38 - You're Free

532 21 2
                                    

Avin masih berkumpul bersama kedua sahabatnya, jam telah menunjukkan pukul 16.00, namun mereka masih betah berada di appartemen milik Avin itu.

Setelah kejadian ia dan Kalvin, lelaki itu merasa persahabatannya bersama bedua manusia sengklek ini semakin erat, dan jangan lupakan di manusia es, Brayn.

Handphone Avin bergetar menandakan seseorang telah meneleponnya, Kalvin segera mengalihkan pamdangannya pada handphone milik Avin yang tengah terletak di atas nakas samping tempat tidur king size itu.

"AVIIN HANDPHONE LO BUNYI,"

"SIAPA YANG NELEPON?!!!"

"KAGAK ADA NAMANYA!!" teriakan Kalvin itu membuat Avin langsung keluar dari kamar mandi, dan segera mengambil benda kotak pipih tersebut.

"Hallo? Siapa?"

"Kau men-delete nomor mamamu?" Tanya orang yang berada di seberang telepon tersebut.

"Mama?"

"Temui saya di pemakaman," ucapnya dingin dan langsung memutuskan panggilan itu sepihak.

"Pemakaman? Siapa yang mati?" Gumamnya namun masih terdengar di telinga Kalvin dan Theo.

"Hah?! Mati?! Siapa yang mati anjir?!" Tanya mereka serempak.

"Gue juga gak tau. Gue pergi bentar, dan jangan ikutin gue. Jaga nih appart," titah Avin dan berlalu meninggalkan kedua sahabatnya.

Lelaki itu memacu motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ingat, dia juga seorang pembalap, bagaimanapun dan sejauh apapun jarak yang akan di tempuhnya, hal itu tak akan berpengaruh padanya.

* * *

"Arlin, kau tidak mau pulang? Sebentar lagi malam akan segera datang," tanya Mike menatap Arlin heran.

"Aku masih belum puas bertemu teman-temanku ini, Mike. Biarkan aku berfoto-foto dengan mereka." Pinta Arlin tanpa menatap lelaki itu.

"Iya Mike, jarang-jarang kita kumpul di studio kan, apalagi mega bintang kita yang satu ini, begitu sulit untuk menghubunginya," pinta salah seorang cewek menatap Mike dengan tatapan genitnya.

"Aku menyesal membawa Arlin kemari, tetap saja lupa waktu, padahal janjinya hanya sampai jam 16.00 dan berakhir dengan dua jam setelahnya." Desis Mike menatap Arlin kesal.

Dua jam menunggu, akhirnya Arlin selesai dengan acara kumpul-kumpulnya dengan para model-model cantik itu, ia meminta Mike untuk mengajaknya berjalan-jalan memutari kota Tokyo itu sekitar satu jam.

Namun Arlin tetaplah Arlin, mereka baru selesai jalan-jalan pukul 22.00 dan Mike harus memaksa Arlin pulang agar gadis itu tak lagi keras kepala, dan memintanya untuk melanjutkan acara berjalan-jalan mereka.

Cklek

Pintu mansion milik gadis itu dibukanya secara perlahan, takut ketahuan oleh Brayn atau siapapun yang ada di rumah. Namun dewi fortuna sedang tak berpihak padanya.

Lampu tiba-tiba menyala, dan menampilkan sosok Brayn dengan tangan mengepal kuat. Lelaki itu langsung mendatangi Arlin dengan tergesa, dan memandangnya tajam.

"Dari mana kau?!" Tanya Brayn dingin.

"Luar!" Jawab Arlin singkat dan berlalu meninggalkan Brayn. Tak ingin Arlin kabur, Brayn menjangkau lengan gadis itu dan mencengkramnya kuat.

Black ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang