Pagi telah datang, dan Seokjin sekarang sibuk berkutat dengan alat-alat masak di dapur bersama beberapa maid.
"Apa lagi, Ahjumma?" tanya Seokjin pada Kang Ahjumma.
"Sudah Tuan Muda," jawab Kang Ahjumma. Wanita paruh baya itu tersenyum tipis.
"Ada lagi yang bisa kulakukan, Ahjumma?"
"Tidak perlu, Tuan Muda ...." Seokjin mengangguk kecil.
"Kalau begitu, kubangunkan Yoongi dulu."
"Ahjumma bertaruh Tuan Muda Yoongi pasti sulit untuk dibangunkan." Kang Ahjumma terkekeh.
Seokjin merengut tak setuju.
"Lihat saja, lima menit lagi Yoongi akan sampai di sini," ucap Seokjin. Ia bergegas meninggalkan dapur dan segera berlari ke kamar Yoongi.
"Yoon, bangun," ucapnya sambil menarik selimut yang dipakai Yoongi untuk membungkus tubuhnya.
"Ahh, Hyung ...," rengek Yoongi. Masih dengan mata yang tertutup, ia menarik selimut dengan sebelah tangan. Berusaha menghalangi usaha Seokjin yang ingin membangunkannya.
"Ini sudah pagi, tahu!" teriak Seokjin, masih dengan usahanya merebut selimut.
"Lima menit," ucap Yoongi. Ia melepaskan selimut yang digunakan untuk rebutan itu, dan beralih memeluk dirinya sendiri sebagai pengganti selimut.
Seokjin mendengus. Seperti kata Kang Ahjumma, membangunkan Yoongi memang butuh usaha ekstra.
"Astaga. Bangun, Yoon!"
"Yoongi!!" Teriaknya sekali lagi, tepat di telinga Yoongi.
BUAKH!
Yoongi mengusap-usap telinganya yang berdenging, sementara matanya masih berat, enggan untuk terbuka.
Tadi Seokjin meneriakinya tepat di telinga, dan membuat telinganya berdengung. Jadilah ia melemparkan bantal ke muka Seokjin.
"Kau ini!" kesal seokjin. Si sulung itu mengambil bantal yang dilempar Yoongi tadi dan mengembalikannya dengan melemparkannya kembali ke muka Yoongi.
Rasakan, batinnya dengan senyum kemenangan.
Tapi tak disangka, Yoongi malah mengambil bantal itu dan menggunakannya untuk kembali tidur. Ia juga membungkus tubuhnya dengan selimut hitamnya.
Apa?!
Seokjin yang ada dibuat heran oleh Adiknya itu. Sudah diteriaki dan dilempar bantal tetapi masih bisa tidur lagi?
"Bangun, Yoon. Ini sudah pagi!!" Seokjin berteriak sekuat tenaganya, tapi Yoongi masih tertidur pulas, seakan tak terganggu dengan suara Seokjin yang elok membahana.
***
"Ayo cepat turun," ujar Seokjin. Ia mendorong Yoongi yang masih setengah tertidur didepannya.
"Uughh ... Hyung ...," rengek Yoongi. Akhirnya dengan mau tidak mau ia membuka kedua matanya dan berjalan pelan menuruni tangga, lalu menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan saat ia sudah sampai di meja makan. Seokjin menghela napas panjang.
"Susah, bukan?" tanya Kang Ahjumma. Seokjin menghela napasnya kemudian mengangguk pasrah, dan ikut duduk di salah satu kursi.
"Yoon, jangan tidur di depan makanan," ujar Seokjin sembari menggoyang-goyangkan lengan Yoongi.
Yoongi melenguh. Matanya terbuka dengan malas. Ia hanya ingin tidur hari ini. Dan rencananya, setelah sarapan ia akan pergi ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya.
"Buka matamu saat makan, Yoon. Bisa-bisa sendoknya masuk ke hidung bukan ke mulut," cibir Seokjin yang dijawab dengan gumaman malas.
"Aku selesai," ucap Yoongi. Ia berdiri dari duduknya dan berjalan menaiki tangga.
"Mau ke mana?" tanya Seokjin.
"Tidur," jawab Yoongi singkat, kemudian melanjutkan jalannya menuju kamar.
.
.
.
Terdengar suara gedebuk saat Yoongi menghempaskan tubuhnya ke atas kssur. Dan tepat setelahnya, anak itu meringis sakit.
"Sshh ...," ringisnya. Satu tangannya memegang dada yang terasa nyeri.
Yoongi menutup matanya setelahnya. Ingin menyambung tidurnya setelah dibangunkan Seokjin tadi.
Tapi nasib tidak memihak Yoongi. Ponselnya berbunyi saat ia hampir tertelap.
Ia meraba nakas, mengambil ponsel, dan berdecih kala tahu siapa yang mengganggu tidurnya.
"Pengganggu," ia mendengus, sebelum menggeser ikon telepon.
"Selamat pagi, Yoongi-ssi."
"Cepat katakan apa maumu, Ahjussi," Yoongi berujar jengah.
"Haha, baiklah ... ini tentang adik kesayanganmu."
Yoongi tertegun.
"Jungkook ...?" Bogum terkekeh.
"Adikmu itu tidak dirumah, 'kan?" tanya Bogum dari telepon. Yoongi mengernyit.
Bagaimana ia bisa tahu?
"Bagaimana jika kukatakan Jungkook ada di rumahku?" Bogum tertawa remeh.
"Sial! Apa maksudmu?!" Yoongi berseru, berujar dengan mata berkilat marah.
"Tenang saja, Min Yoongi. Jungkookmu sedang bermain dengan Jiminku," jawab Bogum.
Dan telepon dimatikan begitu saja.
Yoongi mengernyit.
"Jimin?"
Siapa dia?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae Yoongi ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed " ... semenjak dua tahun lalu, ia bukan lagi Kakakku." "Aku tidak memiliki Kakak! Tidak untuk pembunuh sepertinya!" [18-02-19]- [22-06-19]