04- Offered

1.3K 81 2
                                    

"Mas, salah alamat ya?" tanya tukang ojek itu sembari melihat ke rumah mewah yang ada di depannya dan bergantian melihat Theo dan Kalvin secara berulang-ulang.

"Emangnya kenapa, pak?" tanya mereka bersamaan.

"Rumahnya mewah bak istana, masa pemiliknya kayak gembel, trus nista lagi," gumam tukang ojek itu yang tentu masih bisa didengar oleh Theo dan Kalvin.

"Jangan-jangan mas ini orang miskin yang mau minta sedekah di sini ya? Atau mas mau mulung di--"

PLAAK!!!

Theo memukul helm tukang ojek itu hingga membuat kepalanya tenggelam oleh helm yang dipakai tukang ojek itu, sedangkan Kalvin menampar pelan pipi tukang ojek yang sekarang masih tenggelam oleh posisi helm-nya.

"Eeh pak! Jangan asal ngomong dong, gini-gini kita juga anak orang ka--"

"Heii gembel yang ada di sana, yang ada di situ, ngapain kalian?!" potong Avin secara tiba-tiba seraya melantunkan lagu 'kotak' dengan judul beraksi.

"Laknat banget lo jad--"

PRAANG!!!

Avin tiba-tiba melayangkan sebuah sendal jepit dan tepat mengenai dahi Theo.

"Oke Avin, jika itu yang kamu inginkan nak, papih Theo akan segera pergi dari sini," ucap Theo dengan nada yang di dingin-dinginkan dan dengan wajah sok datar.

Kemudian Theo membalikkan badannya menghadap pada Kalvin,

"Kalvin sayang, papih Theo titip adek kamu ya sayang, jaga dia baik-baik ya sayang."

Theo langsung menaiki motor tukang ojek yang sedari tadi menatap horor mereka. Theo menepuk pelan pundak tukang ojek itu,

"Pak, bawa saya kemana saja, apa gunanya saya hidup, jika anak saya sendiri tidak menganggap saya? Mereka malah menganggap saya gembel ternista se antero bocah komplek masa?!!" Theo terus mengguncang-guncangkan bahu tulang ojek itu.

"Kalau bisa bapak bawa saya ke komisi perlindungan jidat nista, terus bapak tenggelemin saya di rawa-rawa." ucap Theo lagi, lebih mendramatisir keadaan.

"Papiiiiiiiiihhhhh jangan tinggalin adek pihh," Avin berteriak sambil berlari mengejar Theo dengan gerakan slow-mo.

"Maafin papih sayang, keputusan papih sudah petak."

"Ooh jadi mas ini papihnya mas ganteng yang ini?" sambar tukang ojek itu sambil menunjuk Avin.

"Damn you! Gue masih tujuh belas tahun pak!" sela Theo tak terima.

"Tapi mas cocok loh jadi papih-papih gitu, meskipun lebih cocok jadi gembel." ucap tukang ojek itu dengan tak berdosa.

"Pergi gak lo dari sini!!" bentak Theo pada tukang ojek yang masih dengan tampang bingung miliknya.

"Eeh iya mas, maap maap udah ganggu waktu mas bersama keluarga," tukang ojek itu langsung membelokkan motornya, bahkan motor tukang ojek itu terpeleset dan ia hampir terjatuh.

Avin yang melihat itu hanya menatap kepergian tukang ojek dengan wajah bodohnya. Theo yang baru sadar dengan perilakunya langsung memanggil tukang ojek itu kembali.

"Paak!! Woii pak!!" panggil Theo dengan ganas.

"Yaah padahalkan belum gue bayar tuh orang, yaudah sih, untungnya kan di gue juga hehe," sambungnya dengan tertawa setan.

Kalvin dan Theo berlari memasuki rumah Avin dan meninggalkan sang oemilik rumah yang masih dengan wajah bodohnya menatap kepergian tukang ojek tadi.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang