48 - Kacau

390 15 2
                                    

Brayn dan Arlin segera berjalan menuju parkiran restoran di lantai dasar takut sesuatu terjadi pada sahabat mereka mengingat kondisi tubuh Avin belum dalam keadaan stabil.

Setelah sampai di tempat yang diminta oleh Avin tadi, mereka melihat lelaki itu berdiri dengan posisi tegap yang membelakangi mereka berdua. Arlin memandang Brayn ragu, takut sesuatu akan terjadi pada lelakinya itu.

Dengan yakin, Brayn membawa Arlin mendekat pada lelaki yang masih membelakanginya itu. Bagi Brayn, gadisnya tetaplah hanya seorang gadis biasa, tak perduli sekuat atau sebringas apapun Arlinnya itu.

"Avin, ada ap----"

Bugh!!!

Perkataan Brayn langsung terpotong karena bogeman keras langsung menghampiri pipi kirinya.

Sakitnya masih belum seberapa bagi Brayn, namun ia hanya terkejut bagaimana bisa sahabatnya ini dapat bersikap seperti itu padanya.

"PENGECUT!!" ucap Avin dengan suara tertahan. Dadanya naik turun karena masih berusaha menahan emosinya pada Brayn.

"Siapa yang pengecut?" Tanya Brayn berusaha tenang. Ia tahu hal ini akan terjadi, sahabatnya pasti akan merasa terkhianati. Sebenarnya, siapa yang salah disini?

"Lo!! Lo pengecut Brayn! Lo penipu!" Teriaknya kalut.

"Jelasin ke gue, Vin." Pinta Brayn berusaha tenang. Sebenarnya tanpa di jelaskanpun, ia tahu bahwa dirinya pantas dihardik seperti ini.

"Lo yang selama ini ngasih gue saran, Brayn! Lo bilang ke gue kalo Arlin itu adek lo!! Sekarang kenapa lo malah mau nikahin dia hah?! Anjing lo Brayn!! Lo selama ini ngasih gue penerangan gimana seharusnya ngehadepin Arlin!! Lo tau gue suka sama Arlin!! Lo tau kalo gue cinta sama Arlin!! Lo tau kalo selama ini gue mengalami generalized Amnesia, lo bajingan Brayn! Lo keparat!" Cerca Avin dan kembali memukuli Brayn.

Meskipun lelaki itu tahu bahwa dirinya yang bersalah disini, tetap saja ia tak terima dipukuli secara brutal seperti ini. Sama saja sahabatnya menginjak- injak harga diri yang selama ini sudah ia jaga. Bagaimanapun ia adalah Brayn Simpons. Harga diri adalah segalanya.

Langsung saja Brayn memutar balikkan keadaan, kali ini ia yang sudah tersulut emosi, ia ikut memukuli Avin dengan brutal.

"Ini untuk harga diri gue yang udah lo injak-injak, Vin"

Bugh!!

"Ini untuk gue yang udah lo permaluin didepan tunangan gue!"

Bugh!!!

"Untuk lo yang udah ngacauin acara gue malem ini,"

Bugh!!

"Ini untuk penarikan kata- kata dukungan lo sama Arlin yang udah gue sampein ke lo,"

Bugh!!!

Tetap saja kekuatan yang dimiliki oleh Avin dan Brayn berbeda. Lelaki kelahiran Belanda itu telah menguasai berbagai macam jenis bela diri selama ia dipelihara di akademi MS-13. Bogeman yang sudah ia lemparkan di wajah Avin tadi membuat lelaki itu terkulai lemas, dan tak lama kembali ke keadaan kritis dengan wajah yang hancur penuh lebam.

Brayn berhenti memukuli wajah Avin dengan brutal setelah menyadari lelaki itu sudah tak sadarkan diri. Ia menyesali apa yang telah ia perbuat, langsung saja ia memandang pada Arlin yang tengah tersenyum puas padanya.

"Ayo sayang, kita bawa Avin ke rumah sakit," ucap Arlin tersenyum puas, namun terdapat nada dingin didalam kalimatnya, dan Brayn menyadari hal itu.

Brayn yang tak ingin memperpanjang masalahnya, langsung menggotong Avin menuju mobilnya dan membawa Avin ke rumah sakit terdekat.

Setelah tiba di rumah sakit terdekat dari restoran Osteria, Avin langsung ditangani oleh suster serta dokter jaga yang berada di IGD rumah sakit tersebut.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang