Kini, Yoongi dan Hoseok sedang berada di toko buku. Tadi Hoseok menjemput Yoongi menggunakan mobilnya. Hoseok memang sudah mendapat izin mengendarai mobil sendiri. Yoongi yang tadinya ingin naik motor sendiripun, mengurungkan niatnya.
Tidak masalah bagi Yoongi. Lagipula, ia bisa menghemat bensin.
Hoseok sudah berputar-putar sedari tadi untuk mencari buku, sementara Yoongi menunggu Hoseok sambil melihat-lihat buku yang tertata rapi di rak.
"Aishh ... di mana, ya?" tanya Hoseok pada dirinya sendiri. Buku yang ia cari belum ketemu, walau ia bahkan, telah bertanya pada penjaga toko.
"Yoon, bantu aku mencari buku," pinta Hoseok. Yoongi yang mendengarnyapun segera pergi ke tempat hoseok berada, dan mulai membantu Hoseok. Ia mencari idi rak sebelah kiri, sementara Hoseok mencari di rak sebelah kanan.
"Hoseok-ah, ketemu!" seru Yoongi. Hoseok yang mendengarnya menghentikan aktivitasnya dan berjalan ke arah Yoongi yang sedang memegang buku bersampul biru.
"Ayo, Yoon," ajak Hoseok yang dibalas anggukan.
.
.
.
Setelah membayar, Hoseok dan Yoongi keluar dari toko buku itu, memasuki mobil yang dibawa Hoseok tadi.
"Jangan lupakan janjimu, Jung," peringat Yoongi. Hoseok tertawa kecil.
"Iya, iya ...."
Hoseok segera menjalankan mobilnya menuju restoran milik keluarganya.
"Annyeong, Eomma," ucap Hoseok saat melihat Ibunya sedang mengamati kerja para pekerja restoran.
"Hoseok-ah, kau mau sarapan di sini?" tanya ramah Nyonya Jung. Hoseok mengangguk dengan senyum lebarnya.
"Wah, ada Yoongi juga. Ayo, kalian duduklah dan pilih apa yang ingin dipesan," ucap Nyonya Jung. Yoongi tersenyum sambil mengangguk. Mereka berdua memilih tempat duduk paling ujung, sementara Nyonya Jung kembali menjalankan kerjanya.
"Ini pilih saja, Yoon," ucap Hoseok sambil menyerahkan daftar menu. Yoongi menerimanya, lalu membaca daftar itu satu persatu, dilanjut dengan menulis apa yang ingin ia pesan pada kertas yang diberikan oleh salah satu pekerja.
"Sudah?" tanya Hoseok.
Yoongi hanya berdehem singkat sambil menyerahkan kertas pesanan kepada Hoseok. Setelah menerima kertas pesanan, Hoseok balas menulis makanan apa yang ingin ia pesan. Setelahnya, ia memberikan kertas berisi pesanan mereka, pada seorang pekerja.
"Yoon, apa kau ikut turnamen basket bulan depan?" tanya Hoseok memecah keheningan.
"Entahlah, aku malas," jawab Yoongi.
"Aish, Yoongi-ya, padahal itu kesempatan terakhirmu untuk mengikuti turnamen, sebelum ujian akhir semester, 'kan?" tanya Hoseok.
"Hm, biar saja. Lalu, apa kau ikut lomba maraton?" tanya Yoongi.
"Aku juga malas, hehe ...," jawab Hoseok sembari tertawa kecil.
.
.
.
"Permisi, Tuan, ini pesanannya," ucap seorang pekerja yang datang dengan pesanan Hoseok dan Yoongi.
"Ah, ne, gomawo, Nuna," ucap Hoseok. Pekerja itu mengangguk, lalu pergi dari sana untuk menjalankan tugas lain. Yoongi dan Hoseok mulai memakan pesanannya masing-masing.
"Wahh, ini enak, Seok," ucap Yoongi.
"Tentu saja, masakan di sini selalu enak," bangga Hoseok. Sementara Yoongi hanya mengacuhkan Hoseok dan melanjutkan makannya. Membuat Hoseok manjadi malu sendiri dan mulai memakan makanannya.
.
.
.
"Annyeong, Yoongi!" seru Hoseok saat Yoongi turun dari mobilnya.
Tadi saat mereka selesai makan, Yoongi ingin segera pulang, entah apa alasannya.
Flashback on
"Tentu saja, masakan di sini selalu enak," bangga Hoseok. Sementara Yoongi hanya mengacuhkan Hoseok dan melanjutkan makannya. Membuat Hoseok manjadi malu sendiri dan mulai memakan makanannya.
Mereka makan dalam diam. Masing-masing tak mengeluarkan suaranya. Sampai sebuah suara keluar dari mulut salah satu dari mereka berdua.
"Ahh, Aku kenyang. Gomawo, Seok-ah," ujar Yoongi.
Hoseok yang selesai makan langsung melihat Yoongi yang sedang tersenyum tipis."Ne. Sudah kubilang, 'kan,, masakan di sini itu sangaaaat enak," ucap Hoseok percaya diri. Sementara Yoongi hanya berdehem mengiyakan.
Yoongi melirik jam tangan hitam yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya.
" A-aku harus pulang, Seok," ucap Yoong. Ia buru-buru berdiri, hendak keluar dari restoran itu.
"Hei Yoon, ada apa?" tanya Hoseok.
"Aku harus pulang sekarang, Seok-ah. Annyeong, terimakasih untuk makanannya," ucap Yoongi, dan segera keluar dari restoran keluarga Jung.
"Hei! Yoongi, tunggu!" Hoseok segera mengejar Yoongi. Meninggalkan restoran itu tanpa membayar.
.
.
.
"Yoongi-ya!" Hoseok berteriak memanggil Yoongi. Membbuat sang sahabat menghentikan langkah, dan berbalik menatapnya.
"Kau mau lari sampai di rumahmu? Kemarilah, akan kuantar," ucap Hoseok.
Yoongi segera berbalik. Mereka berdua menuju mobil hitam yang terparkir di tempat parkir. Hoseok mulai melajukan mobilnya menuju rumah Yoongi. Sementara Yoongi meremat tangannya sendiri untuk mengurangi rasa takutnya.
"Gomawo, Seok-ah," ucap Yoongi ketika mobil Hoseok berhenti di depan rumahnya. Ia buru-buru melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil Hoseok.
"Annyeong, Yoongi!" seru Hoseok sembari melambaikan tangannya
Yoongi berbalik, balas tersenyum pada Hoseok yang masih melambai padanya.
Flashback off
Yoongi berdiri didepan pintu rumahnya sambil meremas tangan. Pikirannya berkecamuk, tentang apa yang akan didapatkannya saat ia masuk.
Yoongi melirik jam tangan hitamnya.
11.20
"Sepertinya aku menghabiskan terlalu banyak waktu di toko buku tadi," gumam Yoongi.
Ia menarik napas dalam. Berusaha menetralkan kegugupannya. Yoongi memegang knop pintu, lalu ia mendorongnya.
"Aku pulang," lirihnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae Yoongi ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed " ... semenjak dua tahun lalu, ia bukan lagi Kakakku." "Aku tidak memiliki Kakak! Tidak untuk pembunuh sepertinya!" [18-02-19]- [22-06-19]