Author POV.
Hari sudah menjelang sore, sosok pria berparas tampan itu sedang bersiap-siap mengganti pakaian santainya dengan kemeja.
Pria itu benar-benar sudah tidak sabar ingin mempertanyakan soal gadis yang selalu terbayang dengan ingatan masa kecilnya.Satu persatu anak tangga ia turuni dan tibalah ia disebuah mobil Ferrari hitam miliknya itu. Nampak keren bukan? Kaca mata hitam yang ia kenakan, rambut yang disusun rapih, kemeja kotak-kotak berwarna hitam yang dibiarkan tidak dikancing, celana pensil berwarna hitam dan sepatu putih yang melekat dikakinya. Sungguh pangeran yang sangat-sangat tampan.
Niatnya hanya mengajak kesuatu tempat yang tidak begitu ramai hanya mengajaknya kesebuah tempat dimana bisa melihat pemandangan alam.
Aldrich, kakaknya itu bingung melihat penampilan adiknya yang terlihat rapih. Sebelumnya tampilannya selama di Indonesia ini tidak pernah serapih itu. Namun entahlah ada apa gerangan.
"Woy lo mau kemana?" Teriak Kakaknya.
"Bodo amat!" Sahut Fernan sambil menjalankan mobilnya.
"Nggak ada sopan santunnya banget tuh anak sama kakak sendiri." Celoteh Aldrich.
○○○
Alangkah tidak sabarnya ia mendengar jawaban dari Clarissa. Semoga hari ini semua pertanyaannya terselesaikan.Kaca mobil terbuka dan nampak sosok pria didalamnya sambil menurunkan kaca matanya.
"Naik."
"Tapi nanti siapa yang bantu Ayah jualan kalau aku per.."
Raihan ikut campur bicara. "Kamu nggak usah khawatir biar aku aja yang bantu."
Clarissa menyipitkan pandangannya. "Nanti gosong lagi gimana?"
Raihan cengengesan. "Nggak kok. Aku nanti bantu layanin pelanggan aja. Biar Ayah kamu yang menggoreng."
Sedikit ragu dengan ucapan Raihan, terlihat tidak meyakinkan. Namun sudahlah, Clarissa mengangguk. Semoga hal itu tidak terjadi lagi.
Clarissa mulai memasuki mobil dan duduk disamping Fernan.
"Selamat berkencan." Ucap Raihan sambil terkekeh jahil.
Kalimat itu terdengar ditelinga Clarissa. Ingin rasanya ia mencubit cowok itu. Sayang sekali ia tidak bisa melakukan banyak gerakan ketika disamping Fernan.
Mobil yang Fernan kendarai sedari tadi hanya lurus belok kanan lurus lagi dan terus seperti itu. Clarissa bingung sebenarnya Fernan mau mengajaknya kemana.
Didalam mobil suasana keduanya sama-sama kikuk. Entah mulai darimana jika mereka berdua bicara. Fernan memutuskan untuk tetap fokus menyetir. Sedangkan Clarissa sedari tadi memainkan jari jemarinya.
"Ka-kamu ta-tampan banget hari ini." Ucap Clarissa dengan pelan. Itung-itung untuk basa basi agar tidak saling diam seperti ini.
Fernan mengerem mendadak. Lantas membuat keduanya terpental kedepan. Alangkah terkejutnya saat mendengar perkataan gadis disampungnya itu. Sungguh tidak disangka-sangka jika gadis itu memujinya.
Syok rasanya saat mobil yang ia tumpangi mengerem mendadak.
"Lo tahu?" Ucap Fernan dengan pelan.
Clarissa menggigit bibir bawahnya takut rasanya mendengar nada Fernan yang sedikit mengerikan itu. "A-apa?"
Tidak, kali ini Fernan benar-benar harus mengurung niatnya. Walau nampak terkejut tapi ia tetap tidak boleh memarahinya. Risih sebenarnya jikalau ada gadis yang menyebutnya tampan. Karena hal itu membuatnya teringat pada teman kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
C&D [Selesai]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Clarissa Aura Putri/Clarissa Aurellia adalah sosok gadis yang berasal dari London. Semenjak ia pindah ke Indonesia hidupnya menjadi sederhana. Karena Ia tinggal bukan dengan orang tua kandungnya tapi orang tua angkatnya. Tapi suatu ha...