Ting!
From : Irene
Temui gue di gedung tempat terakhir kita ketemu!
Setelah membaca pesan masuknya, senyuman licik langsung terbit di wajah tampan pria itu, ia langsung mengambil jas hitam miliknya dan berlalu meninggalkan posisinya.
Ia menendarai mobilnya dengan perasaan yang membuncah, ia sudah sangat bersiap untuk menjalankan rencana yang sudah sekitar satu bulan yang lalu.
Perihal tentang bawahannya yang mencari keberadaan Arlin, itu semua sia-sia. Ia tak mendapatkan informasi apapun tentang Arlin, baik tempat keberadaannya, silsilah gelap keluarga, atau apapun.
Ia pun tiba di gedung tua tempat pertemuannya dengan Irene, langsung saja pandangannya jatuh pada gadis yang tengah berdiri dengan gaya angkuhnya seraya memegang uang yang diminta olehnya.
"Ini, lo harus ngebunuh Arlin, Richard. Gue ga peduli apapun isi rencana lo, yang gue tau, Arlin harus mati," ucap Irene tajam.
"Itu urusan mudah, kau hanya terobsesi dengan Avin, bukan? Bagaimana jika kita korbankan kedua orang itu?" Tanya Richard remeh.
"Jangan coba-coba untuk melukai Avinku," ucap Irene berusaha tenang.
"Baiklah akan kulakukan," jawab Richard dan berlalu pergi.
"Kalo lo ngelukain Avin segores pun, mati lo ditangan gue, Richard!" Teriak Irene memandang lelaki yang sudah mulai menjauh itu.
"Oh tuhan. Jangan sampe dia ngebawa-bawa Avin dalam masalah ini!" Ujarnya berharap.
* * *
"Lin....ayo pacaran,"
"Hmpfttt apa?? Io ngajak gue pacaran? Simple banget, ahaha" kaget Arlin disertai gelak tawanya.
"Trus lo maunya bawa lo ke taman yang penuh sama bunga mawar, terus berlutut didepan lo memohon biar kita pacaran gitu?" Tanya Avin datar.
"Yaa mungkin aja, lo ada niat kaya gitu kan," remeh Arlin seraya terkekeh geli.
"Dihh amit-amit," ucap Avin dengan ekspresi jijik.
"Usaha dulu deh, gue lagi ga mood pacaran, karena gue masih kecewa sama sahabat lo, Vin," lanjut Arlin dalam hati.
"Tenang aja, gue orangnya pekerja keras,"
"Lin, sejak kapan lo sadar kalo gue adalah Apin?" Lanjutnya menatap Arlin.
Mereka duduk di pembatas tembok rooftop dengan posisi kaki yang terjuntai kebawah, bisa dikatakan mereka seperti orang frustasi yang sangat ingin bunuh diri. Avin, lelaki itu duduk tepat di samping Arlin dan sesekali memandang gadisnya itu, sedangkan Arlin, dia terkesan lebih santai dan tak terlalu memperdulikan keberadaan Avin.
"Sejak gue pindah ke sini lah, sebelum itu kita mana pernah ketemu," jawab Arlin santai.
"Emangnya lo inget, gimana wajah gue? Padahal kita udah lima belas tahun lebih ga ketemu," Avin memandang Arlin dengan tatapan bingung.
"Apa susahnya? Lagian wajah lo ga banyak berubah," jawabnya lagi.
"Oh iya, Pin. Kenapa lo generalized amnesia? Kecelakaan?" Tanya Arlin terdengar penasaran.
"Karena lo,"
"Gue??"
"Yaa gue ga terima dulu tiba-tiba lo pergi yang gue sendiri ga tau kemana, waktu gue baca surat lo ternyata isinya malah pamitan mau pergi. Langsung aja gue tanya ke mama, dia jawab lo pindah ke Jepang dan netap disana," ucap Avin terdengar frustasi. Arlin hanya diam dan fokus mendengarkan cerita Avin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Release
Mystery / ThrillerBagaimana mungkin seorang gadis cupu yang dianggap sampah memiliki banyak kejutan dihidupnya. Tidak ada satupun orang yang tau tentang apa yang di sembunyikan oleh gadis itu selama belasan tahun. WARNING!!! • TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN • TERDAPAT K...