Pagi ini, di SMA Garuda, seperti biasanya semua siswa melakukan upacara dan patroli yang dilakukan oleh anggota osis yang piket melihat siapa saja yang terlambat atau menggunakan atribut yang tidak lengkap.
"Woi Avin!! Cepetan tuh pagar udah dijaga sama bajingan-bajingan tengik tuh!" teriak Kalvin
"Bentar anjing, mobil lo sih kecepatannya kurang," balas Avin
"Kok nyalahin mobil gue sih bangsat?!" Teriak Kalvin tak terima.
"Woi peliharaan gue! Bisa diem gak lo? Brisik tau ga, pagi-pagi udah ribut ae!" Teriak Theo berusaha menghentikan keributan kedua sahabatnya.
"Lo pms Teh? Dari kemaren marah-marah ga jelas ae, heran gue," ucap Kalvin menghenikan aksi ributnya bersama Avin.
"Ga tau juga gue, AHAHAHA" tawa menggelegar itu keluar begitu saja dari mulut Theo hingga membuat dua pemuda yang berada di jok depan itu menoleh heran ke arah Theo.
"Untung temen gue, bangsat," oceh Avin.
Mereka masuk ke sekolah tepat waktu bersamaan dengan bel yang berbunyi menandakan upacara bendera akan segera dimulai.
"Teh! Dasi lo mana anjing?! Cepetan sat, ini udah mau dimulai upacaranya!" Teriak Avin ribet.
"Woi anjing, topi gue mana sat?!" Teriak Kalvin juga.
"Waduhh cari tuh di dalem tas gue, ada satu lagi, punya si Siti gue maling kemaren," balas Theo ikut berteriak.
"Woi Theo bangsat, jadi topi gue lo ambil, bener bener lo, setan egrang!" Teriak gadis yang bernama Siti itu dan dibalas dengan cengiran tak berdosa oleh Theo.
"Aduhh Kalvinn!!! Sepatu gue sebelah lagi mana sat?!" Teriak Avin bingung
"Ehh ini Vin kepake sama gue, aduh sepatu gue mana ya yang satu itu?"
"Itu Kal, coba liat di ventilasi noh!" Tunjuk Theo pada ventilasi udara di kelasnya.
"Kenapa pada rusuh sih?! Lo pada ngapain aja dari rumah? Gak ada persiapan? Dasar ganteng-ganteng aneh!" Protes Siti itu yang dibalas dengan bengongan dari mereka bertiga.
"Sejak kapan si Siti mau ngomong sama kita bertiga? Kerasukan apaan tuh, cupu?" Heran Theo seraya berlarian bersama dua sahabatnya ke lapangan upacara
* * *
Rintik hujan yang jatuh dari langit berawan gelap kini mengiringi pemakaman Dorcas seolah menjadi melodi pengiring kematian yang mengharukan.
MS-13 adalah sebuah organisasi ilegal yang diisi oleh para bajingan-bajingan yang tak kalah kejam dari Arlin. Ya sebuah kematian adalah konsekuensi dari para pengabdi MS-13.
Mereka yang masuk kedalam kawanan adalah mereka yang telah berani menanggung segala konsekuensi perkerjaan mereka, termasuk kematian. Jadi tak ada yang patut disalahkan atas kematian karena mereka telah bersumpah akan mengabdi di dalam perlindungan MS-13.
Arlin juga berdiri disana dengan posisi yang paling depan untuk menyaksikan sendiri proses ketika peti mati Dorcas dikebumikan. Wajahnya tetap kaku, tak ada tergambarkan sedikitpun rasa kesedihan di wajahnya, namun ketahuilah bahwa didalam hati gadis itu, ia turut berduka cita atas kematian Dorcas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Release
Mystery / ThrillerBagaimana mungkin seorang gadis cupu yang dianggap sampah memiliki banyak kejutan dihidupnya. Tidak ada satupun orang yang tau tentang apa yang di sembunyikan oleh gadis itu selama belasan tahun. WARNING!!! • TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN • TERDAPAT K...