22

6.5K 655 55
                                    

"Suster!" panggil Hoseok. Ia membawa Yoongi yang bernapas tersengal di punggungnya. Yoongi masih sadar, Hoseok tahu itu.

Salah satu suster yang melihat kedatangan Hoseok segera mengambil brankar, dan Hoseok membaringkan Yoongi di sana, membawanya menuju UGD untuk mendapat pertolongan pertama.

"Hoseok?"

"Samcheon, Yoongi ... "

"Yoongi akan baik-baik saja," Ilwoo menenangkan, menyempatkan diri untuk menepuk bahu sang keponakan sebelum masuk ke dalam ruangan.

"Ajumma, apa yang terjadi?" tanya Hoseok. Ia berjalan menuju kursi tunggu dan ikut mendudukkan dirinya di samping Kang Ajumma.

"Ajumma tidak tahu ... saat Ajumma sampai di gudang, Tuan Muda sudah sudah ... "

Hoseok mengangguk kecil. Menatap Kang Ajumma yang tak sanggup melanjutkan kalimat.

"Yoongi akan baik-baik saja, Ajumma," Hoseok meyakinkan, walaupun ia juga takut, khawatir dengan Yoongi yang ada di dalam.

"Apa perlu kutelepon Jin Hyung untuk kemari, Ajumma?" tanya Hoseok.

Tak ada jawaban, Hoseok menghela napas. Merogoh saku untuk mengambil ponsel miliknya, dan menghubungi si sulung Min.

.

.

.

Seokjin berdecak kesal saat handphonenya berbunyi. Kelas tambahan, mengharuskannya untuk pulang lebih sore.

"Ssaem, saya izin mengangkat telepon sebentar," ucapnya. Dosen di depan mengangguk, dan Seokjin segera keluar kelas untuk mengangkat telepon.

"Yeoboseo?"

"Yeoboseo, Seokjin Hyu-"

"Siapa?" Seokjin menyela.

"Aku Hoseok, teman Yoongi. Hyung, bisa tolong datang ke Rumah Sakit Asan?" tanya Hoseok.

"Apa, kenapa?" tanya Seokjin. Mengernyit ketika Hoseok menyebut rumah sakit dalam kalimatnya.

"Yoongi masuk rumah sakit. Bisa tolong datang kemari, Hyung?"

Seokjin terdiam. Lelaki itu menggeleng pelan.

"Tidak," putusya cepat, lalu memutus sambungan telepon. Menggigit bibir bawahnya, lelaki itu ragu.

Aku ... apa aku harus datang?

***

Hoseok mengeratkan kepalannya. Berdecih pelan dengan manik yang menatap lekat ubin rumah sakit.

"Setidaknya kau datang untuk menjadi walinya, bodoh. Cih, kakak macam apa dia?"

Ia mengusap wajah, berusaha menetralkan emosi yang meluap. Hoseok memejamkan mata, menunggu pintu di depannya terbuka.

"Seok?" Matanya terbuka.  Hoseok lekas berdiri, berhadapan dengan sang Paman yang baru saja keluar.

"Samcheon, bagaimana?"

"Gwaenchana," ucap Ilwoo. Menatap lekat mata sang Paman.

"Ada apa, Samcehon?" tanyanya, saat Ilwoo menggulirkan manik, menyapu lorong.

"Keluarganya, ada di mana?" Hoseok tertegun.

"Kang Ajumma baru saja pulang. Apa ada yang harus disampaikan, Samcheon? Beri tahu saja padaku. Akan kusampaian pada Kang Ajumma, nanti." Ragu nampak jelas di manik sang dokter. Lelaki itu menggeleng pelan. Memutuskan untuk diam.

"Ayo, Yoongi akan segera dipindahkan ke ruang rawat. Oh, satu lagi, saat Paman mengobatinya tadi, banyak luka di punggungnya. Kau tahu sesuatu, Seok-ah?" tanya Ilwoo. Hoseok menggeleng pelan.

"Aku tidak tahu," sesalnya. Jung Ilwoo mengangguk pelan. Menepuk bahu tegap sang keponakan, lalu berlalu.

"Samcheon pergi dulu, kau bisa melihat Yoongi di ruang rawatnya." Hoseok mengangguki ucapan sang Paman. Kendati demikian, ia memilih untuk melangkahkan kaki menuju kantin rumah sakit, untuk membeli beberapa roti dan sebotol minuman.

.

.

.

Ceklek.


Pintu ruang rawat dibuka, dan ia melangkah mendekat. Menahan sesak pada dada dan perih pada hati ketika melihat sosok di hadapan.

"Maaf, Yoongi-ah ...," ia berucap sendu. Menatap lamat setiap lekuk wajah pucat di hadapannya. Ia mengulurkan tangannya membelai surai. Mengelusnya pelan, tak ingin membangunkan sang Adik yang tertidur lelap.

"Hiks ...."

Satu isakan lolos dari bibir Seokjin. Sakit di hatinya, serta berat pada dadanya bertambah, ketika tangannya sampai pada pipi sang Adik.

Maaf, maaf, maaf ....

"Ahh ... lemah sekali aku jika dibandingkan denganmu." Seokjin tertawa sumbang. Mengusap kasar air matanya, menarik napas panjang, sebelum berjalan menjauh.

"Hyung pergi dulu, Yoon. Pukul saja aku setelah kau bangun nanti. Balas semua perbuatan Hyung. Jalja ...." Ia membuka pintu perlahan. Memilih untuk keluar, menenggelamkan dirinya yang pengecut di balik pintu.

"Kau? Mau apa di sini?!"








TBC



Mianhae Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang