37. Pertanyaan Gagal

1.2K 44 5
                                    

Author POV.

Diaz sedang melihat sikap Clarissa. Rasanya seperti ada yang disembunyikan darinya. Ok nanti ia akan menanyakan soal rahasia yang ia sembunyikan saat ini.

"Kak dimakan."

Diaz tersadar dari lamunannya. Lalu mengangguk dan mengambil satu bakwan dengan dicocol ke saus.

"Clarissa, gue minta lo ikut gue." Seru Diaz sambil mengunyah.

Clarissa menautkan alisnya. "Kemana?"

Sebuah pergelangan tangan Clarissa digenggam oleh tangan Diaz. Ia berdiri dan diikuti Clarissa.

"Om, boleh pinjam Clarissa dulu nggak?" Tanya Diaz pada Dika yang sedang menggoreng.

"Ouh iya boleh-boleh." Sambil mengangguk pasti.

"Eh tapi Fernan gimana?" Ujar Clarissa sambil menoleh kearahnya.

Fernan tersedak, ia begitu kaget saat Clarissa memperdulikannya.

"Nggak apa-apa. Om saya pamit." Lalu Fernan bangkit dan menyalami tangan Dika.

Setelah Fernan pergi dari tempat jualan Dika, tinggallah Clarissa dan Diaz yang saling berhadapan.

***
"Kakak ngajak aku kesini?"

"Iya gimana? Bagus nggak?" Sambil memasukkan satu tangannya disaku.

Iya, kali ini Clarissa dan Diaz sedang berada dipusat Perpustakaan terbesar dikota metropolitan yang ada di Indonesia ini. Begitu indah, terdapat banyak buku yang disusun rapih. Clarissa senang bisa berada di Perpustakaan ini. Nyaman dan bisa menenangkan hati. Apalagi membaca disebuah taman yang ada di Perpustakaan itu. Nampak sejuk karena angin yang berhembusan mengenai wajah Clarissa.

Perpustakaan bisa juga tempat untuk menenangkan diri. Dengan membaca sebuah buku dengan santai, menyesuaikan kondisi dimana Clarissa membacanya.

Sebuah kontak mata Diaz tertuju pada gadis dihadapannya itu. Ia terlihat begitu fokus membaca sebuah buku yang entah ia tidak tahu judulnya. Menyenangkan melihat sosok gadis itu membaca sambil tersenyum.

"Baca buku apa?" Tanya Diaz dengan senyuman khas.

Clarissa mendongak sambil tersenyum tipis. "Kisah gadis London yang tersesat di negeri orang."

Diaz mengangguk sebagai jawaban 'iya'.

'Benar-benar buku ini ceritanya mengkisahkan sama persis dengan kehidupan nyata saya.' Batin Clarissa.

Memang membutuhkan waktu lama agar Clarissa benar-benar sudah nyaman berkytat pada buku itu. Tujuannya ia membawa Clarissa di Perpustakaan adalah untuk menanyakan sebuah pertanyaan yang selalu mengganjal dibenaknya.

Tibalah waktu yang tepat untuk ia bertanya.

"Clarissa, kalau Kakak bertanya tolong jawab ya." Pertanyaan itu berhasil membuat Clarissa mendongakkan kepala menunjukkan raut wajah bingung.

"Apa Kak?"

"Tolong Kakak minta Clarissa jawab dengan jujur dan tidak ada yang dirahasiakan. Kakak minta terbukalah dengan Kakak saat berbicara."

Diam tak bersuara. Itulah yang dilakukan gadis cantik itu. Ia sudah tahu apa yang akan ditanyakan oleh Diaz. Pasti soal kejadian yang waktu ia dibawa ke Rumah Sakit.

"Hai, gue boleh baca buku disamping lo?" Ucap sosok gadis yang tiba-tiba muncul disamping Diaz. Kehadiran gadis itu berhasil membuat Diaz menoleh.

"Azarine? Ngapain lo disini?" Tanya Diaz dengan keheranan.

C&D [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang