Hai para Reader's❤
Maaf kalau kemarin aku nggak bisa Up dikarenakan ada keperluan mendadak:)Author POV.
Raihan berjalan secara bolak balik didalam kelasnya mencemaskan keberadaan Clarissa. Tanisha sudah berbicara berkali-kali pada Raihan untuk tenang sebentar, namun Raihan tetap tidak bergeming.
Vania masuk kedalam kelas dengan wajah yang berseri-seri. Ekspresinya mendadak berubah saat melihat Raihan sedari tadi bolak balik berjalan kesana kemari sambil mengepalkan kedua tangannya menjadi satu.
"Lo kenapa Rai?" Tanya Vania sambil menaikkan satu alisnya.
Diam tidak ada suara yang diucapkan oleh Raihan. Vania menghembuskan nafasnya lalu menaruh tasnya ditempat duduknya.
"Tanisha lo tahu Raihan kenapa?" Tanisha hanya mengedikkan bahunya.
"Btw Clarissa kemana? Bukannya sedari tadi sudah datang?" Tanya Vania dengan wajah bingung.
Tiba-tiba Raihan mengagetkan Vania dan Tanisha dengan berteriak.
"ITU DIA!!"Tanisha dan Vania saling memandang satu sama lain dan mengerenyitkan keningnya.
"Yang bikin gue cemas itu. Entah kenapa perasaan gue jadi nggak enak. Lo berdua tahu nggak?" Tanisha dan Vania saling menggelengkan kepalanya. "Tadi pas gue ke kantin beli botol berisi air mineral. Nah pas gue baru pegang dan belum bayar tuh botol jatuh dan pecah. Gue merasa ada firasat buruk pada hari ini." Lanjut Raihan dengan raut muka yang semakin cemas.
Vania tertawa sedangkan Tanisha hanya menggelengkan kepalanya.
"Lo lucu banget. Percaya banget sih sama firasat lo yang abal-abal gitu." Tawa pada mulut Vania semakin pecah."Serius dan gue..." Keisha datang sambil memotong ucapan Raihan.
"Rai!!" Raihan terpaksa menoleh kearah Keisha dengan wajah kesal. Sedang enak-enaknya ia bercerita, Keisha malah mengganggu.
"Apa?"
"Fernan kemana?" Tanya Keisha sambil melihat kolong meja Fernan. Pikirnya mungkin saja Fernan ada didalam kolong meja.
"Mana gue tahu. Ganggu aja lo!" Sewot Raihan dan mulai membuka mulutnya lagi untuk melanjutkan ceritanya yang terjeda.
"Aaaaa..." Vania berteriak dengan kencang hingga menimbulkan kebisingan didalam kelas. Banyak temannya yang marah-marah karena jeritan dari Vania yang membuat perut mereka mual.
"Kenapa lo? Berisik amat masih pagi!!" Sewot Tanisha sambil mencubit pipi Vania.
Vania mengerucutkan bibirnya sambil mengusap pipinya yang terkena cubitan.
"Sakit bego!!" Tanisha memeletkan lidahnya. "Raihan tadi pas berangkat sekolah gue ketemu Fernan dengan wajah cemas gitu kenapa ya?" Lanjut Vania.Raihan mengerutkan dahinya. "Fernan?"
Vania mengangguk mantap."Iya terus gue lihat dibaju seragam Fernan tepatnya dibagian dadanya terdapat darah segar. Jangan-jangan dia terkena tembakan kali ya." Ucap Vania.
"Perasaan gue nggak denger bunyi pistol disini." Ujar Raihan.
"Iya gue juga nggak." Timpal Tanisha.
"Atau darah seseorang. What!! Apa dia abis berantem kali yak?" Teriak Vania histeris.
"Fernan yang kayak gitu aja berantem." Ucap Raihan sambil memutar bola matanya.
Keadaan semakin dibuat bingung lagi. Apalagi setelah Vania memberitahukan tentang Fernan yang keadaannya sangat membingungkan pikiran Vania.
Vania menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan Raihan.
'Iya juga ya. Terus yang terjadi sebenarnya itu apa ya? Atau jangan-jangan..' Batin Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...