46 - Satu Masalah, selesai

373 17 4
                                    

Seminggu kemudian

~~Persidangan~~

"Mari kita memulai persidangannya," ucap hakim

"Jaksa, silahkan berikan tuntutan anda," ucap Hakim pada pengacara milik Avin, Parisa.

"Arlyzia didakwa sebagai pelaku kasus percobaan pembunuhan Avin Marcello Aquino pada tanggal 15 april 2020," ucap Parisa dan segera duduk kembali di kursinya.

"Terdakwa, silahkan berikan pernyataan anda," ucap Hakim pada pengacara milik Arlin, Zeus.

"Saya dan terdakwa tidak mengakui tuntutan yang di ajukan jaksa, kami yakin dia tidak bersalah," jawab Zeus hingga membuat seluruh orang yang ada disana bertanya heboh.

"Korban Avin Marcello Aquino ditikam dengan pisau, dan ditemukan tidak sadarkan diri di sebuah ranjang kamar hotel xxxx ruang 614.

Lalu disana hanya ada terdakwa yang satu sekolah dengannya, terdakwa menikam Avin dengan pisau tumpul, lalu terdakwa menghampiri korban dan menyekap wajah korban dengan bantal yang ada di dalam ruangan untuk membunuh Avin, dan ini adalah pisau yang ditemukan di TKP.

Layanan Forensik Nasional sudah memastikan sidik jari pada pegangan pisaunya adalah milik terdakwa, Arlyzia. Seperti yang anda lihat, semua bukti dari TKP dan situasinya membuktikan bahwa terdakwa mencoba membunuh Avin Marcello Aquino. Oleh karena itu saya meminta Arlyzia Iendraxea dihukum atas percobaan pembunuhan dan di jatuhi hukuman 20 tahun penjara." Pernyataan Parisa tersebut membuat semua orang kembali heboh dan memandang jaksa itu tak percaya.

"Pengacara pembela, silahkan berikan pembelaan anda" suruh Hakim pada Zeus lagi.

"Sebelum menyampaikan argumen, tolong lihat foto ini, anda melihat luka memar tersebut? Di TKP, polisi tidak memberikan terdakwa kesempatan untuk menjelaskan atau memberi pertolongan pertama pada korban. Mereka malah menodongkan senjata, menyerang dan memborgol terdakwa. Yang ingin dilakukan oleh terdakwa hanyalah menyelamatkan korban. Satu fakta yang terpenting adalah, saya, ataupun jaksa, ataupun seluruh orang yang ada disini tidak mengetahui fakta yang sebenarnya selain korban dan terdakwa." Ucap Zeus mulai kesal.

"Permisi yang mulia, dapatkah saya menjadi saksi atas ketidakbersalahan nona Arlyzia Iendraxea?" Ucap seseorang hingga menarik seluruh perhatian orang yang berada dalam ruangan pengadilan.

Pandangan Arlin tertarik pada gadis itu dan menyunggingkan senyuman licik penuh kemenangannya. Sedetik kemudian, ia menatap Richard dan Irene tajam seraya menyeringai tajam seakan berkata, "lihat permainan gue selanjutnya,"

"Silahkan, nona. Bersaksilah dengan adil, dan bersumpahlah untuk mengatakan yang sebenarnya," ucap Hakim mantap.

"Baik, yang mulia. Saya bersumpah atas nama tuhan untuk berkata yang sejujurnya," ucapnya.

"Saya, Natasha Audrey adalah siswi SMA dari keluarga sederhana, keluarga saya, bukan, hanya ayah saya yang memiliki hutang banyak kepada keluarga Richard. Richard adalah orang yang memasung dan menyiksa saya untuk pembayaran atas hutang-hutang ayah saya,"

"Saya minta maaf kepada Arlyzia karena telah mencuri alat perekam suaranya dan menghilang setelah itu. Dan hubungan Richard dengan semua ini adalah, berkat hasil pencurian saya, saya merekam semua percakapannya dengan nona Irene di gudang tua kala itu, meski dengan susah payah. Saya tahu bahwa rencana ini adalah bentuk menjebloskan dan pencemaran nama baik sahabat saya, terima kasih atas waktunya."

"Baik, jadi anda memiliki bukti percakapan seseorang yang bernama Richard dan Irene di sebuah gudang tua? Serahkan buktinya," ucap Hakim dan di angguki oleh Nanat.

Audio yang diserahkan oleh Nanat diputar didepan semua orang, bahkan Arlin duduk dengan tenang seraya tersenyum sinis, ia tau ini semua akan berakhir dengan tiba-tiba pula. Bahkan masalah ini datang dengan tiba-tiba tanpa bisa di prediksinya.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang