Gadis itu masih berbaring di atas ranjang rumah sakit itu. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan,
'Brayn kenapa gak ngunjungin gue ya?'
'Brayn marah gak sih, karena gue sama Avin?'
'Brayn kemana ya?' Pikir gadis itu bingung."Urusan gue sama Triad belum selesai! Gue harus ngunjungin Parisa selesai ini," gumamnya pelan.
"Ada urusan apa lagi kau dengan Triad, Arlin? Dan Parisa? Kau masih dendam dengan pengacara busuk itu?" Tanya Mike tiba-tiba masuk ke ruang rawatan Arlin.
"Sudah berapa hari aku disini?!" Sambar Arlin hingga membuat lelaki tulen dari Jepang itu terlonjak kaget.
"Lima hari,"
"Dendam Triad, Dorcas?" Lanjut Mike memandang Arlin serius."Kau kira mudah untuk melepas kepergian Dorcas?! Dia terlalu berharga untuk mati seperti itu! Dan Parisa bajingan! Hell!!"
"Mike!! Apa masih lama waktuku untuk dirawat di tempat terkutuk ini?!" Geram gadis itu mencengkram pinggiran ranjang itu keras.
"Aku akan meminta pihak rumah sakit memulangkanmu," sahut Mike mengiyakan permintaan Arlin.
"Cepatlah! Tanganku sudah gatal untuk membunuh wanita sialan itu!!" Lanjut Arlin seraya menjangkau minuman yang terletak di nakas rumah sakit itu.
Mike langsung berjalan menuju Arlan dan menyampaikan keinginan Adiknya itu. Setelah aktivitas debat yang memakan banyak waktu, akhirnya Arlan setuju dengan Mike yang beralasan, 'Dendam adalah kutukan,'
Hal itu benar terjadi secara tiba- tiba, yang mana Arlin dipulangkan dan langsung menghubungi Aslan.
"Aslan! Lacak keberadaan Parisa, pengacara Avin waktu itu," ucap gadis itu tegas.
"Siapkan keanggotaan MS-13. Perang terhadap Triad akan segera dimulai," lanjutnya disertai senyuman licik diwajahnya.
"Baik nona. Tumben sekali kau menghubungiku, apa keadaan di sana baik?"
"Berhenti berbasa- basi. Laksanakan perintah!"
"Baik nona,"
Tut.
Arlin duduk di jok belakang mobilnya seraya menatap polos Arlan yang sedari tadi diam dan menatap Arlin tajam melalui rear vision mirror.
Lelaki yang berstatus sebagai kakak kandung Arlin itu sangat kesal terhadap adik satu- satunya ini."Kenapa kamu ingin pulang? Keadaan tubuhmu belum stabil, Arlin!" Ucap Arlan tiba- tiba hingga membuat Arlin cukup kaget.
"Dendam itu kutukan kak, banyak hal yang harus aku selesaikan," jawab Arlin dingin.
"Baiklah, bagaimana hubunganmu dengan Brayn? Kenapa dia tak mengunjungimu di rumah sakit?" Arlan memilih untuk mengganti topik dari pada ia harus perang dingin dengan Arlin.
"Entahlah, aku kecewa padanya. Aku tak ingin berhubungan lagi dengannya," balas Arlin pasrah.
"Apa?! Bahkan seharusnya aku yang bersikap seperti itu!"
"Sudahlah, kita selesaikan masalahmu satu per- satu, Arlin. Setelah semuanya selesai, kita urus bagaimana kau dengan Brayn," sela Mike menengahi ketegangan.
Akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Albert. Arlan memilih untuk membantu Arlin berjalan, dan membimbingnya masuk ke dalam mansionnya.
'Padahal aku baik- baik saja, tak perlu bantuan kak Arlan juga,' rutuk Arlin dalam hati.
Seraya menunggu informasi dari Aslan, gadis itu memilih untuk duduk di sebuah sofa seraya menatap tiap- tiap wajah ART di mansion mamanya ini. Mereka semua belum terlalu tua, dan masih mengenal parfum yang menjadi cirikhas mereka masing- masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Release
Mystery / ThrillerBagaimana mungkin seorang gadis cupu yang dianggap sampah memiliki banyak kejutan dihidupnya. Tidak ada satupun orang yang tau tentang apa yang di sembunyikan oleh gadis itu selama belasan tahun. WARNING!!! • TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN • TERDAPAT K...