45 - Tidak Terduga

402 17 0
                                    

Ruangan yang tertata rapi dengan cahaya redup yang menghalangi pandangan lelaki itu, ia merasa aneh ketika memperhatikan susunan ruangan yang ia tiduri, ini bukan kamarnya!

Dengan susah payah ia bangkit, kepalanya pusing seperti tertindih sesuatu, ia tak dapat mengingat hal yang telah terjadi, bagaimana ia sampai di ruangan ini, dan apa yang telah ia lakukan.

Ia berjalan gontai menuju kamar mandi, namun pandangannya terhenti pada seorang gadis yang berbaring dengan punggung bergetar seakan tengah menangis. Namun ia tahu siapa gadis ini, tapi, bagaimana bisa ia juga berada didalam ruangan yang sama dengannya.

"I...Irene?" Panggilnya ragu.

"Hiks.. hiks..." suara isakan itu membuatnya membeku seketika. Ia baru sadar bahwa tubuhnya tak terlapisi oleh sehelai benangpun.

"Hah?? Apa-apaan ini, apa yang terjadi, Rene?!" Tanyanya bingung. Ia benar-benar kacau sekarang.

"Lo.... jahat, Vin," ucapnya takut dan suara tangisan itu semakin terdengar jelas di indera pendengaran lelaki itu.

"Gimana bisa?! Bahkan gue ga tau, gue gak inget satupun, Rene! Gue berani bersumpah!!" Teriak Avin kalap.

"Udahlah, Vin. Ini udah terjadi, bersihin diri lo," ucap Irene berusaha bangkit dari posisi tidurnya.

"Maafin gue, Rene. Bahkan gue gak tau apa yang terjadi," hal itu dijawab anggukan kepala oleh Irene.

Lima belas menit berlalu, Avin selesai dengan aktivitasnya dan keluar dari kamar mandi itu dengan pakaian yang lengkap, namun dari sorot matanya, ia tampak kacau.

"AAKHHHH!!" teriakan laki-laki itu menggema di seluruh ruangannya bersama Irene tadi.

"HAHAHAHAHAHAHAH"

"Richard! Gue nyesel tau ga, ngikutin rencana gila lo ini, kalo sampe Avin mati, lo akan gue buat mati juga," sinis Irene, ia mulai khawatir melihat luka di perut bagian kiri Avin semakin parah. Darahnya keluar tanpa henti, seakan sudah membanjiri tubuhnya.

Richard langsung menyeret tubuh Avin ke tempat tidur yang sempat ditiduri oleh Avin dan Irene tadi dan langsung membaringkan tubuh lelaki yang sudah tak berdaya itu lagi.

"Maafin gue, Avin." Lirih Irene.

"Halaaah tak perlu seperti itu juga, lelakimu itu pasti akan dibawa ke rumah sakit oleh polisi, lagian kau kan tidak benar-benar tidur bersamanya," sinis Richard kesal.

"Tetep aja, gue khawatir sama dia," balas Irene.

"Tak usah berlebihan, kirimi Arlinnya itu pesan, suruh dia kesini. Langsung hubungi polisi setelah beberapa saat!" suruh Richard santai.

Langsung saja Irene beranjak untuk mengacak- acak handphone milik Avin. Ia mencari kontak Arlin dan langsung mengirimi gadis itu pesan.

"Udah,"

"Kita tunggu kedatangan sang kekasih," ucap lelaki itu disertai seringaian tajam diwajahnya.

* * *

Ting!

From: Avin

Lin, gue mau minta tolong, kalo sempet lo datang ke hotel xxxxx ya, kamar 614, cepet!

"Hah?"

"Ada apa dek?" Tanya Arlan memandang Arlin bingung.

"Avin memintaku datang ke hotel xxxx, kira-kira ada apa ya?" Heran Arlin.

"Ayo, akan ku temani," ajak Arlan, namun dicegat oleh Brayn seraya menggelengkan kepalanya pelan.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang