49

6.2K 606 144
                                    

"Bangunkan dia!" Yang diperintah mengangguk. Mengambil seember air, lantas mengguyurkannya pada seorang remaja yang tengah diikat pada sebuah tiang.

Byurr!



Remaja itu, Jungkook,  bangun dengan gelagapan kala merasakan dinginnya air menyiram tubuh. Ia bergerak random, berusaha melepaskan ikatan pada tiang di belakangnya.

"Lepaskan aku!!" teriaknya lantang. Tapi, yang ia dapatkan hanya sebuah gelak tawa dari laki-laki bermasker. Jungkook ingat, itu laki-laki bermasker yang tadi memukulnya.

"Hei, kau! Lepaskan aku!!" teriak Jungkook pada salah satu pengawal bertubuh kekar. Tak ada jawaban, Jungkook mendengus kesal. Menatap tajam pada lelaki bermasker yang Jungkook yakini sebagai pimpinan mereka.

"Mengemis untuk dilepaskan, bocah?" Lelaki itu mendekat kearah Jungkook. Mengundang tatapan sengit dari yang lebih muda.

"Wajahmu yang seperti itu benar-benar tepat untuk menjadi kanvas. Beberapa pukulan akan membuatnya lebih baik. Benar, 'kan?" tanya Lelaki itu. Tangannya meraba wajah Jungkook tanpa izin pemiliknya.

"Cuih! Jauhkan tanganmu dari wajahku!!" 

Tepat! Jungkook meludahi lelaki itu tepat di wajah.

"Sialan!!" umpatnya. Ia mencengkeram erat dagu Jungkook. 

"Kau benar-benar menyusahkan."

Bugh!

Bugh!

"Berengsek!!"

Ia memukuli Jungkook berkali-kali. Menendang badannya hingga tercipta lebam di mana-mana, sementara para pengawal sewaan di sana hanya bisa menonton. Mereka hanya dibayar untuk patuh.

"Hahaha! Lihat!! Bukankah ini sangat bagus?!" Lelaki itu menarik dagu Jungkook. Tersenyum puas pada apa yang ia lihat.

"Oh, Mereka juga perlu tahu!" serunya. Sementara Jungkook mengernyit.

Mereka? Siapa?

***

"Hyung, ada apa?" Seokjin berbalik, mengarahkan pandangan pada Yoongi yang entah sejak kapan ada di belakangnya. Adiknya itu masih terlihat pucat, tanda ia belum pulih sepenuhnya.

"Menunggu Jungkook. Anak itu belum menelepon sedari tadi," ucap Seokjin. Yoongi mengangguk paham. Sekarang pukul lima, sudah lewat dua jam dari jadwal pulang Jungkook. 

"Hyung sudah telepon?" tanyanya. Seokjin mengangguk.

"Sudah kutelepon berkali-kali, tapi tidak diangkat," jawab Seokjin.

"Sudah datangi sekolahnya?" tanyanya lagi. Seokjin menggeleng.

"Belum. Ia tadi bilang akan kerumah Mingy--Aku akan menjemputnya sekarang!" Yoongi menggelengkan kepalanya melihat kelakuan yang lebih tua. Ia berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air, lalu kembali ke kamarnya.

Bunyi notifikasi pesan masuk menyambut sang pemilik kamar. Yoongi segera membuka ponselnya, dan kedua maniknya membola saat melihat pesan berupa foto yang baru ia terima.

Jungkook, dengan wajah lebam, dan tubuh terikat.

Emosinya memuncak. Menyumpah pada Park Bogum yang telah berani melukai Adiknya.

Ponselnya berbunyi atas nama Bogum sebagai penelepon, dan tanpa pikir panjang, Yoongi segera mengangkat panggilan telepon dari Pak Bogum.

"Halo, Min. Sudah lihat foto yang kukirim?"

Mianhae Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang