Author POV.
Diaz membaringkan tubuh Clarissa ke ranjang UKS. Kondisi Clarissa sedang tidak baik, wajahnya yang begitu sangat pucat pasih membuat Diaz dan Raihan khawatir dengan kondisinya. Mereka berdua berharap Clarissa baik-baik saja.
Seorang dokter wanita datang untuk memperiksa keadaan Clarissa. Dan pada saat itu, dokter meminta Diaz dan Raihan keluar terlebih dahulu.
Di luar terdapat Vania dan Tanisha yang ikut panik akan kondisi Clarissa.
"Bagaimana? Mmm ... apa kata Dokternya?" tanya Vania pada Raihan.
"Dokter baru memperiksanya, kita tunggu saja nanti dan semoga Clarissa baik-baik saja," jawab Raihan sambil menenangkan Vania.
Vania hanya mengangguk saja.Setelah 5 menit dokter tersebut keluar dan memberikan informasi kepada para sahabat Clarissa.
"Kondisi Clarissa saat ini baik-baik saja. Dia pucat sepertinya belum sarapan dan sangat capek. Jadi, sementara biarkan dia istirahat terlebih dahulu," jelas dokter yang ada di UKS sekolah SMA Kebangsaan.
"Tapi bolehkah aku masuk ke dalam, Dok?" tanya Diaz.
Dokter mengangguk. "Boleh, tapi hanya satu orang saja dan tidak boleh berisik."
"Baik, Dok. Makasih." balas Diaz.
Lalu Dokter tersebut beranjak pergi. Diaz? ia langsung memasuki ruang UKS yang ditempati Clarissa tanpa berbicara pada Raihan terlebih dahulu atau yang lainnya.
Diaz sudah memasuki ruangan Clarissa. Yang dilihat Diaz masih sama, wajah pucat Clarissa dan bibir yang mengering. Diaz mengambil sebuah kursi didekat meja samping ranjang tidur Clarissa. Lalu, ia memegang tangan kanan Clarissa dan membelai rambut Clarissa dengan pelan.
"Clarissa..." panggil Diaz dengan suara pelan dan kecil.
Tapi saat Diaz memanggil Clarissa tak ada respon darinya. Diaz tidak tega melihat kondisi Clarissa yang seperti ini. Oleh karena itu, Diaz berniat untuk keluar dari ruangan. Namun, sebelum keluar dari ruangan ia mencium dahi Clarissa dan barulah ia keluar dari ruangan.
Diaz menutup pintu UKS lalu ia duduk ditempat tunggu depan UKS.
Vania yang keponya super duper itu ia langsung bertanya pada Diaz. "Bagaimana keadaannya?"
Diaz tidak menjawab ucapan Vania ia hanya melamun sambil menyandarkan kepalanya di tembok. Raihan yang ikut penasaran dengan pertanyaan Vania yang tidak direspon oleh Diaz, ia langsung memasuki ruang UKS dan melihat kondisi Clarissa.
Raihan langsung duduk di samping ranjang tempat tidur Clarissa. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin ia lemparkan pada Clarissa. Namun, niatnya ia urungkan dokter melarang untuk berisik dan kondisi Clarissa ini sedang tidak sadarkan diri.
Sudah 25 menit Raihan masih berada di samping Clarissa. Karena, Raihan begitu ngantuk ia tertidur di samping bahu Clarissa sambil memegang tangan kanan Clarissa.
Tak lama akhirnya Clarissa sadarkan diri. Clarissa mencoba untuk bangun namun gagal karena kepalanya masih terasa pusing. Raihan yang sedang tertidur kini ia terbangun karena gerakan Clarissa yang ia rasakan membuatnya terbangun.
Raihan mengucek kedua matanya dan terlihat sosok Clarissa yang sudah sadarkan diri. "Kamu baik-baik aja kan Clarissa?" pertanyaan itu langsung dilontarkan pada Clarissa saat terbangun.
Clarissa memegang dahinya mencoba mengingat kejadian tadi. "Iya aku baik-baik aja,"
Raihan keluar dari ruangan dan memanggil sahabatnya. Lalu ia masuk ke dalam ruangan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...