Author POV.
Diaz sedang menatap langit atap kamarnya. Sembari mombolak balik badannya. Berpytar kesana kemari dari posisi tidurnya. Sesekali ia memikirkan sosok gadis cantik tersebut.
Rasanya libur selama 2 minggu begitu berat. Berat menahan rindu dan kangen yang begitu besar. Bisa saja tiap hari ia mengajak gadis tersebut jalan-jalan. Tapi, ia sadar diri. Kali ini dia bukan siapa-siapa dia lagi. Toh buktinya sejak gadis itu memutuskannya, Diaz merasa memang bersalah akan ketidak hadirannya saat itu.
"Sorry." Itulah kata yang selalu ia ucapkan saat ini.
Sebuah pintu kamarnya terbuka dan nampak sosok wajah bidadari yang telah melahirkannya. Tanpa ketukan atau teriakan Ibunya langsung membuka pintu dan masuk kedalamnya.
Kehadiran Ibunya, Diaz bangkit dari tidurnya dan merubah posisinya menjadi duduk. Rosalina duduk disampingnya sambil mengusap kepala anak tersayangnya itu.
"Kenapa hmm?"
"Nggak Mah." Sahut Diaz sambil menundukkan kepala.
"Jangan terus-terusan menyalahkan dirimu. Mamah yakin ada alasan tersembunyi yang tidak diberitahukan padamu. Bisa saja seperti ada sebuah ancaman atau peringatan." Saran Rosalina dengan suara lembut.
Rosalina sudah mengetahui bahwa anaknya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Clarissa. Saat hari dimana kejadian tersebut terjadi. Kepulangan Diaz dengan wajah lesu sudah disambut Ibunya. Saat itulah Diaz menceritakan semuanya.
"Tapi Diaz memang pantas.." Rosalina memotong perkataan Diaz.
"Memang pantas apa? Sudahlah kamu jangan selalu berkata seperti itu. Gini aja, kamu selidiki soal permasalahan Clarissa. Kemudian rahasia yang ia sembunyikan soal ini. Mamah yakin kamu akan mengetahui semuanya. Minta bantuan kedua temanmu untuk membantu menyukseskan rencana ini." Jelas Rosalina dengan menyampaikan saran pada Diaz.
Kalau dipikir-pikir benar juga perkataan Rosalina. Sebuah saran tersebut mungkin saja berguna untuk memecahkan sebuah masalah. Dan kini dia mengulum senyumnya. Memang benar sekali jika dirinya merasa bersalah itu adalah hal konyol. Kesalahan tersebut tidak mungkin menjadi alasan dari putusnya hubungan dirinya dan Clarissa.
"Makasih Mah, udah ngasih saran." Sambil memeluk Ibu tercintanya dan langsung dibalas pelukan olehnya.
Rosalina melepas pelukannya lalu bangkit dari duduknya. "Kamu tidur ya, sekarang sudah larut malam. Kalau rindu atau cemas, chat atau telepon saja padanya. Mamah yakin dia bakal membalasnya. Mamah melihat dari mata Clarissa ada aura kasihan dan tidak tega. Ok Mamah pergi, tidur yang nyenyak ya sayang." Lalu mengecup kening Diaz dan melangkah pergi keluar kamar Diaz.
"Iya Mah."
Ketika pintu kamarnya tertutup, Diaz kembali membaringkan tubuhnya dikasur empuknya.
"Hari libur ini begitu menyiksa diriku. Tidak sepenuhnya aku mendatangi rumah Clarissa. Dan mungkin hari-hari tertentu. Pasti dia ikut bantu jualan dengan orang tuanya." Gumam Diaz sambil tersenyum.
Tring..
Hendak saja Diaz ingin mengirim pesan pada Clarissa. Namun gadis itu lebih dulu mengirim pesan.
Melihat isi pesan tersebut membuat Diaz mungulum senyum dengan lebar.
Clarissa♡
Kak, makasih buat Martabaknya aku suka:)Diaz
Iya sama-sama. Makasih udah mau memakan martabak pemberian Kakak:)
Clarissa♡
Mmm..iya Kak.
KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Ficção Adolescente[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...