55 - Makasih Nat (END)

667 22 0
                                    

WARNING!!!
PART INI BAKALAN JADI BAGIAN TERPANJANG!! CARI POSISI TERNYAMAN DAN NIKMATI ALURNYA.
HAPPY READING, GUYS!!


Entah apa yang dibicaralan oleh Brayn bersama tuan dan nyonya Albert, akhirnya mereka setuju untuk merestui hubungan Arlin dan Brayn menuju jenjang pernikahan.

"APA?! MAMA SAMA PAPA SETUJU?! BUAT NIKAHIN AKU SAMA BRAYN?! BESOK?!" kaget Arlin menatap kedua orang tuanya tak percaya.

"Ini bener- bener diluar ekspetasiku, ma. Oh my god!" Gadis itu malah menjadi histeris sendiri.

"Arlin, kamu tenang aja, okay? Brayn juga udah nyiapin semuanya," balas nyonya Albert tenang.

"Semuanya apaan ma, bahkan gaun pengantin aja aku ga tau gimana, apasih namanya itu, yg itu tuh-" gadis itu semakin panik dan malah mondar- mandir di depan mama dan papanya.

"Apa sayaang?! Bahkan Brayn sudah mengirim foto gaunmu pada mama, ya ampun," balas Nyonya Albert heran.

"Sudahlah ma, aku panik,"

"Tidurlah Arlin, kau akan menikah besok," tuah Albert terkekeh sendiri dengan perkataannya.

"YATUHAAAN APAA INI!!!" kesal Arlin seraya menaiki tangga menuju kamarnya.

* * *

Gadis itu duduk di seberang meja dengan cermin besar seraya di dandani oleh penata rias miliknya. Ya keluarga ini, begitu aneh karena memiliki penata rias pribadi, hanya dengan alasan, Arlin seorang model.


"Kak, jangan norak ya, jangan alay juga," peringat Arlin pada penata rias tersebut dan dibalas kekehan ringan olehnya.

"Nggak akan, Arlin. Kakak cuma nyesuain sama warna gaun pengantin kamu," ucap gadis itu lalu kembali terkekeh.

"Ada apa kak? Apa yang lucu?" Arlin menatap wanita itu heran.

"Padahal, kemaren kakak masih ngajakin kamu main, sekarang udah mau nikah aja, mana kakak lagi yang dandanin kamu, ahahaha" ucapnya dan dibalas tatapan tajam oleh Arlin, kemudian gadis itu beralih pada nyonya Albert.

"Maa... padahal aku tak pernah membayangkan hari ini tiba," ucap Arlin berharap mamanya akan nenghentikan pernikahan ini.

"Tidak Arlin, jangan berharap mama akan menghentikan pernikahan ini," cegah nyonya Albert mengerti apa maksud pembicaraan anak gadisnya ini.

"Aku masih kecil maa, umurku masih 23tahun, baru masuk 24 tahun, bagaimana mama tega menyerahkanku pada Brayn?!?!" Balasnya sedikit mendramatisir keadaan.

"Apa salahnya? Kamu sudah mapan, kamu juga CEO, kamu juga model, apalagi? Mau hura- hura? Temen- temen kamu kan ada? Apasalahnya dengan menikah?" Dengan sengit, nyonya Albert membalas perkataan drama Arlin langsung membuat gadis itu terdiam pasrah.

"Jahat sekali," ucapnya.

"Sudah, sekarang pakai gaunmu," ucap gadis yang dipanggil kakak oleh Arlin ini.

"Demi tuhan!!! Gaun macam apa ini?! Kenapa ribet banget?! Terus kenapa ukurannya segede gaban?! Liat aja lo Brayn!!"

"Arlin!! Jangan terlalu kaku, ini gaun yang paling cantik yang pernah mama lihat!!" Kesal nyonya Albert menatap nyalang anaknya.

"Lihatlah ma, ini terlalu ribet sama akuuuu," ucap Arlin beralih pada gaunnya, dan berpasrahkan diri kembali.

"Lihatlah ma, ini terlalu ribet sama akuuuu," ucap Arlin beralih pada gaunnya, dan berpasrahkan diri kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang