32. Kecelakaan

1.4K 48 4
                                    

Author POV.

Pertanyaan yang dilontarkan Kakaknya Fernan sungguh membuat Clarissa bertanya-tanya. Memang apa hubungannya dengan pertanyaan tersebut.

Aldrich menunggu jawaban dari Clarissa. Masih tetap saja Clarissa menatap Kakak Fernan dengan bingung.

Hendak Clarissa membuka suara, Fernan dan Raihan sudah kembali dari dapur dan menyediakan brownis yang sudah dipotong-potong.

"Silahkan dimakan." Ucap Fernan lalu duduk disofa.

Raihan dan Clarissa mengangguk mengerti.

"Rasanya enak banget, gue suka. Dek kenapa lo beli cuma satu kardus brownis doang?" Puji Aldrich sambil memakan brownis tersebut dengan lahap.

"Rugi." Balas Fernan sambil mengunyah brownis.

Mendadak Aldrich tersedak mendengar jawaban dari adiknya itu. "Rugi?" Seketika tawa pecah dari mulut Aldrich. "Lo nggak usah khawatir. Nanti Kakak bakal ganti duitnya. Pesen aja yang banyak buat bekal Kakak dikantor." Sambung Aldrich.

"Hmm." Fernan kembali menyantap brownis lezat dan manis itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 20.30. Raihan dan Clarissa pamit pulang. Cukup kenyang juga perut mereka setelah memakan brownis buatan Clarissa. Sebenarnya Raihan dan Clarissa tidak ingin makan brownis tersebut. Berhubungan Fernan dan Kakaknya memaksa jadilah mereka berdua memakannya. Aneh nggak sih kalau orderan kita sendiri terus kita ikut makan hasil orderan kita?

Hari sudah malam, semakin lama angin malam semakin dingin. Raihan dan Clarissa masih dalam perjalanan.

Cegukan yang berasal dari mulut Clarissa membuat Raihan khawatir.

"Kamu belum minum ya?" Tebak Raihan.

"I-iya."

Raihan memarkirkan motornya disamping trotoar. "Ya sudah kita beli minum dulu. Gini aja deh, kamu beli minum sendiri nanti aku mau ngisi bensin dulu. Kalau udah selesai kamu tunggu aja disini ya." Ucap Raihan.

Clarissa turun dari motor dan mengangguk sebagai jawaban.

Raihan menyalakan motornya lalu pergi menuju sebuah Pom Bensin.

Bensin sudah terisi penuh. Raihan langsung bergegas menemui Clarissa. Clarissa melambaikan tangan pada Raihan. Raihan tersenyum kepada Clarissa, lalu pergi menyebrang untuk menuju Clarissa yang sudah menunggu.

Sebuah mobil hitam yang berjalan sangat kencang hendak menabrak motor Raihan. Raihan berusaha menghindari aksi tabrakan tersebut. Hingga membuat dirinya menyetir motor dengan oleng lalu terjatuh disamping trotoar. Kepalanya terbentur dan mengeluarkan darah segar didahinya.

Azarine yang ada didalam mobil tersebut begitu kaget. Tak sengaja dirinya menabrak Raihan hingga terjatuh. Keringat dingin bercucuran didahinya.

Clarissa membulatkan kedua matanya dan menjerit begitu keras. "RAIHANNN..."

Pandangan mata Raihan mendadak menjadi gelap. Bayang-bayang tubuh Clarissa pun ia tak nampak begitu jelas. Sekejap Raihan melihat mobil yang hendak menabraknya. Kemudian matanya terpejam.

Azarine langsung mengemudikan mobilnya lalu beranjak pergi.

Clarissa menyebrangi jalan sambil berlari. Bulir-bulir air matanya sudah berjatuhan didaerah pipinya. Sudah tak kuasa untuk menahan tangisnya.

"Raihan bangun.." ucap Clarissa sambil menepuk pelan pipi Raihan.

Tak ada sahutan sama sekali dari Raihan matanya sudah terpejam. Clarissa benar-benar panik. Seluruh orang disekitar langsung mengerubungi dan menontonnya saja.

C&D [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang