Anak laki-laki itu berjalan dengan santainya mengelilingi perumahan tempat ia tinggal. Hari ini adalah libur semesternya, di academy tempat ia dinaungi liburan ini akan datang selama sepuluh hari dalam tiga bulan.
Memang benar, ini adalah tahun pertamanya di pendidikam academy. Meskipun ia sudah berada dan dijaga dalam organisasi ini semenjak umur satu tahun, tapi tetap saja hal ini merupakan pengalaman pertama yang ia miliki dalam pendidikan MS-13 dan juga merupakan libur pertamanya.
Hari ini merupakan hari ulang tahunnya yang keempat, 25 Desember 1999. Orang tua laki-laki kecil ini sangat baik dengan membiarkan anaknya yang baru saja berumur empat tahun itu berkeliling perumahan tempat tinggal mereka sendirian.
Dalam keluarga Simpons, memang sudah terjadi kesepakatan apabila anaknya bertambah umur, ia akan dibebaskan untuk berkeliling dan mengenal lingkungannya sendiri, tidak ada kata manja dalam diri lelaki kecil itu. Apalagi ia sudah berada didalam organisasi gelap semenjak umur satu tahun.
Yang benar saja, siapa orang tua yang rela berpisah dengan anaknya yang baru saja berumur satu tahun? Dimasukkan kedalam organisasi yang tidak beres pula! Tapi itulah hal yang paling tepat menurut keluarganya. Gila memang.
Brayn Simpons. Ya, lelaki kecil itu adalah Brayn. Meskipun sudah terpisah semenjak umur yang sangat kecil, lelaki itu tak pernah kekurangan kasih sayang. Organisasi ini memang membiarkan orang tua Brayn untuk menetap hingga lelaki itu berhenti bergantung pada orang tuanya.
Brayn terus saja berjalan dan memperhatikan lingkungan sekitarnya, wajah imut nan polos itu menyimpan banyak rahasia dibalik tatapan tajamnya dan senyuman smirk yang selalu ia tampilkan.
Tatapannya jatuh pada batu berukuran sedang yang tidak sengaja tersenggol oleh kakinya, langsung saja ia menendang batu itu dengan keras. Tak ada emosi atau artian apapun dalam tendangannya itu, anggap saja itu adalah tenaga berlebih yang berasal dari kakinya sendiri.
Batu itu meleset mengenai sebuah pagar besi yang melindungi mansion mewah didalamnya dan disusul oleh teriakan anak kecil menandakan bahwa ia terkejut.
"WOII CIAPA ITUU?!!" teriak gadis kecil itu dengan suara yang melengking.
"Adik kecil, maafkan aku, aku tidak sengaja," ucap Brayn yang telah sampai di depan gerbang mansion itu. Gadis itu langsung berlari dan membukakan pintu gerbang itu untuk Brayn.
"Macuklah, Ayin kecepian, ga ada teman. Kak Arlan ga mau main cama Ayin." Ucapnya polos dan mempersilahkan Brayn masuk.
"Namamu... Ayin?" Tanya Brayn menatap gadis ini gemas.
"Arlin Kayana Albert," jawabnya.
"Lantas... kenapa Ayin?" Tanya Brayn bingung.
"Arlin itu terlalu rumit," jawabnya dan disusul oleh gelak tawa Brayn.
"Namamu?" Tanya Arlin menatap Brayn polos.
"Brayn Simpons," jawabnya tersenyum manis.
"Namamu keren..... kau tahu? Hari ini aku berulang tahun yang kedua," ucap Arlin sumringah.
"Benarkah? Aku juga berulang tahun hari ini, ini tahun keempatku," jawab Brayn semangat.
"Hai sayang, kamu teman baru Arlin?" Ucap seorang wanita muda dengan tubuh indahnya bak keturunan bangsawan.
"Hai tante, dia sangat menggemaskan, aku menyukainya," balas Brayn tersenyum manis.
"Kau..... anak academy?" Tanya wanita itu ragu.
"Bagaimana kau tahu itu nona Albert?" Tanya Brayn menatap wanita di depannya ini waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Release
Mystery / ThrillerBagaimana mungkin seorang gadis cupu yang dianggap sampah memiliki banyak kejutan dihidupnya. Tidak ada satupun orang yang tau tentang apa yang di sembunyikan oleh gadis itu selama belasan tahun. WARNING!!! • TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN • TERDAPAT K...