56

6.9K 618 157
                                    

"Hyung ... bangun." Seokjin terbangun, ia mengucek matanya malas. Kedua maniknya menatap malas Adik yang baru saja membangunkan dirinya.

"Ada apa, Jungkookie?" 

"Tidur dengan benar, Hyung. Lehermu bisa sakit." Seokjin mengangguk malas. Bergeser untuk merapatkan tubuh pada dinding dan kembali terlelap.

Ini sudah pukul delapan, omong-omong, dan Jungkook baru saja sampai dengan diantar sang Ayah yang langsung pergi untuk menyelesaikan permasalahan kemarin.

Anak itu mengambil tempat di samping sang Kakak. Menatap lurus pada ruangan di depannya, dan segera berdiri ketika Jung Ilwoo berjalan menghampiri.

"Sudah datang? Sejak kapan?" Jungkook tersenyum kecil.

"Baru saja, Paman." Ia bergeser. Memberi tempat bagi sang dokter untuk duduk.

"Paman .... Apa Yoongi Hyung akan segera bangun?" tanyanya. Ilwoo tersenyum tipis. Mengusak rambut Jungkook, membuat si remaja mencebik kecil.

"Memang belum ada peningkatan. Paman juga belum tahu kapan Yoongi akan bangun. Tapi kau berdoa saja agar Yoongi cepat bangun, ya?" Jungkook mengangguk cepat, membuat Ilwoo tersenyum kecil.

"Tidak berangkat sekolah?" tanyanya. Jungkook menggeleng dengan cengiran lucunya.

"Uh ... aku mau libur," jawabnya. Ilwoo menjitak pelan kepala Jungkook. Membuat anak itu mengusap kepalanya.

"Anak ini ... bukankah ada ujian kelulusan sebentar lagi?" tanya Ilwoo.

"Iya, tapi tenang saja, Paman. Aku akan mendapat nilai tinggi saat ujian nanti!" Ilwoo tertawa pelan. Ia mengangguk mengiyakan.

"Terserahmu, Jungkook-ah .... Sudah, ya? Paman pergi dulu," ucapnya dan melenggang, menjauh.

Sepeninggal Ilwoo, Jungkook menghela napas panjang. Ia menatap ruangan di depannya sendu.

Yoongi, Kakaknya belum bangun. Bahkan, akan bangun atau tidak, hal itu belum pasti.

Bangun, Hyung! Tidak baik tidur terlalu lama.

"Hyung, aku akan jadi Adik yang baik. Janji ...,"ia melirih. Menunduk dalam, ia menahan air mata di pelupuk.

"Ayo kita pergi ke Sungai Han bertiga! Yoongi Hyung, Jin Hyung, dan aku!"

"Ah, iya. Kita harus pergi ke taman bermain juga! Waktu itu, Jin Hyung sudah janji akan mengajakku pergi lagi. Kali ini kita akan datang bertiga!"

Jungkook menghentikan ucapannya. Ia menggigit bibir kuat-kuat.

"Hyung ... sakit, ya? Apa sangat sakit? Maaf, a-aku--Maaf karena aku selalu menyakitimu. Aku minta maaf karena Yoongi Hyung harus terluka. Tapi, ayo bangun, dan kita mulai semua dari awal. Hyung, tolong bangun, hiks  ...."

Jungkook terisak, merutuki segala perilakunya pada Yoongi dulu. Air mata di pelupuknya tumpah. Jungkook gagal menahan tangisan.

Grep!


Ia mengangkat wajah. Menoleh kebelakang, menatap Seokjin yang memeluknya. Kakaknya itu melepas pelukannya lalu menepuk sayang kepala Jungkook.

"Sudah, jangan menangis. Yoongi pasti bangun, dan kita akan pergi ke taman bermain seperti janji Hyung dulu. Hapus air matamu, Jungkookie. Yoongi tidak akan suka melihatmu menangis," Seokjin berujar pelan.

Jungkook menurut. Ia mengangguk dan menghapus kasar air mata yang membasahi pipi, menyisakan mata dan hidung yang masih memerah.

"Jangan menangis lagi, hm?" Jungkook mengangguk.

"Heum ...." Seokjin tersenyum. Mengusak rambut Jungkook hingga berantakan, dan berhasil membuat sang Adik mendengus kesal.

"Hyung ... rambutku jadi berantakan," cebiknya. Seokjin terkekeh. Jungkook terlihat sangat menggemaskan.

"Sana, mandi! Hyung bau!" Jungkook berucap kesal. Tangannya terulur untuk mendorong Seokjin yang hendak menghampirinya. 

Mendapat penolakan, Seokjin akhirnya mengalah. Ia mengambil satu stel pakaian juga handuk, dan berjalan menjauhi Jungkook untuk pergi ke kamar mandi.

"Seokjin Hyung memang menyebalkan ...." 

***

Sampai saat ini, pukul setengah tiga sore, ruang tunggu itu terlihat tenang. Hanya ada suara gerutuan kecil dari Jungkook yang sedang bermain game, dan Seokjin yang bertugas sebagai komentator handal.

Tapi, ketenangan itu sirna kala seorang remaja datang dengan wajah secerahnya.

"Aku datang--Kalian sedang apa?" Remaja itu, Hoseok, bergegas menghampiri Seokjin dan Jungkook. Ia dengan cepat mengambil tempat di samping Jungkook.

"Gim? Ujian kelulusan sebentar lagi, 'kan, Kook?" Jungkook mengangguk.

"Dan kau tidak belajar?" Hoseok bertanya.

"Sudah, kok." Jungkook menyimpan ponselnya. Seketika, perhatiannya tersita oleh bungkusan yang dibawa Hoseok.

"Wah! Itu makanan? Boleh kuminta, Hyung?" Jung Hoseok mengangkat alis. Tangannya terulur, memberikan plastik berisi makanan pada si kelinci.

"Ini, ambil saja. Eomma yang memasak, dan memang untuk kalian." Matanya membulat. Jungkook segera menerima makanan yang disodorkan oleh Hoseok.

"Terima kasih banyak, ya, Hyung! Jangan khawatir, dan katakan pada Bibi kalau aku memakan makanan buatannya dengan baik!" Ia tersenyum lebar. 

"Bukan hanya kau! Itu untuk Seokjin Hyung juga, bocah!"



TBC

Mianhae Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang