11- Rich Friend

1.1K 58 0
                                        

"Lin, lo beneran nggak pa pa?"

"Tangan lo beneran gak sakit lagi?"

"Tapi Lin, badan lo masih anget!"

"Darah lo gimana? Apa perlu darah gue, gue pindahin kesana?"

"SEKALI LAGI LO NGOMONG, GUE ROBEK MULUT LO BERDUA!!!" Arlin membentak kedua temannya kesal,

"Idiih Ayin marah ni ye," ejek Deira pada Arlin yang wajahnya sudah memerah karena emosi.

"Jangan buat gue flashback sialan!"

"Ke mall yuk," ajak Arlin pada kedua temannya.

"Tapi lo harus istirahat Arlin sayangku," cegah Ocha

"Aah bacot lo! Sana kalian berdua siap siap," bentak Arlin.

Mereka menaiki motor masing-masing di depan Appartement Arlin.

Arlin memang sengaja bolos sekolah hari inidengan alasan sakit. Namun sebenarnya ia malas berurusan dengan Irene karena ia tak mau lepas kontrol.

Arlin dengan motor ninja berwarna hitam, Deira dengan ninja berwarna maroon gelap, dan Ocha dengan motor ninja warna putih.

Bruum! Brumm! Bruum!

Arlin menggas-gas motornya.

"Woi Lin! Kok lo ngegas-gas gitu sih?! Lo nantangin kita?" tanya Deira kesal.

"Kalo gue emang nantangin lo berdua gimana?" tantang Arlin dengan wajah meremehkan.

"Yaudah, siapa yang terakhir sampe di mall, dia yang bayarin belanjaan kita semua!" tawar Ocha.

"Boleh sih, jangan salahin kita kalo nanti yang kalah bakalan tekor," remeh Arlin pada teman-temannya.

"Tiga.. Dua.. Sat--bangsat!"

Bruuummm!!

Arlin dan Deira melajukan kencang motor mereka dan meninggalkan Ocha yang masih menghitung.

"Sialan! Kalo udah gini, jelas gue yang kalah."

* * *

"Woi geng! Cabut yuk, bosen gue, dari kemaren guru-guru rapat terus," Theo menghempas-hempaskan kepalanya ke meja karena terlalu bosan.

"Iya juga ya, mereka ngebincangin apaan sih? Heran gue," tanya Kalvin berpikir.

"Lo gak usah sok mikir Kal, selama ini otak lo juga gak guna buat mikir," ucap Avin sarkas, yang dibalas dengan cengiran tanpa dosa oleh Kalvin.

"Aduuh, gue pengen beli teh pucuk rasa kambing di mall," ucah Theo.

"Bagus juga tuh, dari iklan mana lo tau ada teh pucuk begituan?" tanya Avin penasaran.

"Kalo gue pengen beli susu-- susu-- susu apaan ya?" Kalvin berpikir keras.

"Susu mak lo!!" sambar Brayn.

"Brayn! Sejak kapan??" Theo membulatkan matanya tak percaya dengan orang suci itu.

"Let's kita ke mall!" ajak Brayn mengalihkan pembicaraan mereka, dan duluan berjalan keluar kelas.

Brayn memajukan mobil sport putih miliknya dengan dirinya yang mengemudikan mobil, Avin duduk di sampingnya, Kalvin dan Theo yang duduk di belakang.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang