06- Suspicious(?)

1.2K 66 0
                                    

Arlin mengikat tali sepatunya, sembari menunggu pintu lift terbuka. Ketika pintu lift terbuka, ia berpapasan dengan Mr. Jackson, seorang office boy yang sudah lama berkerja di Appartement itu.

"Selamat pagi, nona." sapa Mr. Jackson ramah.

"Pagi juga, pak." sapa Arlin kembali.

"Maaf sebelumnya, nona, jika saya menyita waktu nona, semalam Nyonya besar menelepon, bahwasanya hari ini jam 14.00 nyonya sudah di bolehkan pulang dari rumah sakit."

Karena Mr. Jackson tau bahwa Arlin akan segera berangkat ke sekolah, maka Mr. Jacksom menjelaskan percakapannya dengan Nyonya Albert secara singkat.

Arlin teringat, jika semalam handphone-nya tertinggal di atas kasur dan sampai saat ini ia sama sekali belum mengecek pesan-pesan yang masuk ke handphone-nya itu.

"Dan Nyonya Albert meminta agar nona menjemput beliau di rumah sakit," lanjut Mr. Jackson.

"Baik pak, terimakasih infonya."

Ting!

Pintu lift terbuka, dan Arlin segera memasukinya untuk menuju lantai dasar.

'Sialan! Ngapain sih semalam gue sok dingin banget, untung aja Avin nggak tau siapa gue sebenarnya.'

Tak lama kemudian, pintu lift terbuka, ia langsung melangkah keluar dari ruangan berbentuk kotak, sempit itu. Arlin menyapa ramah semua pegawai yang sudah datang pada pagi itu.

Saat ia hendak membuka pintu utama Appartement, Arlin melihat seorang laki laki yang berseragam SMA berlambangkan sekolah yang sama seperti dirinya.

'Avin...'

Arlin memundurkan langkahnya karena ia tak mau Avin mengetahui keberadaannya saat ini, daripada menunggu lama, Arlin mengambil jalan pintas, dengan membalut tubuhnya menggunakan hoodie hitam bergambar tengkorak yang ia keluarkan dari tasnya.

'mudah-mudahan Avin gak ngeliat gue' batin Arlin seraya menundukkan kepalanya dalam.

"Eeh non Arlin, kenapa perginya pake angkot? Tumben non gak bawa motor ke sekolah?" tanya pak Ujang, seorang satpam Appartement.

Arlin tersentak kaget, "Oh, i.. Iya pak, lagi pengen suasana baru aja," ucap Arlin dengan gugup, sambil terus menundukkan kepalanya, karena ia tak sanggup menatap pak ujang karena di sebelahnya ada Avin yang tengah menatapnya bingung.

"Itu, motor baru non, ya? Non! Sejak kapan juga sih pake kacamata? Non minus toh?" tanya pak Ujang berturut-turut.

'Ini pak Ujang kampret, nanyanya harus bejibun banget,' rutuk Arlin dalam hati.

"Iya pak, itu motor baru--" Arlin reflek menutup mulutnya dengan kedua tangan.

'Mulut sialan!'

"Ngomong-ngomong lo dapat motor itu dari mana?" tanya Avin penasaran.

"Pak, aku duluan ya!" pamit Arlin pada pak Ujang, tanpa menjawab pertanyaan Avin.

Tiba-tiba Avin menahan pergelangan tangan Arlin, "Lo sekolah dimana? Lo bisa bareng gue kok,"

"SMA Garud--" Arlin memukul kembali mulutnya yang tak pernah bisa di rem itu.

"Ooh, lo dari SMA Garuda, lo bisa bar--"

"Gue kepepet, gue belum buat PR!!"

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang