15

7K 653 55
                                    

Terhitung sudah empat puluh lima menit waktu yang dihabiskan Hoseok dan Yoongi untuk bermain basket, kini waktu telah menunjukkan pukul tiga sore lebih lima belas menit.

Secara, basket itu olahraga yang banyak membutuhkan gerak fisik, keduanya kini terlihat mulai lelah. Hoseok mendudukkan dirinya dengan tangan yang menumpu di belakang badan, sementara kakinya ia biarkan berselonjor lurus.

Ia mengambil air mineral yang ada di tas yang tergeletak di sampingnya. Badannya telah penuh keringat.

Hoseok mencoba mengatur napasnya yang memburu. Sementara kedua netranya mengamati Yoongi yang masih berlari dan menembakkan bola basket ke dalam ring. Hoseok menggelengkan kepalanya.

Apa Yoongi tidak lelah?

Hoseok membaringkan tubuhnya di lapangan tanpa alas. Kedua tangannya ia jadikan bantal, dan kedua matanya mengikuti Yoongi yang masih berlari ke sana kemari dengan keringat yang menetes.

"Apa kau tidak lelah?!" teriak Hoseok.

Yoongi meenoleh ke sumber suara. Ia melihat Hoseok yang berbaring dengan dada yang naik turun dengan cepat tanda napasnya belum teratur. Yoongi melempar bola basket sembarang arah dan menghampiri Hoseok.

"Kau itu tidak lelah apa?" Tanya Hoseok. Ia bangun, mengambil air mineral yang ada di tas Yoongi dan memberikannya pada sang sahabat, dan tentu saja langsung disambut Yoongi dengan ukuran tangan penuh keringat.

"Terima kasih," ucap Yoongi. Setelahnya, ia meneguk air didalam botol hingga tandas.

Hoseok mengamati setiap keringat yang menetes dari rambut Yoongi. Sementara yang diperhatikan sibuk mengedarkan pandangannya menyapu seluruh lapangan yang sepi, hanya ada mereka berdua.

Hoseok jadi ingat jahitan yang ada di kepala Yoongi, ia bergidik ngeri.

"Ada apa dengan wajahmu itu?" tanya Yoongi.

Hoseok menggeleng cepat.

"Apa? Wajahku kenapa?" tanyanya balik sambil mengelus wajahnya. Yoongi menggeleng.

"Lupakan ...."

Hening melanda keduanya, sampai Hoseok berbicara.

"Yoon, itu ... kepalamu tidak perih?" Tanya Hoseok.

"Tidak," jawab Yoongi singkat. Ia melihat Hoseok yang melihatnya penuh selidik. Yoongi menghela napas.

"Benar-benar tidak perih, kok," ucapnya meyakinkan. Hoseok mengangguk.

"Jja, kita pulang, Sudah setengah empat," ujar Yoongi, bangkit dari duduknya dan pergi keluar mendahului Hoseok.

"Tunggu, aish ...."

Kenapa ia selalu ditinggal, sih?

Hoseok cepat-cepat mengambil tasnya, memakainya kembali dan mengejar Yoongi yang sudah berjalan mendahuluinya. Tak lupa ia menutup pintu lapangan itu.

Hoseok menghentikan lari kecilnya kala ia sudah beriringan dengan Yoongi.

"Kau mau langsung pulang, Yoon?" tanya Hoseok.

"Hm ..., " gumam Yoongi dengan pandangan lurus ke depan. Hoseok mengangguk. Sampai rumah nanti, ia akan langsung mandi. Seragamnya sudah basah oleh keringat, membuatnya sangat tidak nyaman.

Hoseok berjalan sambil memandangi lantai, tapi matanya membola kala ia mengingat sesuatu. Hoseok spontan menghentikan langkahnya.

"Yoon, Samcheon bilang, dalam beberapa hari ini jangan sampai kena air, harusnya kau tadi tidak bermain basket!" erang Hoseok frustasi, ia mengacak-acak rambutnya yang basah oleh keringat itu.

Yoongi yang melihat sahabatnya berjalan sambil menghentakkan kaki itu tertawa kecil. Sungguh, melihat Hoseok yang kesal adalah hiburan tersendiri bagi Min Yoongi.

***

Yoongi telah sampai di mansion keluarganya, ia berjalan menuju pintu utama, dan membukanya pelan.

"Oh, selamat datang Tuan Muda Yoongi," ucap sopan seorang maid. Yoongi mengangguk, kakinya ia langkahkan ke arah tangga yang akan membawanya menuju kamar.

Dapat ia lihat presensi laki-laki paruh baya sedang duduk di sofa ruang tv sambil memainkan handphonenya.

"Appa pulang?" tanyanya dalam hati.

Yoongi memutuskan untuk berhenti sejenak dan membungkuk kepada sang Ayah.

"Aku pulang ...," ucapnya, namun tidak ada balasan. Yoongi menghela napas, ia tahu akhirnya akan selalu seperti itu. Anak itu berjalan menuju tangga, menaikinya satu persatu dan menuju kamarnya.

Tanpa ia ketahui sepasang netra menatap punggungnya sendu.

Mian ....

.

.

.

.

Yoongi telah selesai dengan mandinya. Ia tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk putih.

Yoongi mengambil handphonenya di kasur.

3 messages from Hoseok

Yoongi menghela napasnya. Yoongi tahu Hoseok pasti akan mengiriminya banyak pesan. Itu sudah tertebak saat ia tengah mandi tadi. Ia yakin, isi pesan itu melarangnya untuk keramas.

Hoseok

| Yoon, jangan keramas!

Hoseok

| Jahitannya akan terbuka jika kau keramas!

Hoseok

| Kenapa tidak membalas, pabbo!

Yoongi

Terlambat. Aku sudah keramas. |

Yoongi mematikan handphonenya dan menaruhnya ke atas nakas, merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Ia memejamkan matanya, dan tak lama kantuk menghampirinya.

Tapi, benda hitam pipih di atas nakas bergetar, ketika sang pemilik tengah pergi kea lam mimpi

XXX

| Kita ...







TBC

Mianhae Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang