Author POV.
Kicauan burung yang menghiasi pagi ini. Sebuah kicauan yang indah dan membuat hati tenang membangunkan Clarissa pagi ini. Tanpa jam beker atau alarm handphone. Kicauan burunglah yang setiap pagi membangunkannya.
Clarissa membuka mata perlahan-lahan, di situlah ia temukan sosok pria yang memakai sweater merah yang sering dipakainya di sekolah.
"Sudah bangun tuan putri?" Sambutnya.
Clarissa tersenyum lebar.
"Cepat mandi sana! Kita berangkat sekolah lebih pagi. Katanya mau menghindar dari Kak Diaz."Clarissa hanya mengangguk dan langsung bergegas ke dalam kamar mandi.
"Sudah siap." ucap Clarissa pada orang yang sedari tadi menunggu Clarissa bersiap-siap dan dia sedang duduk di depan rumahnya.
"Kamu nggak usah bawa sepeda ya ... naik motor bareng aku aja."
"Maksudnya bonceng?"
Raihan tertawa kecil. "Kamu lucu ya Clarissa. Ya iyalah bonceng. Gimana sih kamu," ucapnya sambil mengacak rambut kepala Clarissa.
"Ya udah ayo."
Tiba-tiba seseorang datang sambil mengendarai motor besarnya.
Clarissa menelan saliva dengan kesusahan. Yang dilihat saat ini adalah sosok pria yang memakai jaket hitam dengan sepatu mahal dan sebuah gaya yang cool, keren dan begitu tampan.
"Kak Diaz, ngapain ke sini?" Tanya Clarissa dengan bingung.
"Masa Clarissa lupa."
Clarissa melirih kearah Raihan dan melihat kembali wajah Diaz. "Nggak-nggak, aku nggak mau. Nanti murid sekolah di sana mau ngomongin aku apalagi? Dan Kakak sama Kak Azarine masih pacaran aku nggak mau jadi orang ketiga diantara kalian," ujar Clarissa.
Diaz tersenyum kearah Clarissa sambil menyipitkan pandangannya. "Nggak apa-apa kok, lagian gue sama dia berasa nggak pacaran."
Raihan tiba-tiba ikut campur ngomong.
"Maaf maksud Kakak apa ya?"Diaz melirih kearah Raihan dan beralih menatap wajah Clarissa kembali. "Kalau pacaran masa gue sama dia nggak deket nggak akrab. Kan aneh? Apalagi dia pelit ngomong, dingin orangnya, jutek gitu lah. Gue nggak suka."
"Jadi??" Tanya Raihan.
Diaz memutar bola matanya malas.
'Nih anak kepo banget si' batin Diaz."Udahlah ayo naik, nih pakai helmnya udah aku siapin dari rumah." Diaz memberikan helm yang ia pegang pada Clarissa.
"Nggak, Kak. Makasih aku mau berangkat sama Raihan aja."
"Clarissa tunggu! Kemarin gue udah bilang nggak ada penolakan. Sekarang kamu berniat kabur ya?"
'Bagaimana bisa Kak Diaz tahu.' batin Clarissa.
"Nggak usah bengong gitu, sudah ketebak kok. Biasanya juga berangkat sekolah bukan jam segini."
"Maaf ini bukan urusan, Kakak. Jadi lebih baik Kakak berangkat sendiri aja. Aku mau berangkat sama Raihan," ucap Clarissa sambil menundukkan kepala.
"Hey tuan putri. Jangan biasain ngomong nunduk nanti mahkotamu jatuh." ucap Diaz sambil tersenyum
Clarissa mengangkat wajahnya dan menatap kearah lain.
Raihan menyalakan motornya dan menyuruh Clarissa naik di atas motor yang sudah ditumpanginya. Saat Clarissa hendak menaiki motor Raihan, Diaz menahan pergelangan tangan Clarissa.
![](https://img.wattpad.com/cover/177637124-288-k434026.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Ficção Adolescente[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...