09- Overrule

1.1K 61 7
                                        

Hari ini sebenarnya Arlin tidak diperbolehkan pergi ke sekolah oleh mamanya, karena tidak enak badan, disertai dengan wajahnya yang teramat pucat. Namun, Arlin memaksa untuk tetap datang ke sekolah dengan alasan pelajaran banyak yang ketinggalan.

Kemarin, setelah Arlin sadar, ia diantar oleh Theo menuju Appartement Arlin. Theo juga menelephone mama Arlin untuk memberitahu keadaan anaknya.

"Hmm, sempurna!"

Arlin memasukkan bekal buatannya ke dalam tas yang akan diberikannya kepada Avin.

"Ayin, lo udah siap?" tanya Ocha, sesekali ia merapikan rambutnya dengan jemari tangan.

"Apaan Ayin-Ayin?! Jangan buat gue flashback ah!!"

" Wah, si Ayin kecil marah nih," Deira menaik-naikkan kedua alisnya.

Deira dan Ocha semalam memang menginap di Appartement Arlin, karena mereka begitu khawatir dengan keadaan Arlin.

Arlin berangkat ke sekolah bersama Deira dan Ocha dengan menggunakan mobil Deira.

"Awas aja tuh si kutil cabe sampe nyiksa lo lagi!!" sahut Ocha dengan napas yang menggebu-gebu.

"Besok gue sama Ocha kesana!"

"Lo mau ngapain?!"

"Mau sekolah lah, yakali gue ke Garuda buat jualan gulali!"

"Lah, Bukannya lo sekolah di Tunas Bangsa?"

"Kan gue sama Ocha udah pindah, lagian terserah gue dong, sekolahnya aja sekolah gue,"

"Songong lo Nyonya Franklin!" kesal Arlin.

"By the way, kapan lo pindah?" sambungnya lagi.

"Nanti gue ngurus surat pindah, besok gue mulai sekolah disana,"

Arlin hanya menatap kedua sahabatnya yang berperilaku seenak jidat itu.

Tak lama kemudian, mobil Deira berhenti di depan SMA Garuda, Arlin segera turun dari mobil Deira.

Arlin berlari-lari disepanjang koridor kelas X, ia melemparkan tasnya sembarangan di atas loker dekat toilet wanita.

"Gue kebelet, gue Kebelet!"

Arlin memasuki toilet itu, tanpa memperhatikan seseorang yang menatapnya dengan senyuman setan.

"Lo awasi dia, gue akan melancarkan aksi kita," ucap seorang cewek pada kedua temannya.

* * *

"Kok tas gue kebuka? Aah mungkin gue lupa nutup kali," gumam Arlin.

Arlin segera menemui Avin yang sedang berjalan menuju kelasnya, "Kak Apiiiiiiin!!!!!" teriak Arlin heboh sendiri.

Avin membalikkan tubuhnya menatap datar Arlin, dan Arlin langsung saja mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Kak! Dimakan ya!" Arlin menyodorkan bekal yang ia bawa dari Appartement.

"Sorry, gue udah kenyang," Avin kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

Arlin memegang pergelangan tangan Avin, "Cobain dulu deh kak, kalo kakak ngira aku buat ini pake sianida, kakak gak bakal bernasib sama kayak Mirna kok," Arlin tersenyun lebar.

Mau tak mau, Avin menerima bekal tersebut dari tangan Arlin, Avin langsung membuka tutup bekal itu dqn langsung memakannya.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang