15. Jadian?

1.7K 84 19
                                    

Author lagi baik nih hari ini bonus update 2 part😊
Silahkan beri vote dan comment.
Happy Reading..

Author POV.

Clarissa melepaskan pelukannya, pelukan hangat Diaz membuatnya semakin mengurangi tangisan dan bebannya.

Diaz mengusap air mata yang turun di mata Clarissa sambil menatapnya penuh arti. "Lo nggak boleh nangis nanti cantiknya ilang,"

Clarissa berusaha tersenyum tubuh mungilnya menggigil dan merasa perih karena darah segar di lututnya terkena air tetesan hujan.

"Sini duduk dulu lo pasti kedinginan." Ucap Diaz sambil menyuruh Clarissa yang sedang mengigil dan menatap wajahnya terus-terusan. Clarissa mengangguk dan menuruti perintahnya.

"Ini baju seragamnya kenapa robek? Siapa yang sudah melakukannya?" tanya Diaz.

Diaz melepas sweater yang ia kenakan dan memakaikannya kepada tubuh Clarissa. Clarissa mendongak dan kembali menatap Diaz yang sedang berdiri di hadapannya.

"Nanti kakak kedinginan gimana? Pakai aja buat kakak," tolak Clarissa.

Diaz menggelengkan kepalanya. Kemudian Diaz yang melihat lutut Clarissa yang terdapat darah segar ia berjongkok dari hadapan Clarissa dan meniup niup lutut Clarissa.

Detak jantung Clarissa sedang tidak karuan saat ini semenjak Diaz memberikan sweater yang ia kenakan dan memakaikannya pada Clarissa.

Clarissa menatap wajah Diaz yang sibuk meniup-niup lututnya dan terdapat hembusan hangat dari tiupan itu. Hujan masih terus menerus mengguyur bahkan petirpun tidak henti-hentinya menggelegar.

Diaz yang menyadari Clarissa tengah menatap wajahnya ia berdiri lalu tersenyum lebar. "Nanti kita obati lututnya."

Clarissa menggigit bibir bawahnya kali ini ia benar-benar gugup. "Ki-kita?" tanya Clarissa sambil memandang Diaz dalam-dalam.

Diaz mengangguk lalu berjongkok ala pria yang ketika hendak menembak cewek. Kemudian Diaz mengeluarkan sekuntum bunga mawar merah dari kantung celana belakangnya yang sudah basah dan agak lepek akibat air hujan.

"Clarissa maukah kamu jadi pacar aku dan mendampingi hidupku sampai akhir hayat ini?"

Doarr ... Doarr ... Doarr..
Yang baca jangan sampai nge-fly😂

Clarissa menatap wajah Diaz tidak percaya, hatinya berkata iya namun pikirannya terngiang dengan perkataan Genia. Kini Clarissa masih terdiam hingga membuat Diaz angkat bicara lagi.

"Bagaimana Clarissa? Kamu terima bunga ini berarti menjawab iya." ucap Diaz yang masih pada posisi yang sama.

Clarissa menutup mata dan menghembuskan nafasnya perlahan-lahan. "Kak, aku takut Kak Genia marah, tadi dia nyuruh aku buat jauhin kakak."

Diaz bangkit dari posisi jongkoknya dan memegang kedua bahu Clarissa. "Kamu nggak perlu khawatir, nanti kakak yang hadapin semuanya sekarang yang penting Clarissa jawab dulu pertanyaan kakak,"

Bingung yang Clarissa alami saat ini, namun ia pejamkan mata terlebih dahulu dan membukanya kemudian menganggukkan kepala. "Iya, Kak. aku terima kakak jadi pacar aku. Aku ambil bunganya ya, cantik Kak bunganya aku suka."

Clarissa tersenyum sambil menerima bunga pemberian Diaz. Meski bunganya sudah tak rapih seperti hasil petikan tapi tak apa bagi Clarissa. Lantas laki-laki di depannya itu, loncat kegirangan rencananya berhasil seperti yang diimpikan.

"Yess..." ucap Diaz sambil loncat seperti anak kecil. Clarissa terkekeh melihat tingkah Diaz.

Setelah menyadari Clarissa terkekeh melihat aksinya, Diaz berhenti lompat. "Sekarang panggilnya jangan kakak lagi. Kita sudah resmi pacaran panggil Aku-Kamu aja oke." ujar Diaz sambil mengedipkan mata sebelah. Clarissa hanya menjawab dengan anggukan.

C&D [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang