86

47 7 0
                                    

Hari ini Alena sama Hanbin udah mau pulang lagi ke jeju sebab gak bisa lama-lama tinggalin ibunya sama dagangannya yang bisa di bilang rame.

"Alena pergi ma, pa"

"Hati hati ya sayang, mama sebenernya gak mau kamu pergi tpi kalok udah keinginan kamu yaudah mama setuju "

"Iya ma, aku juga lakuin itu buat bales  kebaikan  hanbin sama keluarganya"senyum Alena.

"Ayo Len mobilnya udah dateng"datang Hanbin.

"Yaudah aku pergi dulu"seru Alena pergi sambil bawa kopernya dan sekarang dia udah bawa baju bajunya ke jeju dan gak usah repot-repot lagi buat minjem ke hanbin.

Alena udah jalan ke arah mobil sedangkan Hanbin masih pamitan ke orang tua Alena.

"Saya pamit om, tante"tunduk Hanbin.

"Iya tolong jaga anak saya, tolong jaga dia buat tante ya"

"Iya tante"angguk Hanbin.

Setelah ngomong gitu Mama Alena langsung  masuk dan tinggal Om Thomas sama Hanbin yang saling diam.

"Jagain adek kamu ya, dia itu adek kamu"lirih tuan Thomas.

"Iya, kalok mau meskipun ayah gak minta aku juga udah jagain dia kok"senyum Hanbin yang buat tuan Thomas ngerasa bersalah banget ke Hanbin.

"Ntar Uangnya Ayah transfer mana nomer rekening kamu?"ucap Thomas.

"Nggak usah Hanbin bakal biayain Alena dengan hasil kerja Hanbin sendiri"ucapnya dengan menunduk.

"Tapi..."

"Ayah percayain semuanya sama Hanbin"

"Hanbin sama Alena pergi dulu Ayah"ucap Hanbin sambil menunduk 90°.

"Dadaaa Alee pergi dulu, Maa, Paaa"kini Alena yang dingin mulai hilang,dia mengangkat kedua tangannya dan melambaikannya.

"Sering sering pulang ya sayang,ntar kalo udah sampek Telfon Mama"dan Seketika keluarga Lavera mulai mencair Ibunya yang keras mulai membuka hatinya untuk menyayangi anaknya,tapi meski Ale nggak ada diSeoul sama Orang tuanya mereka masih bersyukur karena anaknya mau menerima lagi orang tuanya.

"Baik baik disana Anak anakku"-Thomas Lavera.

"Kita bahkan bisa tau sifat aslinya Ale dari temennya ya Pa,emang kita orang tua nggak becus"ucap Mama Alena setelah kepergian mobil taksi yang ditumpangi anaknya dan Temannya tadi.

"Iya Ma yang penting Ale udah nggak marah lagi sama kita dan disana juga dia nemuin orang baikkan"ucap Tuan Lavera dengan menyenderkan kepala sang istri kedalam pundaknya.

"Terimakasih Nak Sehun,Terimakasih Hanbin"guman Nyonya Lavera.

Flashback

"Oke gue bakal cerita dari awal tapi jangan pernah lo bilang bilang sama siapa siapa,awas aja lo"

"Emangnya aku mau cerita curhatan kamu sama siapa??emang ada yang mau denger??"

"Oke gue cerita dari awal...
Gue,Sahira,sama Zeva itu temen kecil kita udah temenan lamaa banget pas kita masih kecil orang tua kita selalu titipin kita dirumahnya Sahira bukan keorang tua tapi ke pembantunya yang baik hati banget namanya Bibi Hyun dia yang ngerawat kita pas kita main bareng bareng kita bertiga nggak pernah tau gimana sih rasanya disayang sama orang tua,pas gue kecil gue selalu tanya temen temen gue gimana sih rasanya disayang sama orang tua??tapi mereka selalu ketawa dan malah bully kita,dan sampai sekarang mereka nggak pernah sekalipun buat liat kita yang udah berulah beberapa kali disekolah,kita nakal cuma semata mata supaya kita diperhatiin sama mereka ehh bukannya merhatiin malahan mereka cuma diem aja dan malahan bokap gue selalu nurunin para mata mata buat ngawasin gue,andai aja mereka marah gue rela dimarahin gue rela itu tandanya mereka masih perhatian sama gue,rasa perhatiannya ditutupi sama kesibukan mereka masing masing,mereka malah nurunin mata mata segala dan setiap waktu keluarga kagak ada kata kata buat hanya menanyakan kabar gue aja"

Suara Tangisan dari Tuan Thomas mulai mengalir ketika dia mendengarkan sebuah rekaman sebuah curhatan hati dari seorang anaknya yang selama ini tidak ia hiraukan.

Dia sangat menyesal karena kenapa dia tidak mengetahui se kesepian itu Alena dan juga Teman teman yang ia anggap sebagai Saudaranya sendiri.

Bahkan Tuan Thomas sempat tidak suka kepada Sahira karena menganggap bahwa Sahiralah yang mengajak anaknya untuk menjadi anak yang nakal.

Tapi semuanya terungkap Anaknya seperti ini itu karena ulahnya sendiri,tidak menghiraukan anaknya dia hanya mementingkan Harta Harta dan Harta.

Dia terus saja menangis menyesali perbuatannya dulu.

Dia mendapatkan rekaman suara itu dari Sehun pada saat Alena belum masuk penjara.

"Apasih Alena pengen tau seberapa pentingnya barang ini buat Papa sampek Papa sama Mama nggak pernah liat anak kalian yang pengen juga dapet kasih sayang kalian"

Alena cek tuh ada pesan yang isinya pesan suara mau Alena buka ehh Papa langsung nyaut.

"Kamu ini kenapa si Alena"

"Kenapa??Kenapa??Papa masih tanya Alena kenapa??hehe nihh ambil aja nih barang kesayangan Papa sama Mama,tuh hpkan anak kalian jadi ya lebih penting dia kan daripada Ale"

Flashback off

Itulah mengapa Orang tua Alena mulai berubah menjadi lembut tapi sayang Alena yang mereka harapkan untuk tetap tinggal diSeoul harus pupus karena memang dia tidak ingin lagi bertemu dengan teman temannya diSeoul.

Terutama Sehun,meskipun Sehun lah yang membuat orang tua Alena menjadi hangat lagi tapi jujur saja dia masih sakit hati atas perkataan Sehun yang menyebut jika diri Alena adalah Sahabat Munafik.

"Akhirnya Mama sama Papa bisa hangat juga sama gue ya Bin"ucap Alena kearah Hanbin yang sedari tadi menatap Alena yahh Alena adiknya.

Hanbin lalu tersenyum simpul melihat ekspresi adiknya yang sangat bahagia itu juga dia merasa bahagia.

"Iyadong,ehh kamu berarti jadi dong sekolah diJeju??"tanya Hanbin.

"Iyaaa yeyy akhirnya gue bisa sekolah diJeju yaaa"girang Alena.

"Yaudahh tidur ntar sampek Terminal Aku bangunin"ucap Hanbin mengacak rambut Alena lalu tertawa melihat tingkah adiknya yang sangat menggemaskan.

"Ashiyapp"

"Kenapa tiba tiba Hanbin jadi hangat juga ya sama gue?"-Alena Lavera.


Tbc.

Annyeongg gimana gimana??kasih respon yaa:))
Selamat membaca:))

SOULMATE -( OH SEHUN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang