23 - Bad

815 38 1
                                    

Dengan perlahan, Arlin menuangkan kuah bakso yang sangat panas dari si cupu itu, ia menikmati wajah tersiksa Irene, benar benar kenikmatan yang sangat besar.

"ARKHHHH!" teriakan Irene mengedar ke seluruh penjuru kantin, mereka memandang Irene dengan tatapan iba, namun tidak ada yang berani untuk mencegah Arlin untuk berbuat hal itu.

Setelah adegan dimana Arlin menyirami tubuh Irene dengan kuah bakso yang panas itu, ia beralih dengan makanan yang berada di tangan kirinya, menatap tajam Irene dengan seringaian setan andalannya.

Benar benar hal yang menakjubkan, melihat si cupu yang selalu jadi korban bullying sekarang menjadi tukang bully, bahkan membalasnya dengan lebih kejam.

"Sialan lo, Arlin!" Teriak Irene dan berusaha menjangkau kaki jenjang milik Arlin.

Namun dengan cepat, Arlin mencegah hal itu dan langsung menginjak tangan Irene, ia memutar alas sepatunya dengan gerakan memutar secara perlahan, hingga menambah rasa sakit pada tangan Irene.

"Lo ga akan bisa mendapati gue lagi, Irene. Gimana rasanya? Enakkan kalo dibully habis- habisan gini?" Tanya Arlin dengan seringaian kejam yang tercipta di wajah cantiknya.

Ia menarik seseorang dengan menggunakan hijab dan kacamata besar, serta baju yang sangat kedodoran di tubuh mungil gadis itu.

"Ngaku sama gue, lo udah di apain aja sama dia?" Tanya Arlin dengan nada dingin seraya menunjuk tegas pada Irene.

"Aa...a..aku..."

"Jangan gagap, cepat! Waktu gue gak banyak!" Ucap Arlin dingin.

"Rambut aku di potong habis sama Irene, dan makanya aku make hijab begini, dan juga aku diikat di gudang sekolah seharian, tangan aku di lukain pake pisau sama Irene, Berly dan Jessy, padahal aku ga tau salah aku apa," ucap gadis itu polos.

Cuihh

Dengan kejamnya, Arlin meludahi tubuh Irene dengan air liurnya yang menjijikkan itu, semua orang disana meringis melihat aksi yang di lakukan oleh Arlin.

"BAWA JESSY DENGAN BERLY KE SINI!!" entah pada siapa Arlin berteriak, namun sesegera mungkin beberapa anak cewek bergerak dari sana dengan tujuan memanggil Jessy dan Berly.

"Dan lo---" secara tiba-tiba tubuh Arlin seperti disenggol tak sengaja oleh seseorang yang berada di belakangnya.

Ia melihat orang itu dengan seringaian seakan-akan bicara "Ini saatnya lo tau siapa gue,"

Dengan tak berdosanya, Arlin menarik rokok yang berada di tangan kanan cowok itu, sehingga membuat si empu yang punya rokok itu terlonjak kaget.

Laki-laki itu di sambut dengan pemandangan tak biasa, gadis yang menarik rokoknya tadi mempertontonkan adegannya yang menghisap rokok itu dengan kenikmatan.

Avin. Laki-laki itu adalah Avin, ia memandang Arlin tak percaya, namun ia bisa apa? Tak ada hal yang bisa ia lakukan, ia hanya diam melihat kegiatan Arlin kali ini.

Dan secara tak sengaja, pandangannya teralihkan menuju orang yang duduk bersimpuh tak berdaya di kaki Arlin, namun ia hanya mengacuhkannya.

"Lo.. Arlin kan?"

"Udah tau siapa gue? Kalo lo emang nerima gue apa adanya, lanjutkan," ucap Arlin terlewat santai.

Perkataan Arlin sebentar ini membuat seluruh penjuru kantin heboh, mereka bingung, ada apa antara Arlin dan Avin, semua pandangan jatuh pada mereka, tidak ada yang memperdulikan kondisi Irene saat ini.

Brakk

Dengan ekspresi pura-pura terkejut, Arlin menutup mulutnya, ia memandang Berly dan Jessy yang bersujud di depannya, siapa yang berani memperlakukan Berly dan Jessy seperti ini? Ia melihat ke arah orang yang mendorong dia gadis cabe kesayangan Arlin ini.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang