Author POV.
Seperti biasanya Clarissa dan Raihan selalu datang ke sekolah pagi-pagi. Sambil mengisi keheningan Raihan mengajak Clarissa ngobrol diiringi langkah kaki yang menyusuri koridor kelas.
"Clarissa kamu jadian sama Kak Diaz?" tanya Raihan sambil memasukkan satu tangan disaku celananya.
Clarissa menoleh kearah Raihan yang sedang berjalan sambil menatap lurus ke depan. "Kamu tahu darimana?"
Langkah kaki Raihan berhenti lalu menoleh kearah Clarissa. "Dari Cheril,"
Clarissa mengangguk sambil tersenyum. "Iya memang benar."
Seketika ada rasa yang mengganjal di hati Raihan entah apa itu Raihan tidak tahu. Namun ia abaikan saja tidak terlalu mengambil pusing. Raihan mulai melanjutkan langkah kakinya. "Kak Diaz nggak ngajak kamu berangkat sekolah bareng?" tanya Raihan sambil menoleh kearah Clarissa yang sedang menyamakan langkah kakinya.
"Kak Diaz hari ini nggak berangkat, katanya mau berangkat sekolah bareng aku. Cuma dia lagi sakit hari ini, mungkin akibat kemarin hujan-hujanan." sahut Clarissa.
Akhirnya sampailah di depan kelas X IPA 1 di mana kelas tersebut adalah kelas Clarissa yang disinggahi. Clarissa meletakkan tasnya dan duduk di bangkunya. Sedangkan Raihan ia duduk di bangku milik Tanisha karena ingin mengobrol dengan Clarissa terlebih dahulu.
"Kasihan Ayah, kalau dagangan nggak abis-abis jualan sampai jam setengah sepuluh malam gitu. Kadang aku suka khawatir, padahal ada Ibu yang temenin," ujar Clarissa mengisi keheningan dalam kelas.
Raihan berfikir sejenak. "Aha!! Gimana kalau kita orderin aja dagangan Ayah kamu,"
Clarissa mengerenyitkan keningnya. "Maksud kamu?"
"Gini aja, entar aku yang nyebarin dagangan Ayah kamu secara online gitu nanti aku yang antar pesanannya dan ada sedikit ongkir saja jangan kemahalan buat ongkirnya. Biar aku aja yang promosikan dagangannya karena aku tahu kalau lihat kamu suka ngenes, sering banget nggak ada kuota." jelas Raihan dengan wajah senang menawarkan dengan suka rela.
"Nggak kasihan kamunya, nanti kalau jam sekolah gimana nanti keganggu." Clarissa memasang ekspresi wajah yang merasa tidak enak kepada Raihan karena takut merepotkan.
Raihan menatap wajah Clarissa penuh arti sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Clarissa. "Kamu tenang aja, aku atur waktu. Buat jam sekolah aku nggak terima order dan buat hari libur stand by sampai abis dagangannya. Jadi, pulang sekolah aku mandi terus langsung ke tempat jualan Ayah kamu gimana?"
Penawaran Raihan bagus juga tapi apa itu tidak merepotkan sekali baginya.
"Serius kamu mau lakuin ini demi bantu Ayah aku. Maaf kalau jadi repotin gini."
Raihan tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Nggak kok lagian aku lakuin ini ikhlas dari lubuk hatiku dan aku serius nglakuin ini Clarissa percayalah padaku," Raihan berupaya meyakinkan hati Clarissa dan akhirnya Clarissa mengangguk dan menerimanya. Raihan pun merasa senang setelah melihat persetujuan dari Clarissa.
"Kapan mau lakuin rencana bisnis Ayah ku ini?" Tanya Clarissa sambil menahan tawa.
Raihan bangkit dari duduknya bukan berarti Tanisha sudah datang tapi dia ingin menampakkan wajah serius dan kepercayaan. "Mulai dari sekarang aku orderin nanti jam pulang sekolah tinggal kirim aja barang pesanannya." Sahut Raihan sambil mengepalkan satu tangannya dengan tangan yang satunya lagi, mengartikan keyakinannya.
***
Pulang sekolah Clarissa bersama Raihan karena Diaz tidak bisa menjemputnya. Diaz sedang demam dan Flu saat ini, dirinya yang meminta tidak menjemput Clarissa karena takut Flu yang dialaminya tersebar ke tubuh Clarissa hingga Clarissa tertular olehnya. Karena itu, Diaz tidak menginginkan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...