Author POV.
Malam ini adalah malam minggu. Malam di mana bagi yang punya pasangan pergi untuk kencan. Sedangkan, bagi yang setia jomblo di dalam rumah berlayar di pulau kapuk sambil mengharapkan hujan yang besar di malam ini.
Diaz, cowok itu sedang duduk di depan rumah Clarissa sambil menunggu pujaan hatinya bersiap-siap. Sebelumnya Diaz sudah memberitahukan kepada Clarissa untuk mengajaknya makan malam dengannya.
Tak butuh waktu lama untuk berdandan, gadis berambut lurus panjang yang tidak lain adalah Clarissa muncul dari balik pintu. Tak perlu banyak polesan di mukanya, hanya bedak tipis dan memakai lipstik tipis yang tidak mencolok. Karena Clarissa tidak suka berdandan tebal oleh sebab itu ia hanya memakai make up tipis.
"Kita mau kemana?" tanya Clarissa pada Diaz yang masih menatap wajah Clarissa. Padahal Clarissa hanya tampil sederhana dan pakaian yang ia kenakan juga tertutup.
Clarissa melambaikan tangannya di depan wajah Diaz untuk membuyarkan lamunannya dan hal itu berhasil membuat Diaz tersadar.
"Eh, iya kita mau makan ke restaurant milik Mamah."
Clarissa tersenyum mengembang. "Mamah kamu punya restaurant?"
Diaz mengangguk sambil memasukkan satu tangannya ke dalam saku. "Iya namanya restaurant Mom'iaz. Ya udah ayo kita berangkat nanti keburu malam."
Clarissa mengangguk lalu masuk ke dalam mobil Diaz saat Diaz membukakan pintu mobilnya mempersilahkan Clarissa duduk. Clarissa sudah duduk begitupun Diaz. Memakai sabuk pengaman sebelum berangkat itu yang Diaz lakukan.
"Sabuk pengamannya dipakai sayang." ucap Diaz sambil menoleh ke arah wajah Clarissa yang sudah tersipu malu.
Semburan di pipi Clarissa sudah nampak begitu jelas ketika Diaz mengatakan padanya 'Sayang'. Tanpa menunggu lama Clarissa langsung memakai sabuk pengamannya.
Diaz tersenyum senang lalu mengacak puncak rambut Clarissa yang terurai lurus malam ini membuat Diaz menatapnya begitu bahagia.
Setelah mobil itu berjalan dan berangkat menuju restaurant diantara mereka berdua tidak ada yang membuka pembicaraan. Diaz fokus menyetir dan menatap lurus ke depan dan Clarissa ikut menatap lurus ke depan melihat jalanan Ibu Kota yang begitu ramai.
Clarissa jenuh karena hanya suara kendaraan yang berlalu lalang yang mengisi pendengaraannya. Akhirnya ia membuka percakapan.
"Tumben bawa mobil." ujar Clarissa sambil menatap Diaz yang masih fokus menyetir dan nampak hidung mancungnya dengan paras wajah yang tampan.
Diaz tersenyum senang akhirnya suasana hening terpecahkan saat Clarissa membuka mulut terlebih dahulu.
"Biasanya juga bawa mobil. Kenapa? Kamu pengennya naik motor biar bisa pegangan sambil peluk aku?" sahut Diaz sambil tertawa kecil.
"Bukan gitu..." jawab Clarissa dengan kebingungan sambil menggigit bibir bawahnya. Clarissa sedang salting saat ini.
"Terus apa? Tadinya sih iya mau bawa motor cuma kasihan sama kamunya nanti kedinginan apalagi sekarang sudah malam. Nggak baik kena angin malam tuh." Diaz mengkhawatirkan kondisi Clarissa.
"Oh ya udah naik mobil aja."
Diaz mengusap rambut Clarissa dengan tangan kirinya sambil tersenyum. "Bisaan aja, biar bisa duduk berdampingan dengan satu mobil denganku." ucapan Diaz membuat Clarissa makin salting.
"Tauk ah," sahut Clarissa sambil menoleh ke samping jendela mobil upaya untuk menyembunyikan pipinya yang sudah seperti kepiting rebus.
Diaz yang melihat Clarissa salting sambil menyembunyikan semburan pipinya hanya bisa terkekeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Ficção Adolescente[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...