Author POV.
Kejadian saling kebut mengebut sudah berjalan selama setengah jam. Diaz tetap berkutat melihat mobil yang membawa Clarissa. Dirinya tidak ingin kehilangan jejak sedikitpun. Entah bagaimana gadis itu kalau tidak segera diselamatkan. Sebenarnya apa yang dimaksudkan penculik yang membawa Clarissa itu. Memang sebelumnya Clarissa pernah membuat salah apa. Dan kenapa harus Clarissa yang diculik. Ini tidak bisa dibiarkan. Itulah pemikiran Diaz dan masih banyak lagi pertanyaan yang terus mengganggu pikirannya.
Sangat disayangkan, Diaz telah kehilangan jejak. Gegara pikirannya yang selalu bertanya-tanya karena cemas ia berujung pada sebuah jalan buntu. Pasti selama ia berfikir tidak sadar akan arah jalur yang ia kendarai itu.
"Sialan!"
Kemudian Diaz memutar arah mobilnya. Baru disadari dirinya telah memasuki hutan yang dipenuhi pepohonan yang menjulang tinggi dan berisikan dedaunan yang lebat. Kalau seperti ini ia harus was was dengan tempat ini. Karena bisa dibilang berbahaya. Tempat ini sangat cocok untuk para penjahat bersembunyi.
Pepohonan yang tumbuh tinggi itu menutupi cuaca hari. Dimana hari ini sudah berubah menjadi gelap gulita. Didalam hutan ini tidak ada penerangan sama sekali.
"Gue harus hati-hati dengan tempat ini." Diaz merasakan banyak suara-suara yang begitu menyeramkan. Baik berasal dari suara binatang yang ada didalam hutan maupun suara dedaunan yang riuh tertiup angin.
***
Kondisi Clarissa saat ini sudah mulai melemah. Entah siapa yang akan datang menyelamatkannya kalau seperti ini."Kau pikir gue nggak akan menemukan lo, huh!!" Teriak Pak Bos dari para penculik itu.
Clarissa bergidig ketakutan, melihat suaranya yang begitu dalam dan raut muka yang menunjukkan amarah membuatnya semakin bergetar. Sayang sekali dia tidak bisa melihat mukanya dengan jelas, karena tertutup oleh masker. Mungkin penjahat itu sengaja menutupnya agar tidak terlihat jelas wajahnya.
"Si-siapa kamu!" Ucap Clarissa, memberanikan diri untuk bertanya.
Pria berbadan kekar itu tertawa lantang. Biarpun tawanya begitu lantang dan keras, namun tetap tidak terdengar ditelinga Diaz. Wajar saja posisi keduanya berbeda.
"Lo nggak perlu tahu." Sahut pria itu.
"Apa maksud kamu membawa Ku kemari?" Tanya Clarissa sambil menundukkan kepala karena ketakutan.
"Cup..cup..cup..gadis manis. Lo ingat siapa yang menyuruh para penculik waktu lo masih kecil? Itu saya. Sayang sekali saat itu lo berhasil kabur. Oke kali ini tidak apa-apa adikmu tidak ikut diculik juga. Yang terpenting gue sudah ada target."
Clarissa mendongakkan kepala. "Kau pesaing perusahaan Dad aku yang terkenal sukses iya?"
Pria itu bertepuk tangan dengan senang hati. "Pintar juga tebakan lo."
"Lantas untuk apa kau menculikku kemari. Gegara kau!! Aku terpisah dengan kedua orang tua kandungku." Sudah tidak tahan lagi, emosi Clarissa sudah mulai meletup-letup. Jika sudah seperti ini ia tidak boleh lemah atau berdiam diri saja.
"Kau bisa bertanya dengan Papah lo sendiri."
"Bagaimana aku bisa bertanya dengan Papah!! Aku sendiri terpisah oleh jarak dan waktu." Protes Clarissa.
"Arghh..banyak bicara kamu!!" Pria tersebut kesal kemudian melanjutkan bicaranya. "Pengawal!! Bawa dia diruang atas dan ikat dia dikursi dengan kencang. Jangan lupa mulutnya kau tutup juga!!" Seru pria itu dan langsung diangguki oleh para pengawalnya itu.
Tidak aneh lagi, walaupun ditengah hutan seperti ini tapi masih ada rumah besar yang bertingkat. Padahal rumah ini tidak layak untuk dipakai karena kotor, banyak debu dan berserakan. Rerumputan dihalaman rumah ini saja sudah sangat menjulang tinggi. Karena sama sekali tidak terurus. Tempat ini adalah tempat persembunyian para penjahat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Ficção Adolescente[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...