Empat hari berada di rumah sakit, dan siang ini, Jaehyun yang menunggu Yoongi. Lelaki itu datang menggantikan Seokjin yang telah menunggu sedari pagi.
Sebenarnya, Jungkook bersikeras untuk ikut, tapi Jaehyun menolak keras. Anak itu sudah tiga hari membolos, menolak sekolah ketika ia membangunkannya untuk berangkat. Apa lagi Jungkook sudah berada di tingkat akhir, dan ujian kelulusan akan segera datang, si bungsu itu tentu harus belajar.
Lelaki itu segera berdiri saat dokter menyebut nama sang putra. Beberapa saat setelahnya, Jaehyun melihat ranjang dengan Yoongi yang terlelap didorong keluar dari ruangan. Ia mengernyit, menatap Jung Ilwoo yang tersenyum tipis.
"Keadaannya membaik. Min Yoongi sudah dapat dipindahkan ke ruang rawat."
Sudut bibirnya tertarik. Jaehyun tersenyum. Merasakan lega luar biasa ketika sang dokter berucap.
"Yoongi akan segera bangun?" ia bertanya antusias.
"Maaf, perihal itu kami belum bisa memastikan." Ilwoo tersenyum kikuk. Ia mengusap tengkuk, merasa bersalah kala matanya menangkap gurat kecewa dari lelaki di hadapannya.
"Ah ... baik, terima kasih, Euisanim," Jaehyun membalas.
Tidak apa, mendengar kabar bahwa keadaan sang putra berangsur baik, itu cukup untuk membuatnya lega.
"Mohon untuk mengurus administrasi, sementara kami mengurus kepindahan pasien. Setelahnya, Anda bisa menjenguk pasien di ruang rawat." Jaehyun mengangguk kecil.
Lelaki itu berjalan untuk mengurus administrasi dengan senyum menghiasi wajahnya.
Yoonginya ... Min Yoongi, putranya--ah, ia sampai tak bisa berkata.
***
Ceklek.
Jaehyun tersenyum. Matanya terkunci pada Yoongi yang terbaring di sana. Ia melangkah mendekat, memapak diri di samping sang putra yang masih setia menutup mata.
"Sakit, Yoongi-ah?" ia melirih. Tangan bergetarnya mengelus pelan rambut legam Yoongi. Matanya memanas tiba-tiba, hingga buliran air mata tak lagi bisa ia tahan.
"Cepat bangun, hm? Ayo kita habiskan waktu bersama nanti. Kita berempat, oke?" ujarnya. Jaehyun duduk di kursi samping ranjang. Mengelus pelan surai sang putra dengan senyum hangat yang tak luntur dari bibirnya.
***
"Di mana Min Yoongi? Bukankah sudah satu minggu ia tidak masuk?" Suara itu menggema ke setiap sudut kelas. Membuat Hoseok yang sedari tadi diam mengangkat tangannya, hendak menjawab pertanyaan sang guru, juga membuat fokus satu kelas mengarah padanya.
"Yoongi sedang sakit, Ssaem," jawabnya sopan.
"Sakit? Sampai satu minggu?" Hoseok mengangguk.
"Bisa kau jenguk Yoongi, Jung Hoseok? Surat izinnya hanya berlaku untuk dua hari. Jika tidak ada surat izin lagi, atau tidak ada kabar dari Min Yoongi, terpaksa kami tulis alfa pada buku rapornya." Hoseok tersenyum getir. Ia menggigit bibir, berusaha mengurangi sesak pada dada.
Remaja itu mengangguk pelan. Menunduk, dan melirih, "Saya akan menjenguknya sepulang sekolah, Ssaem ...."
***
"Pagi Yoongi-ya ..."
Seokjin masuk dengan langkah lebar. Senyuman terpampang di wajah tampannya.
Seharusnya ia belum pulang, jika menurut jadwal kuliah. Tapi jam terakhir kosong. Dosen yang mengajar tidak berangkat. Jadi, ia memutuskan untuk pulang saja, menemani Yoongi yang sendiri di rumah sakit.
"Belum mau bangun, hm? Padahal sudah satu minggu lebih. Ayo bangun, apa tidak mau sekolah? Si kuda itu terus berkata sekolah sepi tanpamu." Ia terkekeh kecil.
"Cepat bangun, ya?" Seokjin mengelus kepala Yoongi yang sudah lepas dari perban. Ia menghela napas panjang. Memutuskan untuk merebahkan tubuh pada sofa di dalam ruangan.
Maniknya tak lepas dari Yoongi yang betah terlelap.
Yoongi ... Seokjin merindukan Adiknya.
***
"Min Jungkook, bisakah kau fokus? Tolong perhatikan!" Jungkook tersentak. Ia menunduk dalam, tak berani menatap guru yang tengah mengajar.
"Maaf, Ssaem," ucapnya lirih. Mau tak mau, Jungkook harus memerhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Anak itu mendesah pelan. Sejujurnya, ia sama sekali tak punya semangat seminggu ini.
Apa Yoongi Hyung sudah bangun sekarang? Ia terkekeh. Jika memang sudah, seharusnya Seokjin mengabarinya, bukan?
Ia menghela napas. Jungkook benar-benar merindukan Yoongi.
Merasa bosan, hingga tanpa sadar, Jungkook mengetuk-ketukkan pensilnya pada meja. Membuat suara yang cukup keras hingga perhatian beberapa murid mengarah padanya.
"Min Jungkook!!" Ia meringis.
"Maaf, Ssaem!!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae Yoongi ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed " ... semenjak dua tahun lalu, ia bukan lagi Kakakku." "Aku tidak memiliki Kakak! Tidak untuk pembunuh sepertinya!" [18-02-19]- [22-06-19]