14. Diaz Berubah

1.8K 68 14
                                    

Author POV.

Diaz sedang berdiri di samping jendela kamarnya menatap bintang yang berkelap-kelip dilangit yang memancarkan cahaya indah pada bumi ini. Sekarang Diaz sibuk memikirkan sesuatu tentang cara nembak yang romantis agar Clarissa dibuat terbunga-bunga.

Ya, walaupun Diaz pernah menembak cewek yang sudah menjadi mantan pertamanya yaitu Azarine, tapi bagi Diaz itu terlihat biasa-biasa saja. Saat itu dirinya menembak di depan seluruh teman-temannya. Hingga pada saat Azarine menjawab 'Iya' seluruh teman Diaz bersorak dengan mengungkapkan 'Ciee'.

Sudah cukup lama ia memandang bintang dari jendela kamarnya hingga dia memutuskan untuk memikirkan sesuatu sambil mondar mandir di samping jendela.

"Apa gue nembak dengan cara ngungkapin perasaan gue pada Clarissa diseluruh hadapan murid SMA Kebangsaan?" gumam Diaz.

Diaz menggelengkan kepalanya. "Tidak-tidak ini bisa jadi masalah bagi Clarissa ditambah lagi Azarine yang membencinya begitupun teman dekat Azarine,"

Diaz mencoba memikirkan sesuatu lagi. "Apa gue ngikutin cara nembak Felix atau Farel aja ya? Tapi itu kurang romantis." ucap Diaz sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Arghh..." teriak Diaz.

Seseorang mengetuk pintu dari balik pintu kamar Diaz. Diaz yang mendengar suara ketukan pintu itu langsung membuka pintu kamarnya.

"Mamah,"

Ibunya merapikan rambut anaknya yang berantakan sambil tersenyum. "Kamu kenapa sayang tadi teriak-teriak? Belum tidur juga, udah malam."

"Nggak, Mah. Nggak kenapa-napa. Iya nih Diaz mau tidur," sahut Diaz.

'Gue tanya sama Mamah aja kali ya?' Batin Diaz.

"Ya sudah tidur ya sayang sudah larut malam," pesan Rosalina sambil memegang pipi kiri Diaz, lalu beranjak pergi.

Diaz tersenyum kearah Ibunya, lalu menghentikan langkah kaki Ibunya sebelum melangkah semakin menjauh. "Tunggu dulu, Mah."

Rosalina membalikkan badannya dan mengangkat sebelah alisnya.
Diaz benar-benar gugup sekarang dirinya kebingungan akan berbicara dari mana dulu.

Diaz menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Anu mah, Mmm ... apa ya?"

Rosalina kembali mendekat pada putranya itu. "Apa sayang, kok kamu kayak lagi bingung gitu sampai gugup seperti ini." ujar Rosalina yang melihat tubuh Diaz sedikit gemetar.

Diaz menghembuskan nafasnya pelan. "Mah waktu Mamah ditembak sama Papah gimana Mah?" tanya Diaz ragu-ragu.

Ibunya terkekeh saat mendengar pertanyaan putranya itu. "Memangnya kenapa kok jadi nanya gini?"

Diaz tidak menjawab dia hanya diam saja.

"Oke Mamah kasih tahu. Waktu itu Mamah ditembak sama Papah kamu saat Papah berusia sama seperti kamu dan Mamah adalah adik kelas Papah kamu. Saat itu Papah ngungkapin perasaannya saat hujan besar datang dan Mamah pada saat itu sedang berada di taman belakang sekolah sedang menangis. Papah kamu datang sambil membawa makanan karena dia tahu kalau Mamah belum makan. Mamah menerima makanan pemberian Papah kamu awalnya Mamah nolak cuma Papah kamu ngancem kalau nolak Papah kamu bakal suapin makanan yang dibawanya,"

Rosalina menarik nafas sejenak lalu kembali melanjutkan ceritanya. "Papah kamu ngusapin air mata Mamah saat Mamah sedang makan dan saat itu Mamah memandang Papah kamu cukup lama begitupun Papah kamu. Dalam kejadian saling tatap menatap itu, Papah kamu menyatakan cintanya sambil memegang tangan Mamah dengan tatapan serius di wajahnya. Begitulah ceritanya jadi Malu juga ya keinget sama cerita SMA gitu,"

C&D [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang