Author POV.
Setelah lama dalam perjalanan menuju Sekolah. Akhirnya Clarissa dan Diaz telah sampai di Sekolahan. Diaz memarkirkan motornya dan melepas helm yang terpasang dikepalanya kemudian turun dari motor.
Clarissa masih berdiri disamping motor sambil terdiam. Mulutnya tertutup penuh membuat Diaz mengerenyitkan dahinya. Karena helm yang dipakai Clarissa masih terpasang. Berhubungan Clarissa memandang tidak dihadapan Diaz, Diaz membalikkan tubuh Clarissa menjadi menatapnya. Dan benar saja Sang Pujaan Hatinya tengah menangis.
Diaz panik lalu dengan segera menghapus air mata Clarissa yang terus menerus lolos. Kemudian Diaz bertanya pada Clarissa.
"Kenapa kamu menangis? Apa salah aku? Kalau gitu maaf ya." Ujar Diaz sambil menatap wajah Clarissa dengan intens.
Clarissa menggeleng kemudian langsung memeluk tubuh Diaz tanpa meminta izin. Clarissa memeluk Diaz sambil menangis. Tangisan itu terdengar oleh Diaz. Sungguh Diaz tidak tega melihat Clarissa terisak menangis seperti ini. Diaz membalas pelukan Clarissa dan membelai rambut lurusnya yang masih basah.
Cuaca hari ini sedang mendung sama seperti Clarissa. Hatinya sedang merasa gelap. Sikap Clarissa sedang tidak bersahabat sama seperti cuaca saat ini.
Satu persatu tetesan air hujan turun dari langit dan lama kelamaan menjadi hujan yang begitu deras. Diaz melepas pelukan Clarissa dan menenangkan Clarissa.
"Ya sudah nanti kamu ceritakan semuanya di Kelas. Ayok masuk ke Kelas, hujan sudah turun dengan deras." Suara Diaz hampir kalah dengan suara air hujan yang mengguyur membasahi isi bumi.
Clarissa tidak menyahut dirinya masih termenung. Akhirnya Diaz memutuskan melepaskan Sweaternya dan memayungi dirinya dengan Clarissa menggunakan sweater yang tadi dikenakan Diaz. Tubuh Clarissa dan Diaz saling berhadapan.
Deg.
'Diaz..' Batin Clarissa.
Clarissa mendongak menatap wajah Diaz yang begitu perhatian padanya. Akhirnya pandangan mereka berdua saling menatap satu sama lain.
"Ayok kita masuk Kelas dengan melangkahkan kaki kesamping." Ajak Diaz sambil memberikan intruksi.Clarissa mengangguk pelan dan mereka berdua mulai berjalan menuju Kelas Clarissa.
Seperti sepasang pasangan romantis yang berjalan ditengah lapangan untuk mencapai Kelas. Kenapa Diaz tidak memilih lewat dari koridor kelas? Karena diluar kelas sudah terdapat banyak murid-murid yang berdiri disana dan mungkin itu sangat sulit untuk dilewati Diaz.
Banyak pasang mata yang tertuju pada mereka. Termasuk Vania, Tanisha, Raihan dan Fernan melihat aksi romantis Diaz dan Clarissa. Bahkan banyak yang memuji keromantisan mereka berdua. Ada juga yang membenci aksi tersebut misalnya Azarine. Dirinya dulu tidak mencintai pria itu namun setelah dirinya merasa ada sosok wanita yang menjadi pengganggunya, Azarine mulai semakin merasa kehilangan dan akhirnya pada saat itu benar-benar dirinya merasa kehilangan orang yang mencintainya namun ia tidak membalas cintanya.
"Sabar ya Azarine, duh dasar cewek ganjen mintanya jalan ditengah lapangan biar banyak yang nonton adegan mereka berdua." Ucap Claresta sambil mengusap pelan pundak Azarine.
Azarine tidak merespon ucapan Claresta yang dipikirannya hanya kebencian. Namun dia teringat bahwa saat ini ia ingin bisa memiliki Felix. Padahal Felix sudah jadi milik Felycia.
Genia memasang sorot mata tajam dan kesal."Tuh anak nggak nurut banget dengan ucapan gue!! Nggak bisa dibiarin ini terjadi. Intinya dia harus segera putus biar Azarine gue suruh dia balikan dan setelah menunggu Felix putus, gue bakal jadi pacarnya.haha." Gumam Genia.
KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...