Kurang lebih ini tiga bulan setelah Yoongi keluar dari rumah sakit. Waktu berjalan begitu cepat ternyata.
Um ... ini hari terakhir ujian kenaikan, omong-omong.
"Mau tambah lagi, Jungkookie?" Jungkook menggeleng cepat, menolak tawaran Seokjin yang hendak menambah jatah nasinya.
"Tidak perlu repot-repot, Hyung. Aku sudah kenyang," jawabnya dengan mulut penuh.
"Kau, Yoon? Tambah, ya?" Yoongi menggeleng. Entah kenapa, tapi ia sama sekali tak punya nafsu makan.
"Aku sudah kenyang," ia menjawab sekenanya.
"Kenyang? Tapi makananmu bahkan belum berkurang setengahnya." Seokjin melirik piring si tengah.
"Aku tidak lapar, Hyung ...."
"Habiskan itu, pokoknya makananmu harus habis!" titah Seokjin.
Ia hanya tidak mau Yoongi sakit, walau pada kenyataannya, adik pertamanya itu selalu kesakitan. Tubuh bocah itu juga lebih kurus dibandingkan saat ia bangun dari koma beberapa bulan lalu.
"Hyung, tapi aku tidak lapar--"
"Habiskan saja, Yoon ...." Jaehyun berujar, dan mau tidak mau, Yoongi harus menurut.
***
"Ayo, Hyung! Aku bisa terlambat!"
Seokjin hanya pasrah saat lengannya ditarik paksa oleh Yoongi. Memang dia yang akan mengantar Yoongi pagi ini.
Dan apa katanya tadi?
Terlambat?
Padahal bel masuk baru akan berbunyi tiga puluh lima menit lagi.
"Ayo, Hyung!!"
"Astaga, iya!
--Appa, Jungkook, kami berangkat dulu!" pamit Seokjin.
Dan setelah mendapat wejangan dari sang Ayah agar berkendara hati-hati, lelaki itu memasuki mobilnya, mengikuti Yoongi yang telah sampai terlebih dahulu.
"Appa juga harus berangkat, Jungkookie. Kau berani di rumah sendiri? Jika takut, main saja ke rumah Jimin," goda Jaehyun, membuat si bungsu mengerut kesal.
"Aku sudah besar, Appa!"
Jaehyun terkekeh puas. "Iya, iya, sudah besar. Kalau begitu Appa berangkat dulu!" pamitnya, dan meninggalkan Jungkook dengan segala kebosanannya di depan televisi yang menyala.
Ujian kelulusan sudah selesai. Dan ia libur sekarang.
Seokjin kuliah, Yoongi juga ujian. Ia tak punya teman di rumah.
Pergi ke rumah Jimin?
Ah, jangankan pergi ke rumah Jimin, keluar rumah saja dirinya malas berpangkat.
***
14.05
"Aku pulang ...." Jungkook segera berdiri. Ia meninggalkan gim di ponsel begitu saja, lalu berlari menuju pintu masuk.
Itu Yoongi yang baru saja pulang. Tapi--
--Kakaknya ... pucat?
"Hyung, kau baik?" Matanya menatap sendu.
"Hm? Aku baik, Jungkookie. Hyung ke atas dulu, ya?" Yoongi membalas.
Berbohong?
Iya, dirinya berbohong. Kepalanya sangat sakit sekarang, bahkan pengelihatannya samar. Yoongi menghentikan langkahnya untuk berpegangan pada pembatas tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae Yoongi ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed " ... semenjak dua tahun lalu, ia bukan lagi Kakakku." "Aku tidak memiliki Kakak! Tidak untuk pembunuh sepertinya!" [18-02-19]- [22-06-19]