52 - Perang

339 15 2
                                    

Drttt drttt

Handphone milik gadis itu mendadak bergetar hingga membuatnya terpaksa untuk mengangkat panggilan itu.

Ia yang mengendarai motor sport berwarna hitam itu menyelipkan benda kotak pipih itu di antara telinga dan helmnya. Dengan tenang gadis itu tetap fokus mengendara seraya mendengarkan kata- kata yang terlontar oleh seseorang di seberan panggilan itu.

"Nona, maaf mengganggu waktumu. Nona Deira, Ocha dan Nanat telah melakukannya dengan tepat. Mereka sudah sangat mahir dalam menggunakan senjata sesuai dengan perintahmu." Ucap orang itu dan menunggu balasan dari Arlin.

"Baiklah Aslan, jangan lupa urus mereka, aku akan menyusul bersama Mike dan Brayn setelah ini. Tunggu lah," balas Arlin tenang.

"Apa kau tengah berkendara, nona?" Tanya lelaki itu basa basi sebelum menutuskan panggilan mereka.

"Hm, putuskan panggilan kita, Aslan. Brayn akan memarahiku jika tahu aku bermain handphone ketika berkendara." Titah Arlin lalu memasukkan handphonenya di sela saku celana tanpa memutus panggilannya.Dengan pengertian, Aslan lah yang mengakhiri panggilan mereka.

Sampai di tempat tujuan, Arlin memakirkan motor sport hitamnya di halaman depan rumah klasik milik Zeus dan segera turun lalu menghampiri Brayn dan Mike.

"Sudah siap Mike?" Tanya Arlin dan dibalas anggukan kepala oleh lelaki itu.

Brayn segera mengetuk pintu rumah Zeus dan memanggil nama lelaki itu. Bentuk sopan santunnya ketika bertamu.

"Permisi, aku Brayn dan Arlyzia," salam Brayn dengan tatapan dinginnya.

"Ahh Arlyzia, apa kabar?? Ayo masuk," ajak lelaki itu mempersilahkan ketiga orang itu masuk ke dalam rumahnya.

"Tidak perlu repot, Zeus. Mulai hari ini, panggil aku Arlin, namaku Arlin Kayana Albert, dan ini----"

"Aku suaminya Arlin, Brayn Simpons, dan aku sangat perterima kasih padamu, Zeus. Kau sudah membantu istriku untuk membebaskannya dari jebakan itu," potong Brayn dan saat itu juga ia mendapat tatapan tajam dari Arlin.

"Lalu-----" Zeus mengalihkan tatapannya pada Mike.

"Aku Mike, adiknya Brayn. Terimakasih sudah membebaskan kakakku Zeus," balas Mike mengerti akan tatapan yang diberikan oleh Zeus

"Aku mengerti, dan tidak masalah, aku senang membantu Arlin. Kalian tidak perlu seperti ini," ucap lelaki itu sedikit terkekeh.

"Aku perlu cepat, Zeus. Aku ingin memberikan ini sebagai ucapan terimakasihku," ucap Arlin lalu memberikan sebuah box besar pada lelaki itu, dan disambut dengan senyuman sumringan Zeus.

"Terimakasih Arlin, aku bahagia karena ini." Ucapnya sungkan.

"Tak apa, aku pergi dahulu. Terimakasih Zeus." Ucap Arlin lalu meninggalkan kediaman lelaki itu bersama Brayn dan Mike.

Tak ingin membuat lelaki itu curiga, Arlin menyerahkan motor sport kesayangannya pada Mike dan menyuruhnya berkendara, sementara ia bersama Brayn dengan mobil mereka.

"Kau sudah siap Brayn? Mike? Kita segera berangkat sekarang," ucap Arlin menginterupsi mereka dan dibalas anggukan kepala oleh keduanya.

"Tim alpha telah berkumpul di basis black falcon serta para sniper telah berkumpul pada basis red falcon," tiba- tiba suara Aslan terdengar pada earpiece yang dikenakan oleh Arlin semenjak ia masuk pada pesawat pribadi milik MS-13.

"Baik, bagaimana dengan tim mu blue shoebill?" Arlin terus memantau anggotanya agar selalu waspada. Kali ini balas dendam mereka terhadap Triad harus di lakukan yang bahkan tak bisa di tunda lagi. Mereka akan memusnahkan organisasi pengecut seperti itu.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang