33 - Sisi Lain

609 27 0
                                    

Matahari mulai menampakkan dirinya bersamaan dengan cahaya terang yang menerangi seluruh penjuru. Langit yang biru bersama dengan kicauan burung menambah kesan cerahnya pagi hari ini.

Namun, seberapa terangpun cahaya matahari pagi, hal itu sama sekali tak berpengaruh terhadap gadis yang tengah mengistirahatkan dirinya di tempat tidur king size milik orang lain.

"Kenapa kau begitu jahat, Arlin?" Suara berat seseorang yang mengalun indah menuju indra pendengaran gadis itu membuatnya bergerak tak nyaman.

"Ayolah, Arlin. Bangun!" Suruhnya mulai dengan nada kesal.

"Please, Brayn. Beri aku waktu sepuluh menit lagi, okey?" Pintanya memohon.

"Bangunlah, sweetheart. Kau membuatku gemas." Ucap Brayn, hal itu membuat Arlin tersentak dari tidur indahnya dan langsung terduduk seraya membuka matanya dengan susah payah.

"Saking gemasnya, aku ingin menarik selimutmu itu dan menceburkanmu ke kolam renang." Sambungnya dingin.

"Brayn! Kau begitu jahat!" Balas Arlin menatap Brayn kesal dan kembali merebahkan dirinya ke tempat tidur dengan rencana melanjutkan tidur indahnya.

"Eitss. Jangan tidur lagi, kau bilang aku jahat, kau tahu? Bahwa kau lebih jahat dari ku. Kau membiarkan cabang anggota kita dari Canada dan Mexico menunggu lama." Ucap Brayn panjang lebar.

"Diamlah, Brayn! Kau merusak pagi indahku dengan mulut cerewet tak berguna mu itu!" Cegah Arlin berlalu memasuki kamar mandi dan meninggalkan Brayn yang masih menatapnya tajam.

"Oh ya. Aku mau mandi, dan suruh mereka menunggu." Ucap Arlin lagi seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi.

"Beregaslah, atau aku akan membantumu!" Teriak Brayn dingin.

"Dasar kau! PRIA MESUM!!!!" Teriak Arlin dan dibalas kekehan ringan oleh Brayn. Ia akhir-akhir ini begitu suka untuk menggoda adiknya itu, dan anehnya Arlin malah meladeni godaan darinya.

* * *

Lelaki itu duduk di kepala ranjangnya dengan kepala tertunduk. Ia menyesal telah lancang melakukan hal itu pada adik sahabatnya sendiri, walaupun hal itu terjadi secara tidak sadar, tetap saja ia sangat menyesal, membuat sahabatnya kecewa adalah hal terburuk yang pernah terjadi dalam hubungan persahabatan mereka.

Mereka bersahabat telah belasan tahun, dan dalam persahabatan itulah ia tak pernah melihat Kalvin semarah dan sekecewa itu padanya. Dalam hubungan persahabatan pasti ada yang namanya salah paham, cek-cok, dan pastinya perkelahian. Namun ini semua tetaplah kesalahannya. Sekali lagi, membuat seorang sahabat kecewa adalah hal yang paling dihindarinya selama ini.

Lihatlah, ia melakukan apa yang berusaha ia hindari demi lancarnya hubungan persahabatan mereka, ia benar-benar bodoh. Ia menyakiti seseorang yang teramat disayangi oleh sahabatnya. Ia benar-benar menyesal.

Ia beranjak menuju ubin kamarnya, sedikit menundukkan kepalanya dengan tujuan melihat sebuah kotak besar di bawah ranjang yang menyimpan semua kenangan masa kecilnya bersama para sahabat.

Tangannya terulur mengambil kotak itu dan menariknya keluar dari bawah ranjang milik lelaki itu. Tak menunggu lama, langsung saja ia membuka kotak yang berisikan kenangan lamanya.

Namun setelah ia membuka kotak besar yang berisikan banyak mainan dan foto-foto masa kecilnya. Ada empat buah foto dengan bingkai berwarna hitam, foto itu bergambarkan seorang anak laki-laki bersama seorang perempuan, ia mengusap permukaan foto itu dan mendadak kepalanya berdenyut sakit.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang