eomma," ucapnya, Nyonya Jung tersenyum tipis.

"Eomma, jari Yoongi bergerak!!" Hoseok berseru keras.




TBC

Mianhae Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang