39 - Japan

458 19 1
                                    

Gadis itu memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia kecewa mengetahui sifat dia pada Arlin begitu kasar, bahkan dia bisa-bisanya mengatai Arlin bodoh. Gadis itu juga takut, bagaimana jika Arlan mendengar cek-coknya dengan dia tadi.

Suasana kota Tokyo itu sangatlah ramai, dengan matahari yang menemani langkah Arlin menuju tempat tujuannya, tak lupa ia juga menyalakan lagu kesukaannya dengan suara keras.

And you're standing on the edge, face up 'cause you're a...

Natural
A beating heart of stone
You gotta be so cold
To make it in this world
Yeah, you're a natural
Living your life cutthroat
You gotta be so cold
Yeah, you're a natural

( Imagine Dragons - natural )

Arlin bernyanyi dengan suara keras seraya mengangguk - anggukkan kepalanya seperti penyanyi - penyanyi rock yang ada di televisi. Lagu itu benar-benar menguras emosinya dikarenakan irama yang menggugah seseorang untuk mengikuti dan menikmati lagu itu.

Lagu itu di putar berkali-kali tanpa ada rasa bosan hingga mengantarkan Arlin pada studio yang ia tuju. Dengan langkah gontai, Arlin berjalan dan memasuki ruangan yang telah diisi oleh beberapa temannya dengan profesi yang sama.

Semua asistant nya sudah berlarian menuju gadis itu dan membawa Arlin menuju tempat riasan wajahnya, semua berjalan sesuai dengan yang diinginkan oleh Arlin. Tak ada seorangpun yang menyadari raut wajah Arlin tak seperti biasanya.

Ya, gadis itu menyadari bahwa sedari tadi, Mike memperhatikannya. Ia sengaja tak ingin melihat pada lelaki itu karena entah kemampuan atau ilmu hitam apa yang dimiliki olehnya hingga ia bisa membaca perubahan raut wajah Arlin.

Arlin yang sedang dirias pun hanya memandang cermin didepannya datar, tak ada raut apapun dari wajahnya, entah itu sedih, terluka ataupun raut bahagia.

Heran dengan itu, langsung saja Mike mendatangi Arlin dan berdiri di belakang gadis itu, tentu saja Arlin menyadarinya, karena ia dapat melihat lelaki itu dari cermin didepannya.

"Kau kenapa, Arlin?" Tanya Mike memandang Arlin penasaran.

"Kau hanya penasaran," jawab Arlin datar.

"Tidak, aku peduli padamu," jawab Mike berusaha menarik Arlin dari keterdiamannya itu.

"Ya, kau hanya peduli, Mike. Lakukanlah tugasmu, kasihan mereka, mengikutimu kemanapun kau pergi," ucap Arlin panjang lebar. Ia sama sekali tak menatap Mike meskipun lewat pantulan cermin.

"Kau akan ku teror, setelah pemotretan ini," sadis Mike dan berjalan meninggalkan Arlin yang terkekeh kecil.

Setelah selesai dengan rias-merias wajah, Arlin didatangi oleh seorang assistant yang mengatur busana yang akan ia kenakan.

"Wah kau selalu cocok dengan busana apapun, nona Arlin," wanita itu dan memandang Arlin dengan tatapan memuja.

"Terima kasih nona Advarsera," ucap Arlin sedikit mengangkat sudut bibirnya.

"Bagaimana caramu menjaga tubuhmu agar tetap indah seperti ini, nona?" Tanya wanita itu lagi.

"Jika sudah selesai dengan busananya, pergilah nona Advarsera. Kau akan membangunkan singa tidur," ucap lelaki itu menatap Arlin dengan senyuman melecehkan.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang