34 - Past Memories

542 25 0
                                    

Gadis itu berlari dengan senyuman sumringah menghiasi wajah cantiknya. Ia tiba di depan rumahnya yang sederhana ditemani bunga - bunga yang berwarna-warni menambah kesan elegan pada rumah itu.

Gadis itu membuka pintu rumahnya dengan semangat dan langsung mendatangi seorang lelaki paruh baya yang tengah menyeduh kopinya dengan air hangat. Tak menunggu lama, langsung saja gadis itu memeluk lelaki kesayangannya itu dari belakang.

"Dady!" Teriakan itu membuat laki-laki paruh baya yang berada pada pelukan gadis itu terlonjak kaget.

Apa yang membuatmu begitu bahagia, Irene?" Tanya lelaki itu tersenyum lembut.

"Sebentar lagi, pemilik SMA Garuda itu akan segera mati, Dady!" Ucapnya dengan senyuman yang kembali mengembang.

"Benarkah? Aku ikut senang mendengar itu sayang," laki-laki yang di panggil Daddy oleh Irene itu membelai wajahnya lembut.

"Tentu saja Daddy harus senang, karena jika mereka mati, kita akan menjadi pemilik sekolah itu, hahaha" gelaknya seraya menatap daddy-nya itu dengan senyuman kecut.

"Begitulah. Ohh ya, jangan panggil ayahmu ini dengan sebutan Daddy, sayang, itu sangat tidak cocok."

"Cih biasa saja, jangan di persulit. Hmm dad, untuk membunuh keluarga Albert, kita membutuhkan uang 2000 dollar. Apa kau ada?" Tanya Irene memastikan.

"Tenang saja sayang, apa gunanya uang sekolah kita? Kau bisa mengambil itu sepuasnya."

"Hahaha kau yang terbaik dad!"

* * *

"Lin, lo dimana sih? Gue mau minta maaf, Lin. Gue nyesal udah nyakitin lo waktu itu, gue nyesal udah ngebenci lo, gue nyesal udah ngingkarin janji gue ke lo, Lin." Avin. Laki-laki itu masih mengusap permukaan empat foto itu secara bergantian.

Ia mengambil foto yang lain, disana tampak si kecil Arlin tengah memperhatikan ke arah lain. Avin melihat pada kamera, namun Arlin lebih memilih untuk mengalihkan pandangannya.

 Avin melihat pada kamera, namun Arlin lebih memilih untuk mengalihkan pandangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang