54 - Rahasia Nanat

394 18 1
                                    

Suasana di meja makan kediaman keluarga Albert itu mendadak tegang. Ya, disana juga terdapat beberapa anggota keluarga lain, namun mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Natasha Audrey, aku yang akan menjelaskan atau kau sendiri?" Tiba- tiba suara tuan Albert mengisi keheningan yang sempat terjadi.

Mendengar nama Nanat yang di ucapkan tuan Albert, membuat semua orang menatap Nanat kaget.

Sejak kapan sahabat Arlin ini dekat dengan tuan Albert. Dan ya, mereka semua melupakan balita yang ada di pangkuan hangat nyonya Albert. Ayolah, mereka semua baru selesai bermasalah besar, ini masalah apa lagi?

"Biar aku saja, tuan. Aku tak ingin mereka salah paham," balas Nanat, hal itu membuat mereka semua orang menatap Nanat penasaran dan heran.

"Ada apa ini?!" Tanya Arlin dengan nada dinginnya. Semua orang menyadari itu.

"Maaf. Lin, Dei, Cha, lo semua tau kan, kalo gue sayang banget sama kalian. Kalian sadar ga? Kalo dari tadi, nyonya Albert ngendong balita laki- laki yang lucu itu? Kenalin, namanya Juan Luciano. Dia anak gue sama Richard, umurnya udah dua tahun sekarang," jelas Nanat panjang lebar. Air matanya sudah menganak sungai sekarang.

Penjelasan gadis itu tentu saja membuat rahang semua orang jatuh, tak mengerti. Kecuali, nyonya dan tuan Albert, tentu saja. Sedangkan Arlin, masih berada dalam keterdiamannya, rahangnya mengeras, mata gadis itu menajam, tangannya mengepal kuat. Ia benar- benar merasa terkhianati.

"Lanjutkan penjelasanmu, Natasha" titah Arlin. Semua orang hanya terdiam tak ingin membantah gadis sensitif itu.

"Sahabat gue pasti udah tau kalau gue selama menghilang, gue ga pergi ke sekolah, bahkan kita gak pernah ketemu lagi sejak itu, sebelum gue muncul di persidangan Arlin kala itu. Gue di pasung sama Richard. Sebenernya ga cuma di pasung, gue juga ngalamin pelecehan, kekerasan, dan banyak motif lainnya. Gue minta maaf, Lin. Gue ga cerita sama sekali ke kalian, sahabat gue." Nanat menjeda penjelasannya. Ia menghela napasnya kasar. Benar- benar tak sanggup dengan keadaan ini.

"Kalian juga udah tau, kalo gue bukan berasal dari keluarga yang berada, keluarga gue punya hutang ke Richard. Bahkan sampe Ayah dan Bunda gue mati, hutang itu belum lunas sepenuhnya." Gadis itu terisak.

Lain halnya dengan ketiga gadis yang berstatus sebagai sahabat Nanat. Arlan lebih terluka lagi, mereka adalah sepasang kekasih, yang belum berjalan lama. Apa- apaan semua ini.

"Gue ngorbanin seluruh badan gue buat Richard. Gue juga punya tanggung jawab, Lin. Adek gue, Rey, bahkan gue sendiri ga tau gimana nasib dia sekarang? dia dimana? Gue bingung, gue frustasi. Gue kesini mau minta maaf sebesar- besarnya sama kalian." Jelasnya lagi. Benar- benar keadaan yang membingungkan.

"Dan untuk kak Arlan, maaf, bahkan hubungan kita berjalan belum lama, maaf aku ngecewain kakak, maaf aku ngehianatin kakak. Boleh aku minta kita akhiri ini? Biar kakak ga terluka lagi?" Gadis itu beralih pada lelaki yang berstatus sebagai kekasihnya saat ini.

"N....Nat, jadi Juan Luciano itu emang nama anak lo? Bukan angan- angan atau sejenis impian yang lo ungkapin ke kami tadi?" Tanya Deira tergagap. Air mata gadis itu sudah meluruh merasakan kepedihan yang mendalam di hatinya.

Mendengar pertanyaan dari Deira, Nanat terseyum pedih, dan menganggukkan kepalanya. Mata gadis itu beralih pada Arlin, dan menatap sahabatnya dengan tatapan memohon maaf, sedangkan Arlin, menatapnya dengan tatapan kosong.

"Lin, boleh aku minta sesuatu lagi dari kamu? Aku janji sehabis ini ga akan minta- minta lagi sama kamu, anggap aja ini amanat terakhir dari aku untuk kamu, aku tau kamu sayang sama aku, aku tau kamu pasti ngabulin permintaan aku. Boleh aku minta kamu buat ngejaga Rey? Boleh aku minta kamu untuk ngecari posisi keberadaan Rey sekarang?" Tanya Nanat lembut disertai Air yang jatuh dari pelupuk mata indah itu.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang