Happy Reading🤗
Author POV.
Hari ini Clarissa tidak bawa bekal karena buru-buru. Bahkan tadi pagi dia belum sarapan. Ingin rasanya Clarissa pergi ke Kantin untuk sekedar membeli minum atau makanan ringan. Namun Vania pergi meninggalkannya sendiri. Vania diajak ke Kantin bersama Fahmi. Ya akhir-akhir ini kedekatan Vania dan Fahmi semakin diperbincangkan oleh para teman-temannya
Teman yang satunya yaitu Tanisha. Dia tidak berangkat hari ini. Bingung saat ini, Raihan tidak masuk karena sakit. Pada siapa lagi Clarissa mengajak seseorang.
Fernan menutup atlas yang tadi ia lihat dan baca-baca. Pandangan matanya tertuju pada gadis yang sedang berdiri disamping jendela sambil menatap pemandangan diluar. Entah kenapa hatinya ingin mendekatinya.
"Nggak ke Kantin? Lo nggak bawa bekal kan?" Ucap Fernan sambil menautkan alisnya.
Ucapan Fernan berhasil membuat Clarissa menoleh kearahnya.
"Iya.""Ayok ke Kantin. Gue tahu lo belum makan dari pagi." Ajak Fernan sambil mengulurkan tangannya sebagai tanda untuk menyetujui.
Clarissa hanya memanggut kikuk. Lalu menerima uluran tangan Fernan. Mendadak Fernan merasa senang saat sebuah tangan yang lembut nan halus itu saat ia genggam. Iya mengulum senyumnya sambil menatap Clarissa yang menunduk.
Tibalah mereka berdua di Kantin. Fernan yang memesan makanan dan Clarissa duduk ditempat yang sudah disediakan.
Dua porsi nasi goreng dan dua botol air mineral sudah tersedia dimeja yang ditempati oleh Clarissa dan Fernan. Tinggallah mereka berdua menikmatinya.
Diaz sedang melamun sambil menopang dagunya. Melihat keramaian Kantin yang nampak jelas ditelinganya. Teriakan para pembeli, gosipan para wanita dan bisik-bisik siswa siswi yang menghuni pendengarannya saat ini.
Sejak putus dengan Clarissa ia selalu sama seperti ini. Bahkan untuk makan saja ia tidak berasumsi. Kegalauan yang sedang melanda dirinya. Masih belum bisa melepaskan dan merelakan gadis cantik itu.
"Bro, dimakan nasi gorengnya. Kasihan kalau cuma jadiin pajangan. Udahlah lo nggak usah kayak gini gara-gara selalu nyalahin diri lo." Ujar Farel sambil mendaratkan pantatnya kesebuah kursi.
"Tauk tuh makin hari makin jelas aja kalau lo mirip mayat hidup." Timpal Felix sambil menuangkan saus pada nasi gorengnya.
Diaz memicingkan matanya sambil melempar tatapan tajam kearah Felix.
"Selow Bro. Gue yang putus dari Felycia aja nggak kayak lo sampai begini." Felix berusaha menenangkan Diaz.
Diaz tidak menghiraukan ucapan Felix. Tatapannya beralih kesamping dan nampak wajah gadis cantik yang sedang fokus memakan nasi goreng.
"Clarissa." Gumam Diaz sambil bangkit dari kursinya.
"Bang lo mau kemana!!" Teriak Farel sambil mengunyah nasi goreng yang masih penuh dimulutnya.
Dengan senyum yang mengulum Diaz melenggang pergi dan melangkahkan kakinya kearah meja yang disinggahi Clarissa saat ini.
Sudah berdiri disamping meja yang Clarissa tempati. Tapi ada sosok yang mengganggu menurut Diaz. Iya pria yang waktu itu berurusan dijalan. Sekejap senyumnya berubah menjadi hambar. Ingin rasanya Diaz menanyakan soal dia dan Clarissa. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk mengintrogasinya.
"Hai Clarissa." Orang yang disapanya mendongakkan kepalanya sambil tersenyum kikuk. Bahkan Fernan yang tidak disapa ikut mendongakkan kepala.
"Lagi makan ya." Bodoh, sudah tahu lagi makan pakai acara nanya begituan.
KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Подростковая литература[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...