36

6.3K 649 88
                                    

Seokjin dan Hoseok masih menunggu di depan pintu. Memandangi, mengapa pintu di depannya ini belum terbuka juga.

"Hyung," panggil Hoseok. Seokjin menoleh dengan tatapan tanya.

"Lebih baik Hyung pulang dulu untuk membersihkan diri. Lihat saja baju Hyung," ucap Hoseok.

Seokjin menunduk, melihat bajunya yang terdapat bercak darah. Ia mengangguk kecil.

"Kau benar. Aku pulang dulu, segera telepon aku jika Yoongi sudah keluar nanti," ucapnya. Hoseok mengangguk mengiyakan.

Sudah dua jam lebih, tapi ruangan didepan mereka ini belum menunjukkan tanda-tanda akan terbuka sedikitpun.

Dari tadi hanya perawat yang keluar dan cepat kembali dengan membawa beberapa alat-alat kesehatan yang mereka berdua tidak tahu apa fungsinya.

Seokjin bahkan telah kembali sejak tadi. Ia pulang dan kembali dengan cepat. Tidak sampai tiga puluh menit jika Hoseok menghitung.

"Ahh, Hyung ... kenapa belum terbuka?" tanya Hoseok khawatir. Seokjin menggeleng, kekhawatirannya tidak jauh, bahkan lebih besar dari Hoseok.

"Aku tidak tahu ...," lirihnya.

Hoseok dan Seokjin terus menunggu, sampai Hoseok terserang kantuk dan tidur di kursi itu. Sementara Seokjin, ia terus menatap pintu yang masih setia tertutup. Memandang lurus pada lampu yang masih menyala, sampai akhirnya lampu itu padam bersamaan dengan suara pintu terbuka.

Langsung saja, Hoseok terlonjak kaget dan bangun dari tidurnya. Kantuknya menghilang kala mendengar suara pintu terbuka.

Mereka berdua berdiri menghampiri Ilwoo yang baru saja keluar dengan mengusap peluh di dahinya.

"Samcheon, bagaimana?" tanya Hoseok.

"Ayo ikut keruanganku. Terlalu panjang jika dijelaskan disini" ucap Ilwoo. Keduanya mengangguk, mereka mengikuti Ilwoo yang sudah berjalan didepan.

"Jadi bagaimana, Paman?" Seokjin bertanya dengan raut khawatir yang tak lepas dari wajahnya.

Ilwoo menghela napas panjang, sebelum akhirnya menjelaskan keadaan Yoongi.

"Kalian tahu arsenik bukan?" tanyanya mengawali. Hoseok dan Seokjin mengangguk.

"Diagnosis awal kami, Yoongi terkena paparan arsenik. Tapi, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan melakukan beberapa uji untuk diagnosis akhir," lanjut Ilwoo. Seokjin dan Hoseok bergeming takut. Mereka menatap Ilwoo dengan harapan kabar baik yang akan diterima.

"T-tapi, Yoongi baik-baik saja, 'kan, Paman?" tanya Seokjin. Ilwoo menggeleng pelan.

"Maaf ... tapi sampai saat ini, Yoongi belum sadar. Ia koma," lanjutnya.

Hoseok dan Seokjin yang mendengarnya membulatkan mata. 

"Kapan Yoongi akan bangun, Samcheon?" tanya Hoseok.

"Paman sendiri juga belum tahu," dokter itu melirih. Seokjin mengangguk paham.

"Kalau begitu, kita bisa menjenguk Yoongi?" tanyanya. Ilwoo menggeleng.

"Yoongi akan berada dalam pantauanku untuk beberapa hari ini, dan akan dipindahkan jika kondisinya lebih baik," jawabnya. Seokjin tertegun. Terdiam, lelaki itu mengangguk kecil.

"Baik, terima kasih, Paman," ujarnya, dan keluar dari ruangan.

***

Sudah tiga hari setelah Yoongi berada dalam pantauan Ilwoo, dan siang ini, ia sudah dapat dipindahkan ke ruang rawat, walau anak itu masih setia terlelap dalam komanya.

Mianhae Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang